TOLERANSI dalam kehidupan sesungguhnya bisa diterjemahkan secara sederhana dalam kehidupan di masyarakat. Hal itu bisa dilakukan tanpa mengganggu dan menimbulkan friksi tajam.
Langkah sederhana itu diperlihatkan Komunitas Remaja Gereja Kristen Oikumene Komplek Kodau V Ambarapura, Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi ketika berlangsung pelaksanaan salat Idul Fitri di lapangan perumahan tersebut, Senin (2/5).
Mereka secara sukarela membantu keamanan ketika kaum muslim sedang melakukan salat ied. Para pemuda berkeliling perumahan dan berjaga di ujung-ujung jalan mengawasi rumah-rumah yang ditinggalkan penghuninya untuk beribadah.
"Bukan sesuatu yang luar biasa sebetulnya, karena di kompleks kami hal itu sudah dilakukan sejak lama. Para pemuda itu sukarela membantu pengamanan bila ada kegiatan seperti ini," ujar seorang warga, Doni Wardana, dalam perbincangan di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (4/5).
Pengurus dewan kemakmuran masjid (DKM) ini mengungkapkan bahwa aksi mereka disambut baik warga dan juga pengurus pemerintahan setempat. "Kami berterima kasih kepada mereka yang dengan sukarela melakukan hal tersebut," tambah Doni lagi.
Para pemuda tersebut selain berpatroli, juga berpencar ke segala sudut lapangan untuk membantu kelancaran lalu lintas di sekitar lokasi salat ied. Atribut mereka yang berbeda dengan kaum muslim tidak menjadikan halangan untuk beraktivitas.
Langkah yang dilakukan anak-anak muda tersebut hanyalah sebentuk perwujudan arti toleransi dalam kehidupan beragama. Di Ambarapura hal tersebut juga bukan cerita baru. Bahkan Doni mengungkapkan ketika gereja di dalam kompleks sedang direnovasi beberapa waktu lalu, pihaknya bahu membahu menjaga keamanan. Bahkan ikut melobi pejabat kelurahan dan aparat pemda setempat agar dapat memberikan izin pembangunan.
Doni mengungkapkan bahwa toleransi itu bukan dalam bentuk peribadatan, tapi dalam hal kemasyarakatan. "Kami ingin warga kompleks bisa hidup tenang dan damai tanpa harus diributkan soal perbedaan. Intinya sama-sama menghargai," tambahnya.
Apa yang diungkapkan Doni sejalan dengan penegasan katib salat ied ustad Zaenal Arifin. Menurutnya, menjaga hubungan dengan Allah itu jauh lebih mudah ketimbang menjaga hubungan dengan sesama manusia.
"Kenapa? Sebab hubungan dengan Allah itu sifatnya personal. Lha kalau dengan tetangga, teman, atau saudara kadang ada perasaan di dalam hati yang mengganggu kita," begitu ungkap Zaenal, Senin (2/5).
Ambarapura hanyalah setitik kecil, bahkan mungkin tak terdeteksi, bila dilihat di peta Indonesia. Tapi dari sini pesan damai dan toleransi menggema dalam momentum kebersamaan Idul Fitri. (OL-15)