Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
BERAGAM ancaman bencana, khususnya hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, yang kerap kali terjadi di Indonesia, menjadikan sistem peringatan dini sebagai elemen penting dalam membangun kesiapsiagaan di tengah masyarakat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Peringatan Dini melakukan evaluasi diseminasi peringatan dini bersama BPBD Provinsi di seluruh Indonesia guna mewujudkan penyebarluasan informasi peringatan dini bencana yang efektif, mudah dipahami dan mampu direspon oleh masyarakat.
Koordinator Tim 7 Downstream Rucky Nurul Wursanty Dewi mengatakan bahwa mayoritas daerah telah memiliki tim siaga bencana dan melakukan berbagai langkah kesiapsiagaan. Itu sebagai bentuk respons masyarakat terhadap sistem peringatan dini yang dibuat di wilayahnya.
Baca juga: Mencari Solusi dalam Menghadapi Ancaman Bencana
“Mayoritas daerah telah memahami sistem peringatan dini yang dibuat. Daerah juga memiliki tim siaga bencana dan melakukan simulasi peringatan dini, sehingga masyarakat semakin memahami dan mampu merespons secara tepat,” ujar Rucky secara virtual, Kamis (8/9).
Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi turut menegaskan bahwa sistem peringatan dini bencana terpadu harus diiringi dengan kapasitas masyarakat. “Dalam kurun waktu 2 tahun lebih, BNPB mengupayakan diseminasi informasi peringatan dini bencana secara harian dan bulanan," jelasnya.
Baca juga: BMKG: Warga Jawa Barat Waspadai Bencana Hidrometeorologi
"Terutama untuk bencana hidrometeorologi melalui WhatsApp Group dan surat bulanan, serta melalui situs Peringatan Dini BNPB. Hal ini memudahkan akses masyarakat, agar dapat memahami dan melahirkan respons terhadap informasi," imbuh Prasinta.
Kegiatan evaluasi dilakukan dengan mengirimkan formulir pertanyaan berupa kuesioner kepada BPBD di seluruh provinsi sebagai responden. Jawaban dari pertanyaan tersebut kemudian diolah dan dianalisis.
Kemudian, menghasilkan kesimpulan yang diharapkan meningkatkan efisiensi dan akurasi dari diseminasi informasi peringatan dini bencana kepada daerah. Hasil analisis menunjukkan diseminasi informasi dirasakan bermanfaat dalam upaya pencegahan bencana.(OL-11)
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah penyebaran informasi kebencanaan melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk operator seluler dan televisi.
Selain gempa dan tsunami, layanan distribusi informasi peringatan dini berbasis televisi digital tersebut juga memungkinkan untuk bencana, seperti kebakaran hutan, aktivitas vulkanik.
ADANYA potensi gempa dan tsunami megathrust membuat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diminta agar merawat sistem peringatan dini di daerah.
Power supply menjadi hal yang paling mendasar dan esensial yang harus diperkuat pemerintah untuk membuat sistem SNPDK dapat berjalan efektif.
Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Adrin Tohari mengatakan pemerintah perlu meningkatkan infrastruktur berupa power supply guna memaksimalkan pemberian informasi kebencanaan.
Pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana perlu ditingkatkan
Kecamatan Ile Ape merupakan salah satu kawasan ring satu atau kawasan terdekat dari Gunung Api Ile Ape (Lewotolok).
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) segera menetapkan status siaga bencana setelah Kabupaten Kolaka Timur dan Kota Kendari lebih dulu mengumumkan status siaga.
Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Andriko Noto Susanto meminta seluruh kabupaten dan kota siaga bencana akibat curah hujan yang tinggi.
Masyarakat di Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan, khususnya di Kabupaten Cilacap, Banyumas, dan Kebumen diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana dampak hujan lebat.
Kepala BPBD Tangsel Sutang Suprianto menyebut salah satu Langkah sederhana yang dapat masyarakat lakukan dengan mempersiapkan Tas Siaga Bencana (TSB).
Ajang IFRC ke-21 ini berlangsung pada 22-30 Oktober dan diikuti 26 tim rescue dari seluruh Indonesia sekaligus menjadikan kompetisi IFRC terbesar dan paling meriah sepanjang sejarah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved