Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PENYAKIT cacar monyet yang sedang mewabah semakin menyita perhatian khalayak. WHO pun sudah menyatakan kondisi kasus cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.
Dalam Simposium Cacar Monyet yang dilangsungkan oleh SEAMEO TROPMED pada Rabu (14/9), terdapat 5 poin penting dan terbaru mengenai kasus tersebut;
1. Ada Kemungkinan Virus Clade I di tengah Masyarakat
Pada umumnya, kasus cacar monyet yang kini menyerang merupakan jenis virus Clade II, tepatnya Clade IIB. Namun, kemungkinan adanya virus Clade I, jenis virus yang sebelumnya banyak terjadi di Afrika, dengan dampak yang lebih besar dari virus Clade IIB, tetap ada.
“Dari diskusi, ternyata sebagian kasus di Thailand bukan Clade II, jadi memang mungkin saja virus dengan clade yang tidak ringan juga beredar saat ini. Ini perlu jadi perhatian pada 9 suspek kita yang sekarang sedang diperiksa di laboratorium," ungkap Chair of Governing Board SEAMEO TROPMED, Tjandra Yoga Aditama.
2. Dapat Menulari Bayi dalam Kandungan
Virus cacar monyet diberitakan dapat menembus sawar plasenta (ari-ari). Artinya, kemungkinan ibu pengidap cacar monyet dapat menularkannya kepada bayi dalam kandungan.
3. Di Masa Inkubasi Virus, Tak boleh Donor Darah atau Organ
Masa inkubasi Virus Cacar Monyet dapat berlangsung hingga 21 hari. Oleh karena itu, WHO menyarankan untuk tetap melakukan monitor dan pembatasan interaksi pascakontak fisik dengan pengidap cacar monyet. Di masa inkubasi tersebut juga, terduga dalam pengawasan dan tidak diperbolehkan melakukan donor organ atau darah.
Baca juga: Selama belum Bergejala, Cacar Monyet tidak akan Menular
4. Penularan Dapat Terjadi pada Siapa Saja
Tjandra mengungkapkan petugas kesehatan yang bekerja pada kasus Cacar Monyet juga rentan menjadi korban penularan.
“Data WHO di dunia sejauh ini menunjukkan angkanya 4,5% dari total kasus, dan secara jelas ada bukti bahwa setidaknya tiga orang petugas kesehatan tertular pada waktu merawat pasien cacar monyet,” tutur Tjandra.
5. Penularan Tertinggi Terjadi Pada Hubungan Seksual Antara Pria
Dalam data yang dirilis oleh WHO, melaporkan 90% kasus terjadi pada kelompok hubungan seks antara pria atau “male sex with male” (MSM) dan 40% dari kelompok pengidap cacar monyet dari MSM ini dinyatakan positif HIV.
Namun, data ini berbeda dengan kasus di Asia Tenggara.
“Tetapi, data dari negara-negara WHO Asia Tenggara menunjukkan ada 2 kasus MSM dan 4 kasus heterosexual,” tukas Tjandra.
Dalam pernyataannya, Tjandra juga menguraikan diperlukannya komunikasi risiko, surveilans epidemiologi, diagnosis dan penanganan kasus, pencegahan penularan berkelanjutan dan ketersediaan vaksin untuk dapat mengatasi kasus cacar monyet di Indonesia.(OL-5)
KEPALA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (26/6), mengatakan bahwa badan tersebut berhasil mengirimkan pengiriman medis pertamanya ke Gaza sejak 2 Maret.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021, 10 penyebab kematian teratas menyumbang 39 juta kematian, atau 57% dari total 68 juta kematian di seluruh dunia.
Kanker hati kini jadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker secara global. Tepatnya peringkat 6 berdasarkan data WHO.
Dalam waktu singkat, lebih dari 5 juta remaja perempuan Indonesia telah menerima vaksin HPV.
HARI Donor Darah Internasional atau World Blood Donor Day jatuh pada tanggal 14 Juni setiap tahunnya. Peringatan tersebut diresmikan sejak tahun 2004 oleh WHO.
WHO mengungkap kebersihan di lingkungan rumah berperan penting dalam pencegahan kanker serviks.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved