Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PANDEMI covid-19 membuka mata masyarakat dunia bahwa pelayanan kesehatan primer menjadi hal yang penting untuk keberlangsungan hidup masyarakat dunia, terutama di negara berkembang yang masih sulit mendapatkan layanan kesehatan yang lengkap.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menjelaskan layanan kesehatan primer adalah setiap orang berhak mendapatkan/mengakses layanan kesehatan yang terbaik di lingkungannya sedekat mungkin dengan kehidupan sehari-harinya. Hasilnya setiap orang terjamin kesehatannya dan setiap orang tidak perlu khawatir ketika membutuhkan pelayanan kesehatan serta tidak ada yang tertinggal.
Meski tidak semua negara sama dalam sisi ekonomi dan kesehatan untuk membangun pelayanan kesehatan primer, namun setiap negara memiliki tempat untuk dapat meningkatkan sisi pelayanan kesehatan secara sempurna.
"Untuk negara-negara berkembang bisa memusatkan kembali layanan kesehatan lebih dekat ke masyarakat seperti rumah sakit yang lebih terpusat," kata Ahli Perawatan Kesehatan Primer WHO Dr Shannon Barkley dalam diskusi #AskWHO secara daring, Kamis (26/5).
Pandemi covid-19 telah membuka mata pentingnya pelayanan kesehatan primer terutama di negara-negara berkembang.
"Dengan perawatan digital yang lebih canggih membuat masyarakat bisa mengakses layanan kesehatan tanpa datang, dan tetap mendapatkan kesejahteraan," ujar Barkley.
Di kesempatan yang sama Direktur Tenaga Kesehatan WHO Jim Campbell menilai pandemi membuat dampak yang substantif pada pelayanan infeksi di rawat inap hingga menyebabkan kematian, hal ini menjadi hal yang perlu dibenahi di setiap negara terutama negara berkembang bahwa layanan kesehatan itu penting.
"Sehingga pada masa pemulihan dari pandemi saya pikir ada beberapa pelajaran nyata bagaimana mencapai tujuan yakni menciptakan sistem layanan kesehatan dan perawatan yang terpadu yang sedekat mungkin dengan masyarakat," kata Campbell.
Dalam upaya pencegahan penyakit menular saat ini pelayanan kesehatan primer bisa menjadi promosi dan pencegahan penularan penyakit.
"Kami sangat prihatin terhadap pelayanan kesehatan bagi orang miskin, kita tahun ada jutaan orang yang masih belum mendapatkan layanan kesehatan jika kita bicara kesetaraan seharusnya tidak ada orang yang tertinggal," pungkasnya. (H-2)
Pemberian MPASI memiliki syarat yakni aman dan higenis. Makanan yang diberikan tidak bisa sembarang karena daya tahan tubuh anak dengan umur tersebut tidak sekuat usia remaja maupun dewasa.
Jangka pendek, bahaya timbel bisa masuk ke tubuh melalui inhalasi atau ingesti yang dihirup atau pun melalui makanan yang terserap oleh darah dan mengganggu fungsi organ.
Keterlambatan motorik pada anak bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius seperti hidrosefalus, palsi serebral, dan skizensefali.
Federation Dental International dan WHO menargetkan anak usia 5-6 tahun setidaknya 50% di antaranya harus bebas dari karies gigi di setiap negara.
Tidak ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan oleh serangga pengisap darah yang menyebarkan demam berdarah dan penyakit lain ketika menggigit manusia.
Target WHO tampak reasonable, tapi kecil kemungkinan terealisasi pada tahun ini. Untuk mencapainya, perlu upaya super: supermasif, superglobal, dan superserius
PUSKESMAS, sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dan garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat, memegang peranan penting di wilayahnya.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Studi terbaru dari Health Collaborative Center mengungkap tingginya kejadian mom shaming di Indonesia. Sebagian besar pelaku justru berasal dari keluarga dan orang-orang sekitar.
Saat libur Lebaran yang jatuh pada 8 hingga 15 April 2024, Puskesmas hanya akan tutup di tanggal merah,
Lonjakan kasus merata di semua kecamatan di Kabupaten Subang. Saat ini, hampir setiap hari beberapa rumah sakit dan puskesmas di wilayah Kabupaten Subang juga dipadati pasien dengan gejala DBD.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved