Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (Unpad) berhasil meraih sejumlah juara dalam ajang Psychology Fair 2022 yang digelar Universitas Katolik Widya Mandala, Februari – April lalu.
Pada ajang tersebut, tiga tim yang dikirimkan Fapsi Unpad berhasil menyabet gelar juara untuk cabang lomba desain intervensi dan psychographic. Untuk cabang desain intervensi, tim beranggotakan Syauqiyyah Syahlaa, Martha Amelia, dan Athifah Qonita berhasil meraih juara II. Sementara dua tim di cabang psychographic berhasil meraih juara III, yaitu Hutami Rachmat, Sonya Amathun, dan Zalfa Ayu serta juara favorit, yaitu Michelle Astari Rumiris Silitonga, Trifena Angelina Erawan, dan Ammalya Darayatulhusna.
Dikutip dari laman Unpad, secara umum Psychology Fair 2022 melombakan dua cabang lomba tersebut. Setiap tim diminta mengirimkan karya untuk kemudian dilakukan seleksi oleh juri. Seleksi tersebut menjaring sepuluh besar finalis yang kemudian diseleksi kembali hingga terjaring delapan besar finalis.
Setiap finalis kemudian berkesempatan mempresentasikan gagasan/karyanya di hadapan para juri. Hasil presentasi ini kemudian menentukan juara dari lomba tersebut. Seluruh lomba digelar secara daring.
Syauqiyyah mengatakan, pada lomba desain intervensi, tim mengangkat topik 'Looking for a Way Out from Cyber Issues' dengan dibimbing dosen Fapsi Unpad Dr. Retno Hanggarani Ninin, M.Psi. Topik tersebut membahas fenomena perundungan secara siber (cyber bullying) yang saat ini marak terjadi di dunia maya.
Dia mengaku, keikutsertaannya dalam Psychology Fair 2022 adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi yang tidak didapat di kelas. Selain itu, lomba ini juga menambah pengalamannya untuk mengintervensi suatu masalah.
Dalam prosesnya, tim dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satunya adalah waktu. Ini disebabkan, pelaksanaan lomba yang digelar bersamaan dengan pelaksanaan Ujian Tengah Semester. Dengan memanfaatkan kesempatan dan waktu untuk berdiskusi seefektif mungkin, tim berhasil meraih juara terbaik dalam lomba tersebut.
“Dalam mengikuti lomba, kita bukan menunggu siap untuk ikut, melainkan kita ikut agar kita siap. Karena hanya dengan benar-benar mengikutinya, kita akan mengetahui seberapa siap dan seberapa mampu diri kita untuk menjalankannya,” kata Syauqiyyah. (OL-12)
Penggunaan pacar AI di platform seperti Character.AI makin populer, tetapi pakar memperingatkan risikonya.
Cinta bukan hanya soal perasaan, tapi juga ilmiah. Pelajari efek hormon ini saat jatuh cinta dan patah hati.
Studi terbaru menunjukkan memelihara kucing dapat mengurangi stres, memperkuat kesehatan mental, serta memberikan efek positif bagi kesehatan fisik.
Konferensi internasional psikologi ulayat kali ini menjadi istimewa karena sekaligus memperingati 100 tahun kontribusi ilmiah psikolog ternama Albert Bandura.
Ingin minta maaf dengan tulus? Ini panduan minta maaf dari para ahli.
Dilansir dari The Atlantic, pareidolia merupakan fenomena psikologi saat setiap orang dapat melihat bentuk tertentu pada gambar biasa, namun persepsinya cenderung berbeda dengan orang lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved