Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENYINTAS insiden yang mengalami trauma dan kondisi kesehatan mentalnya mengkhawatirkan sebaiknya diberi pendampingan kelompok dan pemeriksaan individual oleh profesional.
"Jika kondisi kesehatan mental para penyintas cukup mengkhawatirkan sebaiknya selain ada pendampingan kelompok, dilakukan juga pemeriksaan individual dengan profesional, bisa psikolog ataupun psikiater," ujar Psikolog klinis Rininda Mutia, Selasa (4/10).
Apa yang diutarakan Rininda mengacu pada insiden memilukan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kejadi yang menewaskan ratusan orang itu terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya, Sabtu (1/10).
Psikolog dari Himpunan Psikologi Indonesia dan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia ini mengatakan proses penyembuhan trauma untuk korban insiden bervariasi, tergantung dari bentuk trauma dan karakteristik orang yang mengalami trauma.
Langkah yang dilakukan untuk mendampingi korban insiden meliputi prosedur yang spesifik, ujar dia, mulai dari asesmen, intervensi, hingga evaluasi.
"Jadi bukan hanya ditemani atau diajak ngobrol tapi proses menemani dan mengajak ngobrolnya punya tujuan spesifik," ungkap Rininda.
Dia menambahkan proses penyembuhan trauma untuk korban insiden juga bergantung dari setiap individu. Dua orang yang terlibat dalam insiden yang sama bisa jadi membutuhkan waktu dengan durasi berbeda agar bisa betul-betul pulih dari trauma.
"Seseorang yang mengalami kejadian sama bisa punya penghayatan yang berbeda, bisa menghasilkan trauma yang berbeda pula," tuturnya.
Rininda menambahkan meski memori takkan hilang, yang bisa diusahakan adalah menurunkan intensitas emosi ketika mengingat peristiwa penuh trauma agar tidak terasa terlalu menyakitkan.(Ant/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved