Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Upaya Fakultas Farmasi UP Tingkatkan Kompetensi Apoteker

Mediaindonesia.com
31/8/2022 08:15
Upaya Fakultas Farmasi UP Tingkatkan Kompetensi Apoteker
Webinar bertemakan Peningkatan Kompetensi Apoteker di Industri Farmasi.(DOK Pribadi.)

SEBAGAI pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakat, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FF UP) menyelenggarakan webinar bertemakan Peningkatan Kompetensi Apoteker di Industri Farmasi. Webinar ini dilaksanakan secara online melalui platform Zoom. Dalam webinar ini, diikuti 250 peserta dari kalangan apoteker yang berminat di industri farmasi dan dosen farmasi industri secara online (daring). 

PKM ini bekerja sama dengan mitra utama PT Nucleus Farma sebagai salah satu bentuk kepedulian kampus FFUP untuk meningkatkan kompetensi apoteker di PT Nucleus dan industri farmasi lain. Webinar ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan apoteker industri obat, obat tradisional, dan kosmetik dalam rangka meningkatkan produktivitas dan membantu meningkatkan perbaikan berkelanjutan manajemen organisasi ke arah yang lebih baik.  

Turut hadir menjadi pembicara webinar, yakni Dosen PSPA Fakultas Farmasi UP apt. Thomas Aquino A. W., S.Farm., M.Farm., Plant Manager PT. Lloyd Pharma Indonesia apt. Dede Irving Maryanto, S.Si., MT, dan Koordinator Mata Kuliah Industri Farmasi Fakultas Farmasi UP Dr. apt. Kosasih, M.Sc. Materi pertama, yaitu manajemen risiko mutu oleh apt. Thomas Aquino A. W., S.Farm., M.Farm. 

"Ada dua prinsip manajemen risiko mutu, yakni evaluasi risiko terhadap mutu dilakukan berdasarkan pengetahuan secara ilmiah, pengalaman dengan proses yang sudah disetujui, dan pada akhirnya dikaitkan pada perlindungan konsumen. Tingkat upaya pengambilan tindakan, formalitas, dan dokumentasi dari proses manajemen risiko mutu sepadan dengan tingkat risiko," ucap Thomas.

Ia melanjutkan ada 10 langkah penerapan FMEA yang harus dilakukan, yaitu peninjauan proses, brainstorming, membuat daftar dampak tiap kesalahan, menilai tingkat dampak, menilai tingkat kemungkinan terjadinya (occurrence) kegagalan, menilai tingkat kemungkinan deteksi dari tiap kegagalan, tingkat prioritas risiko (RPN), prioritas kegagalan, tindakan mitigasi, dan hitung ulang RPN yang tersisa.  

Materi kedua, yaitu pengenalan lean manufacturing oleh apt. Dede Irving M., S.Si., MT. "Lean manufacturing merupakan istilah yang selalu mengiringi jika membicarakan proses operasional khususnya di industri manufaktur. Lean manufacturing merupakan konsep strategi dalam manajemen operasional yang menitikberatkan pada eliminasi waste dan peningkatan nilai tambah," ucap Dede. Sebenarnya, imbuhnya, semua pabrik farmasi yang telah melakukan validasi proses produksi telah mengimplementasikan lean manufacturing, tetapi memang ada yang dijalankan secara terstruktur ada yang tidak.

Materi ketiga, yaitu quality control circle oleh Dr. apt. Kosasih, M.Sc. Menurutnya, quality control circle atau gugus kendali mutu berarti kumpulan orang (kelompok) dari tempat kerja yang sama yang secara sukarela melakukan aktivitas pengendalian mutu berkelanjutan (continuous improvement). Ketua pelaksana berharap kegiatan webinar pengabdian kepada masyarakat ini bisa membekali para apoteker untuk meningkatkan produktivitas dan membantu meningkatkan perbaikan berkelanjutan (improvement) manajemen organisasi kearah yang lebih baik. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya