Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pasien Gagal Ginjal yang Berpuasa Harus Perhatikan Kecukupan Minum

Basuki Eka Purnama
11/4/2022 11:02
Pasien Gagal Ginjal yang Berpuasa Harus Perhatikan Kecukupan Minum
Dokter spesialis penyakit dalam memeriksa kondisi kesehatan seorang pasien gagal ginjal di klinik hemodialisa di RSUD dr Iskak, Tulungagung.(ANTARA/Destyan Sujarwoko)

DOKTER Spesialis Penyakit Dalam dari Universitas Indonesia Bonita Effendi memberikan beberapa kiat bagi pasien gagal ginjal agar dapat berpuasa aman selama Ramadan.

Bonita, yang berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah itu, melalui surat elektronik, menyebutkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pasien salah satunya kecukupan minum atau hidrasi.

"Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjalani puasa pada pasien dengan gagal ginjal seperti cukup minum atau cukup hidrasi," ungkap dia.

Baca juga: Selama Bulan Puasa, Anda Bisa Berolahraga Ringan Setelah Buka

Selain itu, pasien juga perlu menghindari makanan yang banyak mengandung kalium seperti pisang, kurma, dan aprikot dalam jumlah banyak. Hal itu terutama untuk penderita gagal ginjal yang harus menjalani dialisa atau cuci darah.

Di sisi lain, pasien disarankan memastikan dirinya patuh meminum obat sesuai petunjuk dokter dan memantau kondisinya terutama mereka dengan stadium gagal ginjal sedang sampai berat (lebih dari stadium 3).

"Perlu dipastikan kepatuhan terhadap obat dan hidrasi untuk setiap pasien. Pemantauan fungsi ginjal dan profil pemeriksaan penunjang seperti elektrolit harus dipantau," saran Bonita.

Perubahan tekanan darah yang dapat terjadi juga sebaiknya menjadi perhatian pasien selama berpuasa.

Dia mengingatkan, merujuk beberapa studi, sebelum berpuasa, pasien dengan gagal ginjal yang menjalani hemodialisa atau cuci darah sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang merawat. Hal itu mengingat mereka berisiko mengalami dehidrasi saat berpuasa dan berisiko kelebihan cairan tubuh saat berbuka puasa.

"Selain itu, kadar insulin yang menurun juga berisiko tinggi menyebabkan peningkatan gangguan elektrolit terutama peningkatan
kalium," pungkas Bonita. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya