Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
UNTUK mencegah terjadinya anak tumbuh stunting, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya newborn screening pada bayi baru lahir.
Dokter Spesialis Anak Cissy Kartasasmita mengungkapkan, newborn screening pada bayi baru lahir semestinya diharuskan. Pasalnya, hal itu dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan yang belum terlihat gejalanya.
"Agar deteksi bisa dini dan dapat dilakukan tindakan pengobatan atau penanganan agar tumbuh kembangnya sempurna. Jadi mencegah penyakit atau kelainan," kata Cissy saat dihubungi, Minggu (10/4).
Cissy menjelaskan, terdapat sejumlah screening yang harus dilakukan. Antara lain gangguan pendengaran dengan melakukan pemeriksaan otoacoustic emissions atau OAE. Pemeriksaan itu dilakukan pada masa 0-28 hari usia bayi baru lahir.
Baca juga: Pemerintah Kawal Pengajuan Reog Ponorogo ke UNESCO
Baca juga: Patuhi Prokes dan Proaktif Testing saat Mobilitas Meningkat
Selanjutnya, screening juga dilakukan pada gangguan penglihatan. Sceening ini khususnya dilakukan pada bayi prematur usia 2-4 minggu.
Selain itu, pemeriksaan pada tumit kaki untuk mengetahui adanya gangguan pada hipotiroid kongenital. Pemeriksaan ini dilakukan pada usia bayi 48-72 jam.
"Yang sekarang harus untuk semua bayi segera hipitiroid kongenital karena bisa segera dideteksi, didiagnosis dan diobati. Mencegah anak kongenitalnya terganggu," beber Cissy.
Selanjutnya, pemeriksaan yang harus dilakukan yakni pemeriksaan pulse oxymetry untuk melihat penyakit jantung kritis bawaan. Pemeriksaan ini harus dilakukan maksimal pada 24 jam setelah kelahiran bayi.
Terpisah, Dokter Spesialis Anak Aman Bhakti Pulungan mengungkapkan, meski belum menjadi pemeriksaan rutin yang dilakukan di negeri ini, tidak berarti newborn screening bisa diabaikan.
"Pada kasus HK, misalnya. Kunci keberhasilan pengobatan anak dengan HK adalah deteksi dini melalui pemeriksaan laboratorium dan pengobatan sebelum anak berumur satu bulan. HK sendiri sangat jarang memperlihatkan gejala klinis pada awal kehidupan," ungkap Aman.
Keterlambatan dalam mendiagnosis dan mengatasi gangguan tersebut dapat menyebabkan anak mengalami keterbelakangan mental dengan kemampuan IQ di bawah 70.
"Hal ini akan berdampak serius pada masalah sosial anak, misalnya anak menjadi tidak mampu beradaptasi di sekolah formal dan menimbulkan beban ganda bagi keluarga dalam pengasuhannya," pungkas dia. (H-3)
KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN bersama BNI meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) di Kota Tangerang, Banten.
ANGGOTA Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai belum menunjukkan efektivitas dalam menurunkan angka stunting.
MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji memaparkan ada 4 tantangan untuk menurunkan stunting saat ini.
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus mengampanyekan zero new stunting.
Menurut Dikdik, inisiatif semacam ini merupakan bagian penting dari strategi pencegahan stunting yang harus dimulai sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun pertama anak.
Menteri sebelumnya dijadwalkan menyaksikan proses distribusi Makan Bergizi Geratis (MBG) di Posyandu Lamahora Barat II, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved