Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KOREAN Cultural Center Indonesia (KCCI) kembali mengadakan Seri Kuliah Umum Humaniora (SKUH) yang dilangsungkan secara online melalui aplikasi Zoom, Jumat (20/5) pukul 14.00-15.30. SKUH kali ini mengangkat tema “Kehidupan Diaspora Korea dalam K-Drama dan Novel Pachinko”.
Pachinko merupakan novel karya Min Jin Lee yang kemudian diadaptasikan menjadi sebuah drama. Mengisahkan tentang 3 generasi dari sebuah keluarga yang pindah dari Korea ke Jepang untuk bertahan hidup. Drama Pachinko ditayangkan melalui aplikasi Apple TV+ dan memiliki 8 episode untuk season 1. Kabarnya drama ini akan memiliki season 2 yang penayangannya masih belum dipastikan.
Narasumber pada kegiatan seri kuliah ini adalah Febriani Elfida Trihtarani yaitu seorang Dosen dan Peneliti Sastra Modern Korea yang juga merupakan mahasiswa S3 di Seoul National University (SNU). Febriani memberikan materi dan pandangannya mengenai novel dan drama Pachinko.
“Yang membuat saya tertarik dengan novel ini adalah setting waktunya sangat panjang yaitu dari tahun 1910-1989, jadi bisa dibayangkan berapa banyak peristiwa penting yang terjadi dalam rentang waktu ini,” kata Febriani memulai acara kuliah umum.
Ia lalu menjelaskan bagaimana kehidupan yang terjadi dari ketiga generasi keluarga tersebut saat mereka telah pindah ke Jepang. Saat generasi pertama (Sunja dan Baek Isak), kondisinya masih dalam keadaan penjajahan Jepang dan masyarakat Korea yang pindah ke Jepang disebut sebagai Zainichi.
“Zainichi adalah orang Korea yang memilih untuk tinggal di Jepang. Hal ini banyak terjadi pada saat awal penjajahan Jepang. Banyak dari mereka yang dijanjikan untuk dapat bekerja di sana dan membawa keluarga mereka nantinya ke Jepang," ucapnya.
Saat itu kehidupan mereka sangatlah tidak layak, dipinggirkan dan penuh pengawasan dari pihak Jepang. Pada generasi kedua (Noa dan Mozasu) mereka memiliki pengalaman yang berbeda. Untuk Noa, dia memiliki krisis identitas. Noa tidak suka menjadi orang Korea karena diskriminasi yang dialaminya dan dalam hatinya ingin meninggalkan Ikaino, tempat dia tinggal.
Untuk Mozasu, walaupun didiskriminasi dia tidak peduli dan bahkan sering ikut bertengkar. Dia lebih menerima identitasnya sebagai orang Korea. Kisah kehidupan Mozasu lah yang memulai bisnis Pachinko, yang menjadi judul dari novel dan drama ini. Dari bisnis inilah, keluarga Sunja bangkit dari kehidupan yang sulit menjadi lebih baik.
Pada generasi ketiga ada Solomon. Dia lahir dan besar di Jepang setelah perang Korea dan Jepang sudah berakhir. Walaupun begitu dia masih harus menaati hukum pendaftaran orang asing setiap 3 tahun sekali. Kehidupan keluarga ini sudah stabil dan bisa dibilang kaya.
Kehidupan Solomon sangatlah baik, dia berkuliah di Amerika dan memiliki pekerjaan di salah satu Bank Amerika. Namun, karena adanya suatu kejadian membuat dia dipecat dan memilih untuk bekerja di Pachinko di Jepang.
“Bisa saya simpulkan walaupun kehidupan di generasi ketiga sudah lebih baik namun masih bisa dikatakan sama seperti generasi pertama dan kedua dimana kedudukan mereka masih sama dan tidak bisa dibandingkan dengan orang Jepang," tuturnya.
Baca juga: Drama Korea Kiss Sixth Sense akan Tayang di Disney+ Hotstar Mulai 25 Mei
Febri melanjutkan penjelasannya dari sudut pandang drama Pachinko.
“Walaupun masih di season 1, saya suka dimana mereka membawakannya dengan metode flashback antara kisah Sunja dari kecil dan krisis identitas dari Solomon," imbuhnya.
“Saya sangat kagum dengan episode 1 Pachinko dimana episode tersebut difokuskan dengan kehidupan Sunja saat masih kecil. Sunja dan orang tuanya memiliki nilai kekeluargaan yang sangat luar biasa. Sehingga membuat Sunja menjadi wanita yang kuat,” tukasnya.
Drama ini juga menceritakan kisah antara Sunja dan Hansu dari awal mereka bertemu hingga mereka saling suka dan Sunja pun hamil. Anak dari Sunja dan Hansu yaitu Noa. Namun, mereka tidak bisa bersama hingga akhirnya Sunja menikah dengan Isak dan pindah ke Osaka.
Jadi, drama ini lebih memfokuskan akan kehidupan Sunja dari dia kecil hingga tua dan diselingi dengan kehidupan Solomon dari dia masih kerja di Amerika hingga dia pulang kembali ke Jepang dan konflik-koflik yang terjadi.
“Yang bikin saya sangat kaget saat menonton drama ini adalah ada satu cerita yang ditambahkan yang tidak ada di novel. Cerita ini adalah kisah gempa bumi yang terjadi di Kanto tanggal 1 September 1923. Yang mengalami hal ini adalah Koh Hansu. Untuk Hansu di novelnya sangatlah misterius dan tidak tahu asal usulnya. Nah, untuk drama ini, kisah dia diangkat jauh sebelum dia bertemu Sunja,” pungkasnya.
Setelah menjelaskan pandangannya mengenai novel dan drama Pachinko, narasumber menyelesaikan materi yang disampaikannya dan dilanjutkan dengan adanya sesi tanya jawab. Setelah sesi tanya jawab berakhir acara pun berakhir. Moderator dari KCCI berterima kasih kepada narasumber dan menutup SKUH pada kali ini.(OL-5)
Film ini diambil dari novel Tabayyun karya Ilyas Bachtiar.
Temukan novel terbaik! Rekomendasi bacaan menarik, bikin ketagihan, dan penuh inspirasi. Jelajahi dunia baru lewat kata!
Novel biasanya ditulis dalam gaya naratif dan memiliki struktur yang lebih luas dibandingkan cerpen.
Novel biasanya terdiri dari beberapa bab dan memiliki jumlah kata yang lebih banyak dibandingkan cerpen. Membaca novel juga bisa dengan mudah melalui aplikasi di HP.
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati merupakan novel yang mengeksplorasi tentang tema kesehatan mental.
FILM Bumi Manusia adaptasi novel Pramoedya Ananta Toer (Pram) versi panjang, sekitar 5–6 jam, akan tayang di KlikFilm.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved