Kamis 04 Agustus 2022, 15:51 WIB

Akibat Deforestasi, 26 Ribu Orangutan Kalimantan Terancam Kehilangan Habitatnya di 2030

Atalya Puspa | Humaniora
Akibat Deforestasi, 26 Ribu Orangutan Kalimantan Terancam Kehilangan Habitatnya di 2030

ANTARA
Orang utan bergelantungan di dahan pohon di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

 

BERDASARKAN studi yang diterbitkan dalam Perspectives in Ecology and Conservation (PECON), sebanyak 26.200 individu Orangutan Kalimantan terancam kehilangan habitatnya pada 2030 mendatang akibat deforestasi yang terus terjadi di wilayah Kalimantan. 

"Sebanyak 15.400 individu Orangutan Kalimantan yang saat ini berada di area hutan yang telah ditetapkan untuk konsesi kayu industri dan kelapa sawit atau hutan tak terlindungi di luar konsesi diproyeksikan mengalami kerugian terparah dalam waktu 15 tahun ke depan," ujar penelitian yang dipublish di laman Percpectives in Ecology and Conservation dikutip Media Indonesia, Kamis (4/8). 

Baca juga: IDI Minta Semua Pihak di Bandara Waspada Penumpang Bergejala Cacar Monyet

Kalimantan, sebagai habitat asli Orangutan Kalimantan secara global menjadi surga keanekaragaman hayati. Namun demikian, wilayah itu mengalami kejadian deforestasi yang cukup signifikan. Sejak 1973, pulau itu kehilangan lebih dari 30% tutupan lahan. Hal itu disebabkan karena adanya pertanian, perkebunan, pertambangan, pembangunan infrastruktur dan kebakaran hutan. 

Ketiga spesies orangutan, kalimantan, sumatra, dan tapanuli, kini sama-sama berstatus sangat terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dalam Red Data List tahun 2016. 

Kini, populasi orangutan kalimantan diperkirakan sebesar 57.350 individu. Dibandingkan dengan estimasi populasi tahun 1973 sebanyak 288.500, yang berarti penurunan sebanyak 80% dalam waktu kurang dari 50 tahun.

Dalam penelitian PECON, Orangutan Kalimantan yang ada dalam kawasan perkebunan industri dan daerah tanpa pengelolaan mengalami kerentanan lebih tinggi terhadap adanya deforestasi dibanding orangutan yang tinggal di kawasan lindung. 

"Daerah-daerah yang menjadi habitat orangutan tertinggi juga menjadi sangat rentan, terutama di sekitar lahan gambut Sabangau, Kalimantan Tengah dan di lanskap Lesan Wehea, Kalimantan Timur," ucap penelitian itu. 

Karenanya, penelitian itu menilai penting bagi pemangku kepentingan untuk melakukan perencanaan penggunaan lahan agar menghindari kepunahan keanekaragaman hayati. 

"Menggabungkan proteksi deforestasi di masa depan dengan informasi kepadatan spesies memberikan cara yang lebih baik untuk mengantisipasi penurunan tersebut," ucap penelitian itu.

"Untuk mengurangi tekanan deforestasi terhadap lingkungan alam, perencanaan penggunaan lahan dan konservasi harus memasukkan wawasan dari pola masa lalu dan pendorong perubahan penggunaan lahan dan mempertimbangkan potensi lintasan deforestasi di masa depan," pungkasnya. (OL-6)

Baca Juga

Dok. ICMI

ICMI Pusat Menginisiasi Pembentukan ICMI Eropa Raya

👤mediaindonesia.com 🕔Sabtu 25 Maret 2023, 22:27 WIB
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) mengembangkan kualitas organisasi dengan menginisiasi pembentukan ICMI Eropa...
MI/Widjajadi

Kemenpan-Rebiro Manut Cuti Bersama Lebaran Dimajukan

👤Tri Subarkah 🕔Sabtu 25 Maret 2023, 22:06 WIB
Kemenpan-Rebiro akan mengikuti perubahan cuti bersama Idul Fitri 1444 Hijriah yang diusulkan Menteri Perhubungan Budi Karya...
HO

Larangan Buka Puasa Bersama Bentuk Intervensi Pemerintah

👤Widhoroso 🕔Sabtu 25 Maret 2023, 21:45 WIB
Larangan buka puasa bersama oleh pemerintah telah menimbulkan kegaduhan dan rasa tidak percaya di...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya