Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
KETUA Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (BPET MUI) Muhammad Syauqillah memandang perlu menciptakan kesantunan bermedia sosial dengan penguatan akhlak dan nilai-nilai Pancasila.
"Ini menjadi satu arus untuk kemudian kita membuat gerakan di medsos itu menjadi sangat ramah. Itu perlu kita kedepankan. Akhlak terhadap
orang lain, bagaimana akhlak terhadap orang yang berbeda pendapat, orang yang berbeda keyakinan dan juga termasuk kepada orang yang berbeda agama, yang mana semua itu sesuai dengan nilai-nilai dari Pancasila," ujar Muhammad Syauqillah seperti dikutip Antara di Jakarta, Selasa (27/9).
Ia menegaskan bahwa Pancasila yang merupakan payung besar yang menaungi berbagai keragaman dengan jaminan kehidupan yang aman, sejahtera, serta adil dan makmur dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Namun, Pancasila ini sudah berulang kali digoyahkan oleh berbagai isu, khususnya di medsos, termasuk dari kelompok gerakan kanan.
Baca juga: Sekolah Berhati Berikan Bantuan Pendidikan kepada Puluhan Lembaga Binaan
"Kita berhadapan dengan bagaimana konten yang isinya ideologi yang anti-Pancasila itu. Nah, kalau seperti ini terus kita kan masih sering
melihat orang kampanye soal khilafah, orang kampanye soal daulah Islam, dan sebagainya," ujarnya.
Menurut dia, harus perlu menyikapi bagaimana menghadapi yang menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila itu.
Untuk itu, para tokoh agama, menurut dia, memiliki peran dan pengaruh yang cukup strategis pada bangsa ini untuk memengaruhi pola pikir dan memberikan literasi keagamaan guna mengarahkan serta membekali umat mencintai kerukunan dan persatuan, khususnya di dunia maya.
"Ya, tentunya tokoh agama itu berada pada posisi yang sangat didengar oleh masyarakat. Indonesia ini adalah negara yang agamis. Nah, ini yang menurut saya marilah kita ciptakan tokoh-tokoh agama ini adalah yang menaungi umat, menaungi bangsa ini dalam kerukunan dan persatuan," kata Kepala Program Studi Kajian Terorisme Universitas Indonesia ini. (Ant/OL-16)
INDONESIA mencatatkan nihil kasus serangan terorisme sejak tahun 2023 hingga saat ini, pertengahan tahun 2025. Hal itu disebut berkat peran dari berbagai pihak.
PAKAR terorisme Solahudin menyebut Indonesia saat ini berada di era terbaik dalam penanganan terorisme berkat strategi kolaboratif antara soft approach dan hard approach.
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
Gubernur Khofifah dan BNPT RI berkomitmen tanamkan moderasi beragama sejak dini di sekolah untuk cegah radikalisme. Jatim perkuat sinergi pusat-daerah.
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Komisi XIII DPR RI terus memperkuat upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
EKS narapidana terorisme (napiter) Haris Amir Falah mengungkapkan desa sering menjadi sasaran utama kelompok radikal dalam merekrut anggota baru.
BNPT bersama FKPT Provinsi Bali menyelenggarakan Lomba Gelar Budaya bertajuk Suara Damai Nusantara (SUDARA) guna memperkuat ketahanan siswa-siswi tingkat SMP dan SMA/sederajat
BNPT menyebut seorang perempuan yang sejatinya memiliki nilai keibuan, justru secara sengaja atau tidak sengaja menjadi aktor penting di dalam berbagai peristiwa atau aktivitas terorisme.
GURU Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Mirra Noor Milla menyatakan Indonesia berhasil menekan aksi terorisme dengan mencatatkan nol serangan dalam dua tahun terakhir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved