Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
DALAM kehidupan sehari-hari, kini kita mengenal istilah milenial, baby boomer, Gen z, dan kelompok lain berdasarkan tahun kelahiran seseorang. Meskipun digunakan untuk mengidentifikasi kelompok manusia berdasarkan generasi tahun lahirnya, istilah ini sering kali juga digunakan sebagai jargon stereotip untuk menggambarkan karakter generasi yang digeneralisasikan.
Karena itu, seperti apa karakter dari Gen Z? Simak penjelasan berikut.
Dalam teori generasi (Generation Theory) yang dikemukakan Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall, Penguin, (2004), Gen Z ialah generasi yang lahir dari 1996 hingga tahun 2009. Generasi Z dikenal sebagai generasi teknologi, karena dalam masa pertumbuhan hingga perkembangannya, terjadi juga progres yang besar-besaran dalam bidang teknologi di tengah masyarakat.
Meskipun terdapat perbedaan versi mengenai kelahiran dari Gen Z, lazimnya, Gen Z dinyatakan sebagai seseorang yang lahir dari 1996-2009. Jadi, terhitung hingga 2022, Gen Z memiliki rentang usia 13-26 tahun.
Dalam buku Gagasan Milenial dan Gen Z Untuk Indonesia Emas 2045 yang ditulis oleh Desi Ariani (2020) berbicara mengenai karakteristik dari Gen Z yang lahir dari rentang pertengahan 1990-an hingga akhir 2010-an. Generasi Z digambarkan sebagai generasi internet yang penuh dengan kecanggihan dan perkembangan teknologi.
Hal ini membuat Gen Z digambarkan sebagai generasi yang kurang fokus, memiliki jengkal perhatian yang rendah, lebih individual, lebih global, memiliki pemikiran yang terbuka, lebih inklusif, dan pasti lebih ramah teknologi.
Gen Z yang digambarkan sebagai generasi internet dan generasi teknologi digambarkan jauh lebih cepat memiliki kemampuan adaptasi pada teknologi dan perubahannya yang cepat. Oleh karena itu, Gen Z digambarkan memiliki tingkat kepraktisan yang tinggi dan efisien.
Tak hanya itu, Gen Z juga digambarkan memiliki keterbukaan yang lebih tinggi. Globalisasi telah menciptakan nilai yang terintegrasi bagi para Gen Z. Hal ini membantu mereka berpikir lebih terbuka dan bersifat inklusif.
Meski digambarkan sebagai generasi cerdas dan adaptif pada teknologi, Gen Z dikenal sebagai generasi yang dalam interaktif fisik menjadi sangat lebih kurang dan sedikit dibanding generasi sebelumnya. Hal ini juga tidak lain dan tidak bukan karena pengaruh dari intensitas penggunaan gawai yang lebih tinggi.
Selain itu, Gen Z dikenal dengan generasi yang lebih mudah depresi dan memiliki masalah psikologi yang lebih tinggi. Hal ini juga diakibatkan oleh pengaruh tekanan yang lebih tinggi di tengah masyarakat, terutama di tempat akademik dan tempat kerja. (OL-14)
Kemendikdasmen mengapresiasi AIA Healthiest Schools 2025, kompetisi yang bertujuan untuk mencetak generasi penerus Indonesia yang lebih sehat.
MEMBEKALI generasi muda dengan jiwa kepemimpinan disebut bisa menjadi langkah awal untuk memberantas kemiskinan di Indonesia di masa depan.
PTPN III melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) menggelar kegiatan edukatif bertajuk PTPN Gen-Bangkit.
Rasa nyaman ini bisa menjadi fondasi generasi muda untuk memikirkan gaya hidup yang lebih aktif serta mengembangkan hobi mereka yang tertunda.
GENERASI muda harus mampu melawan kemalasan dan ketidakpedulian terhadap yang terjadi di lingkungan sekitarnya, untuk kemudian bangkit membangun negeri dengan kemampuan yang dimiliki.
Pendekatan pendidikan yang penuh kasih sayang mendorong anak-anak untuk bertanya, mengeksplorasi ide, dan belajar melalui kesalahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved