Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Orangtua Jangan Terpengaruh Tuntutan Orang Sekitar Saat Mengasuh Anak

Basuki Eka Purnama
26/8/2022 12:45
Orangtua Jangan Terpengaruh Tuntutan Orang Sekitar Saat Mengasuh Anak
Ilustrasi(Pexels)

PSIKOLOG Universitas Indonesia Putu Andani mengingatkan orangtua agar tidak terpengaruh oleh tuntutan orang-orang di lingkungan sekitar mengenai tumbuh kembang si buah hati yang mereka asuh karena setiap anak memiliki kondisi dan tantangan yang berbeda.

"Misalnya, anak harus seperti ini-itu, dia harus bisa ini-itu, tapi kenyataannya anaknya speech delay, misalnya, atau disleksia. Oke, standarnya harus berprestasi, tapi kalau anaknya disleksia gimana?" ujar Putu saat media gathering di Jakarta, Kamis (25/8).

Menurut Putu, jika terlalu banyak mengikuti tuntutan masyarakat mengenai tumbuh kembang anak, orangtua akan stres. Jika stresnya berlangsung terus-menerus, kondisi tersebut akan berubah menjadi parental burnout.

Baca juga: Alergi Bisa Pengaruhi Kondisi Psikologis Anak dan Orangtua

"Kemudian, jika burnout-nya tidak ditangani, akan berkembang jadi depresi. Enggak ada bunda yang paling juara, semuanya sama. Semua orang punya kondisi berbeda dan banyak faktor yang enggak bisa dikontrol. Tinggal kita yang harus manage ekspektasi kita," jelas Putu.

Saat mengasuh anak, kata Putu, yang paling penting dilakukan adalah memberikan cinta dengan sepenuh hati. Cinta orangtua pada anak dapat disampaikan dengan berbagai bahasa cinta seperti pujian, pelukan, hingga waktu.

"Yang si kecil butuhkan pada umumnya adalah mereka butuh dipahami, butuh dilihat, butuh didengar. Itu kan basic needs kita sebagai manusia. Yang dewasa aja butuh, apalagi anak-anak," ujar Putu.

Jika cinta dari orangtua tidak terpenuhi, kata Putu, anak akan cenderung mencari cara agar dirinya merasa diakui oleh lingkungan sekitarnya. Tidak jarang, dia juga menjadi anak yang kerap melakukan masalah.

"Misalnya anaknya caper, ada masalah di sekolah, dan sebagainya. Ya dia pikir aku lagi ngerasa enggak didengar nih, ya udah deh banting sesuatu supaya dilihat. Itu cara mereka, karena regulasi emosi anak kan belum matang," tutur Putu.

Selain itu, lanjut Putu, penting juga bagi orangtua untuk memastikan bahwa kebutuhan terpenuhi, baik kebutuhan anak maupun orangtuanya. Sayangnya, menurut dia, orangtua kadang melupakan hal ini karena banyaknya tuntutan dari lingkungan sekitarnya.

"Dari kita mau start jadi bunda aja, saat hamil, dari lingkungan itu pesannya jangan ini, jangan itu, harus ini harus itu. Jadi kita harus mengorbankan diri kita," ujar Putu.

"(Stress release) juga penting banget, bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk keluarga kita, Saat kita release, ke anak juga akan lebih santai, lebih rileks, dan lebih happy," pungkasnya. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya