Kamis 02 Juni 2022, 07:00 WIB

Meski Aktivitas Fisik Berkurang, Lansia Harus Tetap Cukup Minum

Basuki Eka Purnama | Humaniora
Meski Aktivitas Fisik Berkurang, Lansia Harus Tetap Cukup Minum

unsplash.com
Ilustrasi

 

AHLI gizi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Atmarita mengingatkan kaum lanjut usia (lansia) untuk tetap menjaga kebutuhan cairan tubuh dengan meminum air putih yang cukup meskipun aktivitas fisik merekatidak sebanyak orang-orang yang lebih muda usia.

"Walau lansia aktivitasnya berkurang, kebutuhan cairan tetap  ibutuhkan supaya tidak dehidrasi. Kadang-kadang orang tua suka lupa minum, nah, itu bisa dehidrasi," kata Atmarita, dikutip Kamis (2/6).

Menurut buku kesehatan lansia dari Kementerian Kesehatan, kecukupan air putih setiap orang adalah minimal delapan gelas per hari.

Baca juga: Nutrisi yang Kurang Lengkap Percepat Proses Penuaan Lansia

Mengenai kebutuhan gizi lansia, Atmarita mengatakan, lansia, pada dasarnya, harus memenuhi pedoman gizi seimbang dari pemerintah yang berlaku bagi semua kelompok umur, hanya saja terdapat perbedaan dalam hal Angka Kecukupan Gizi (AKG).

"Sebetulnya, prinsipnya sama untuk semua orang, hanya memang ada perbedaan. Kita pakai prinsip gizi seimbang, seluruh orang itu dari lahir sampai tua prinsipnya gizi seimbang. Hanya memang ada perbedaan jumlah-jumlah tertentu," katanya.

Ia menjelaskan pedoman gizi seimbang terdiri dari empat pilar, antara lain makanan yang beragam, mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah makan, melakukan aktivitas fisik atau berolahraga, dan memantau berat badan ideal.

Sementara AKG, kata Atmarita, menunjukkan angka rata-rata kebutuhan zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi semua orang dalam kondisi sehat, bergantung jenis kelamin, usia, tingkat aktivitas fisik, tinggi badan, dan berat tubuh. 

Gizi yang harus dicukupi adalah energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air, vitamin, dan mineral.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membagi kelompok lansia menjadi empat kategori, yaitu usia pertengahan (45-59 tahun), lanjut usia (60-74 tahun), lanjut usia tua (75-90 tahun), dan usia sangat tua (di atas 90 tahun).

Menurut Kementerian Kesehatan, kecukupan energi pada laki-laki usia 30-49 tahun (berat badan 60 kg dan tinggi badan 166 cm) yaitu 2.550 kkal.

Kecukupan kalori cenderung berkurang menjadi 2.150 kkal pada usia 50-64 tahun serta 1.800 pada usia 65-80 tahun (berat badan 58 kg dan tinggi badan 164 cm).

Pada kelompok perempuan, kecukupan kalori usia 30-49 tahun (berat badan 56 kg dan tinggi badan 158 cm) sebesar 2.150 kkal. 

Angkanya juga cenderung menurun saat memasuki usia 50-64 tahun menjadi 1.800 kkal serta usia 65-80 tahun menjadi 1.550 kkal (berat badan 53 kg dan tinggi badan 157 cm).

Atmarita mengatakan kebutuhan kalori harian dapat berkurang seiring bertambahnya usia dari dewasa hingga lansia. Hal tersebut terjadi karena faktor aktivitas fisik yang sudah semakin berkurang. 

Selain itu, penurunan fungsi organ tubuh, seperti pada sistem pencernaan, juga memungkinkan berkurangnya nilai AKG pada lansia.

Ia menambahkan lansia tetap bisa memenuhi gizi seimbang dengan menerapkan pedoman Isi Piringku setiap sekali makan. 

Komposisi Isi Piringku mencakup setengah piring buah dan sayur, sepertiga lauk pauk (sumber protein), dan dua pertiga makanan pokok (sumber karbohidrat) setiap kali makan.

Sedangkan untuk kebutuhan vitamin, Atmarita mengatakan konsumsi suplemen bagi lansia masih diperbolehkan selama mengikuti anjuran penggunaan dari dokter. 

Namun, jika kondisi lansia sehat dan tidak terdapat kondisi medis tertentu, ia menganjurkan agar mencukupi vitamin yang didapat secara alami seperti dari makanan sehari-hari.

Biasanya, lansia kerap mengalami masalah susah makan atau kehilangan nafsu makan sehingga kecukupan gizinya menjadi tidak terpenuhi. Jika masalah seperti itu terjadi, Atmarita menyarankan agar menerapkan porsi makan kecil namun sering. Anjuran Kemenkes mengenai porsi makan ini yaitu makanan utama sebanyak tiga kali dan selingan tiga kali.

"Misalnya, nasi harus setengah porsi, itu tinggal dibagi-bagi saja. Lalu ada makanan pengganti juga, jadi nasi itu bisa digantikan dengan yang sama-sama karbohidrat, seperti roti dan ubi-ubian. Kalau pagi hari dia sudah makan nasi, terus jam 10 mau makan ubi atau roti, itu juga diperhitungkan," pungkas Atmarita. (Ant/OL-1)

Baca Juga

Ist

Peluncuran Buku dan Pameran Seni Rupa Trilogi Puspa Hati

👤Syarief Oebaidillah 🕔Jumat 22 September 2023, 22:08 WIB
Melalui karya buku trilogi Puspa Hati yang mengandung pesan cinta, alumnus FISIP UI ini sejatinya ingin menyampaikan bahwa di tengah...
Ist

Indonesia Raih Penghargaan WLA 2023 dari Tiongkok

👤Media Indonesia 🕔Jumat 22 September 2023, 20:53 WIB
Diharapkan pada masa liburan tersebut semakin banyak turis Tiongkok yang akan memilih Indonesia sebagai top of mind destinasi...
Ist

Universitas Budi Luhur Berangkatkan Tiga Mahasiswa ke Turki

👤Syarief Oebaidillah 🕔Jumat 22 September 2023, 20:45 WIB
Terpilihnya para mahasiswa ini setelah dilakukan proses seleksi yang mendaftar dengan sejumlah persyaratan, salah satunya berbahasa Inggris...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

  • Presiden PKS Buka-Bukaan Soal Pasangan Amin

    Berikut petikan wawancara khusus wartawan Media Indonesia Ahmad Punto, Henri Salomo, Akhmad Mustain, dan Rifaldi Putra Irianto di kantor DPP PKS, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya