Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MANTAN Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama menyampaikan masyarakat Indonesia perlu melakukan vaksinasi booster kedua, terutama pada yang memiliki risiko tinggi.
Tjandra mengungkapkan ada beberapa alasan mengapa perlu adanya booster kedua. “Pertama, efikasi vaksin primer akan menurun sesudah lebih dari 6 bulan. Kedua, varian dan subvarian baru cenderung dapat menghindar dari sistem imun yang terbentuk. Ketiga kasus yang terus meningkat sekarang ini dan keempat adalah sesuai dengan kebijakan beberapa negara,” kata Tjandra dalam keterangannya, Sabtu (23/7).
Baca juga: Peringati HAN 2022, Gelar Kampanye Dukung Anak Bermain dengan Bahagia
Singapura pada 10 Juni lalu, kata Tjandra telah menyatakan bahwa booster kedua dapat diberikan pada semua penduduk 50 tahun ke atas. Kemudian, pada 1 Juli, Kementerian Kesehatan Singapura juga merekomendasikan mereka di atas 18 tahun yang rentan terkena COVID-19 parah untuk mendapat booster ke dua pula, setidaknya sesudah 5 bulan dari booster pertama.
“Di Malaysia, pada 20 Juli 2022 Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin menyebutkan bahwa Kasus Covid-19 kembali meningkat. Banyak yang tidak terinfeksi tahun terakhir, kini terjangkiti. Jadi kalau Anda berusia 50 tahun ke atas, sudah mendapat dosis penggalak (booster) pertama, Anda boleh mendapat dosis penggalak kedua," imbuh Tjandra.
“Disebutkan juga bahwa meskipun orang-orang yang berusia 50 ke atas dalam keadaan sehat dan tidak termasuk berisiko tinggi, mereka tetap boleh mendapatkan booster kedua di Malaysia,” sambung dia.
Golongan lain yang juga boleh mendapatkan booster dosis kedua di Malaysia, kata Tjandra ialah petugas garis depan dan individu yang berisiko tinggi tertular COVID-19. Dosis penguat kedua tersebut dapat diperoleh sekurang-kurangnya enam bulan setelah booster pertama diberikan.
Tjandra juga membandingkan dengan Eropa. European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) dan European Medicines Agency (EMA) pada 11 Juli juga telah menyampaikan bahwa dengan kenaikan kasus sekarang ini maka perlu dipertimbangkan pemberian booster kedua pada mereka yang berusia antara 60 dan 79 tahun dan juga kelompok rentan berapapun usia mereka.
“Booster ke dua di Eropa ini dapat diberikan setidaknya 4 bulan sesudah booster pertama, tetapi prioritasnya memang untuk mereka yang sudah mendapat booster pertama lebih dari 6 bulan sebelumnya,” ujar Tjandra.
Sementara itu, di Amerika Serikat, pada 29 Maret lalu Center of Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat sudah mengeluarkan rekomendasi bahwa mereka dengan gangguan imunologi tertentu dan mereka yang berusia di atas 50 tahun dan telah dibooster pertama maka dapat diberikan booster kedua dengan vaksin mRNA untuk meningkatkan perlindungan terhadap terkena COVID-19 yang berat.
“Karena cakupan booster kita masih rendah maka perlu dijalankan bersamaan antara peningkatan cakupan booster (pertama) bersamaan dengan ketersediaan booster kedua pada kelompok risiko tinggi,” pungkas Tjandra. (OL-6)
Sedangkan transmisi lokal sudah mencapai sedikitnya 1.152 kasus atau 45,6% dari keseluruhannya.
"Kita akan buka gerai ini selama satu bulan dari tanggal 3 Februari hari ini sampai 3 Maret 2022 dan setiap hari kita siapkan 300 sampai 500 vaksin booster," kata Sambodo,
Ajang balapan yang diinisiasi Polda Metro Jaya ditunda sementara waktu imbas meningkatnya kasus covid-19 di DKI Jakarta
Pemprov DKI sudah menyuntikkan vaksin covid-19 dosis pertama terhadap 12,14 juta orang dan vaksin dosis kedua mencapai 10 juta orang.
Acara vaksinasi booster dengan sasaran 1.600 orang ini menggunakan vaksin AstraZeneca dan Moderna serta vaksin dosis 1 dan 2 dengan menggunakan Astrazeneca dan Moderna.
Masyarakat dapat mendaftar dan mengecek jadwal melalui tautan di https://bit.ly/VaksinBoosterKetuaDPRDDKI.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved