Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
KEBHINEKAAN di Indonesia yang semestinya menjadi sarana untuk saling menghormati, saat ini justru berubah jadi saling menghakimi. Memahami adanya kegagalan komunikasi dalam menyampaikan perbedaan ini, Dian Wisdianawati dan Ira Deviani, yang memiliki hobi menulis, sepakat untuk merangkulnya dalam balutan kata yang teruntai indah dalam sebuah buku.
"Inspirasinya muncul begitu saja, karena hampir setiap hari kami komunikasi lewat WA dan berdiskusi tentang berbagai persoalan hidup. Kami berpikir bagaimana caranya supaya pembicaraan ini menjadi sebuah karya," ujar Dian Wisdianawati.
Keduanya kemudian berhasil menulis 11 buku berhasil ditulis yang membahas berbagai hal, mulai cinta sampai ketuhanan. Namun, jelas Dian, mereka masih merasa ada yang kurang dengan semua itu sehingga memutuskan untuk mengajak para tokoh agama dan masyarakat untuk menulis buku ke-12 dengan tema tentang kerukunan umat beragama.
"Secara tidak sengaja, saya menghubungi beberapa kawan dari berbagai latar belakang agama untuk ikut menulis. Tadinya kami menargetkan 10 orang saja yang mewakili agama masing-masing untuk menyumbangkan quotes tentang kerukunan. Namun hanya dalam beberapa hari saja, 20 orang tercatat ikut mengirimkan kata-kata bijaknya kepada kami sehingga akhirnya, lahir buku ke-12 berjudul 'Untaian Cinta Untuk Bangsa," ujar Dian.
"Kami semua berharap kedamaian dan kebebasan beragama benar-benar terimplementasi dengan benar di negeri ini, sehingga Pancasila dapat di ejawantahkan secara sungguh-sungguh," tambah Ira.
Melalui buku ini, Dian dan Ira ingin mengajak masyarakat untuk merenungi tulisan itu dengan bijak dan hati lapang bahwa perbedaan tidak perlu dipermasalahkan melainkan bagian dari indahnya bentuk keberagaman yang unik. (RO/OL-15)
Acara yang diselenggarakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Denpasar ini bertujuan untuk mewujudkan kerukunan umat beragama dengan menyasar berbagai elemen masyarakat.
Perkembangan penduduk yang yang semakin padat dan majemuk dengan keragaman suku bangsa dan agama menjadikan hal penting dalam menjaga kehidupan dan kerukunan.
Nasaruddin menyoroti kondisi di negara-negara kawasan teluk yang hingga saat ini tidak kunjung lepas dari konflik. Padahal, bahasa mereka sama, peradabannya sama, tapi tidak bisa kompak.
Keberagaman agama dan budaya di Indonesia tersebut ibarat sebuah puzzle, ketika setiap bagiannya akan saling melengkapi untuk membentuk gambar utuh sehingga terlihat makin indah.
Di tempat itu ada dua gereja, ada dua wihara, dan enam masjid serta musala disertai dengan tempat pendidikan Alquran
Bali, khususnya Denpasar memang dikenal memiliki masyarakat yang beragam. Untuk mereka diharap bisa terus menjaga kerukunan dan sikap toleransi tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved