Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
PENGGUNAAN gas air mata belakangan ini menjadi sorotan publik. Ini imbas tragedi Kanjuruhan di Malang yang menewaskan ratusan orang pada Sabtu (1/10).
Gas air mata adalah senjata kimia berupa gas dan digunakan untuk melumpuhkan dengan menyebabkan iritasi pada mata dan/atau sistem pernapasan. Gas air mata bisa disimpan dalam bentuk semprotan ataupun granat. Alat ini sangat lazim digunakan oleh kepolisian dalam melawan kerusuhan dan dalam penangkapan.
Gas air mata terdiri dari beberapa bahan kimia yang berbeda, termasuk Chloroacetophenone (CN), Chlorobenzylidenemalononitrile (CS), Chloropicrin (PS), Nromobenzylcyanide (CA), Dibenzoxazepine (CR), serta kombinasi bahan kimia berbeda lainnya.
Lantas, seperti apa bahaya dari kandungan gas air mata untuk kesehatan, berikut penjelasan lengkapnya.
Dampak Bahaya Gas Air Mata
Kontak dengan gas air mata menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan, mata, dan kulit. Rasa sakit terjadi karena bahan kimia dalam gas air mata mengikat salah satu dari dua reseptor rasa sakit yang disebut TRPA1 dan TRPV1.
TRPA1 adalah reseptor rasa sakit yang sama dengan minyak dalam mustard, wasabi, dan lobak untuk memberi mereka rasa yang kuat. Kandungan Chlorobenzylidenemalononitrile dan Dibenzoxazepine ternyata 10.000 kali lebih kuat daripada minyak yang ditemukan dalam sayuran ini.
Beberapa dampak gas air mata untuk kesehatan antara lain:
- Penutupan kelopak mata yang tidak disengaja.
- Gatal pada mata.
- Sensasi terbakar pada mata.
- Kebutaan sementara.
- Pandangan yang kabur.
- Luka bakar kimia.
Adapun paparan jangka panjang atau paparan jarak dekat dari gas air mata dapat menyebabkan:
- Kebutaan.
- Pendarahan.
- Kerusakan saraf.
- Katarak.
- Erosi kornea.
Selain berdampak pada kesehatan mata, bahaya lain dari gas air mata adalah gangguan pernapasan, iritasi pada hidung, tenggorokan dan paru-paru. Orang dengan masalah pernapasan sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala parah seperti gagal napas, ketika terpapar gas air mata. Dalam kasus yang parah, paparan gas air mata konsentrasi tinggi atau paparan di ruang tertutup atau untuk jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kematian.
Lalu bagaimana pertolongan untuk yang terkena paparan gas air mata?
Penanganan untuk paparan pada mata awalnya harus dihilangkan kontaminasinya terlebih dahulu. Membilas mata dengan air atau garam selama 10-20 menit adalah perawatan awal yang paling sering direkomendasikan untuk mendekontaminasi mata. Pembilasan dengan saline (larutan garam) normal sangat berefek besar untuk perbaikan gejala.
Pertolongan untuk paparan saluran pernafasan, gejala pada pernafasan biasanya mayoritas ringan dan seharusnya membaik dengan penghentian paparan dan membawanya ke udara segar. Konsentrasi tinggi (seperti paparan di ruang terbatas) atau periode paparan yang lama dapat menyebabkan gejala pada pernafasan yang cukup signifikan.
Baca juga: Soal Gas Air Mata di Kanjuruhan, Polri: Materi Sedang Didalami
Pemantauan dan dukungan fungsi pernapasan penting bagi pasien bergejala. Kegagalan pernapasan mungkin jarang terjadi namun dapat juga terjadi akibat spasme laring yang menghambat jalan nafas sehingga ventilasi bantuan mungkin diperlukan. Dapat terjadi eksaserbasi asma, emfisema (kerusakan alveolus) atau bronchitis pada mereka yang memiliki kondisi tersebut sebelumnya, ataupun bisa juga tidak. Hanya saja, asma bisa terjadi karena alergi akibat menanggapi agen.
Selain dari saluran pernafasan, untuk paparan kulit juga perlu adanya pertolongan karena kulit juga bisa menjadi target paparan gas air mata. Paparan pada kulit harus didekontaminasi secara menyeluruh dengan air mengalir dan sabun untuk menghilangkan kontaminasi dan menenangkan sensasi terbakar. Wajah juga harus dibersihkan dari partikel-partikel sebelum disabun.
Pertolongan untuk paparan saluran pencernaan, gejala gastrointestinal (gangguan saluran pencernaan) ini tidak umum, namun bisa saja terjadi muntah, mual dan muntah karena efek iritan. Apabila air liur yang telah terkontamisani tertelan, juga dapat menyebabkan muntah dan diare.
Jika muntah atau diare terus berlanjut atau parah, ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan elektrolit, asidosis (penumpukan asam dalam darah), syok, kejang, obtundasi (penurunan kesadaran) dan hipokal- aemia (kadar kalium yang rendah dalam darah).
Dalam situasi ini, pasien mungkin memerlukan perawatan penggantian elektrolit.(OL-5)
BW lalu memproduksi ide filmnya tepat pada 40 hari setelah tragedi Kanjuruhan. Syuting dilakukan selama lima hari
MENJELANG dua tahun tragedi Kanjuruhan yang bakal jatuh 1 Oktober nanti, progres renovasi Stadion Kanjuruhan terus dikebut.
KEPOLISIAN Daerah Jawa Timur menyerahkan seluruhnya pada proses hukum, setelah Mahkamah Agung (MA) menerima kasasi Jaksa Penuntut Umum.
KELUARGA korban kecewa atas putusan Mahkamah Agung (MA), meski telah membatalkan vonis bebas terhadap dua polisi terdakwa kasus Tragedi Kanjuruhan.
WAKIL Presiden Ma’ruf Amin menilai pembatalan FIFA terhadap status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 bukanlah kiamat.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf mendorong agar Presiden Jokowi menindaklanjuti rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved