Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DALAM bermedia sosial, masyarakat perlu mengetahui empat pilar literasi digital nasional. Pilar tersebut yaitu etis bermedia digital, aman bermedia digital, cakap bermedia digital, dan budaya bermedia digital. Dari empat pilar literasi digital nasional tersebut diharapkan akan menjadikan Indonesia makin cakap digital pada 2024.
Perlu diketahui dari data 2021 setidaknya ada 202,6 juta pengguna internet dari 73,7% populasi masyarakat Indonesia, menurut data pngguna internet dan media sosial dari we are social. Dari data tersebut kita tahu bahwa perkembangan dan inovasi teknologi digital terus berkembang pesat baik aplikasi maupun penggunanya. Ini memberikan kemudahan bagi siapa saja dan di mana saja untuk memperoleh segala informasi dan menyebarkan informasi. Bila internet tidak digunakan dengan bijak, tidak menutup kemungkinan informasi tersebut bisa disalahgunakan oleh orang lain. Ini bisa menjadi bahan kejahatan di media sosial, seperti perundungan di dunia maya.
Perundungan atau intimidasi tidak hanya terjadi di kehidupan nyata, ini juga bisa terjadi di dunia maya, seperti menyebarkan kebohongan tentang seseorang, mengirim pesan atau ancaman, meniru atau mengatasnamakan seseorang, membuat akun palsu. Lantas apa saja bentuk perundungan di dunia maya? "Bentuk perundungan secara verbal yang dilakukan memalui internet dan media sosial yaitu flaming, online harassment, deningration, impersonation, outing and trickey, exclusion, dan cyberstalking merupakan macam macam perundungan di dunia maya" ujar Dirgantara Wicaksono, CEO Guru Youtuber/Global Influencer School. "Perundungan di dunia maya akan memengaruhi psikologi, sosial, dan ruang lingkup pertemanan, sekolah, atau instansi lain," lanjutnya.
Lalu bagaimana upaya mencegah perundungan di dunia maya? "Perlu ruang lingkup etika dalam bermedia sosial membangun kesadaran, integritas, tanggung jawab, dan kebajikan," ujar Mikail Karimov, Head of Operations Meraki Kreasi Bangsa. "Karena hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi, dan hak untuk merasa aman beraktivitas di dunia nyata dan dunia maya perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," tambah Rizki Ayu Febriana, Head of Mentor PT. Cipta Manusia Indonesia.
Ketiganya menyampaikan itu dalam Webinar Literasi Digital dengan mengangkat topik utama Makin Cakap Digital 2022, akhir Juni lalu. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Siberkreasi bersama Eureka menyelenggarakan webinar tersebut. (RO/OL-14)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved