Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DALAM Islam ada istilah yang disampaikan hadis Nabi Muhammad saw yaitu assawadul a'zham. Beberapa pihak menawarkan sejumlah pemahaman tentang hal itu.
Dalam tulisan ini akan diulas pendapat berbagai ulama tentang assawadul a'zham. Mari kita pahami.
Sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam, "Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat atas kesesatan. Sekiranya kamu melihat perselisihan, hendaklah kamu ambil as-sawad al-a'zham." (Ibnu Majah: 3940)
Dalam menafsirkan maksud assawadul a'zham, Kitab As-Sindi menyatakan, "Jama'ah yang banyak (jumlahnya). Kesepakatan mereka itu lebih mendekati kepada ijma." (Hasyiah As Sindi: 3942)
Imam As-Suyuti dalam menafsirkan assawadul a'zham, "Ialah himpunan manusia dan kebanyakan yang mereka bersepakat atas melalui jalan yang betul. Hadits itu menunjukkan bahwa selayaknya beramal dengan perkataan mayoritas." (Hasyiah As-Sindi: 3940)
Baca juga: Ahlus Sunnah wal Jamaah, Dalil Keutamaan dan Maknanya
Al-Munawi juga berkata, "(Hendaklah kamu ikut assawadul a'zham dari ahli Islam) yaitu lazimnya mengikut pendapat mayoritas orang Islam, karena ia termasuk kebenaran yang wajib dan fardhu yang pasti, yang tidak boleh menyalahinya. Barangsiapa menyalahinya, lalu ia mati, maka ia mati dalam keadaan jahiliyyah." (Faidhul Qadir: 2/547)
Kesimpulannya, kita mesti mengikuti kelompok terbanyak dalam assawadul a'zham jika ada beda pendapat dalam satu hukum Islam. Ini karena Nabi Muhammad menjamin mayoritas umat Islam tidak akan tersesat pemahaman agama dalam menghadapi berbagai pandangan atau aliran. Wallahu a'lam. (OL-14)
Ketua pimpinan wilayah GP Ansor DKI Jakarta Muhammad Ainul Yakin alhafidz mengecam penggiat media sosial Eko Kuntadhi yang menghina ustazah Imaz Fatimatuz Zahra.
Sejatinya pendapat operasi syahid atau bom bunuh diri dalam konflik Palestina-Israel sudah lama dibahas para ulama sedunia. UAS hanyalah mengikuti pendapat para ulama itu.
MAULID Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam ternyata sejak dulu dirayakan oleh penduduk kota suci Mekah dan Madinah. Bahkan tradisi itu berjalan hingga ratusan tahun.
Banyak para ulama yang berpendapat bahwa area makam Nabi Muhammad SAW menjadi tempat paling mulia di muka Bumi. Karenanya, ditetapkan bahwa pendapat itu menjadi ijmak atau konsensus para ulama.
Setiap kedatangan bulan maulid Nabi selalu muncul pertanyaan pencetus atau orang yang pertama kali mengadakan maulid Nabi.
Ada pendapat yang mengharamkan dan ada yang menghalalkan ucapan tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved