Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggandeng Huawei menghadirkan program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) untuk para mahasiswa Indonesia melalui kebijakan Kampus Merdeka. Mahasiswa yang ikut program ini akan mendapatkan pengalaman kerja nyata yang diharapkan dapat menjadi bekal mereka sebagai talenta-talenta digital yang mampu memajukan Indonesia.
"Kita harus meningkatkan kompetensi SDM kita di era teknologi digital ini. Pengembangan talenta digital di Indonesia telah dipercepat melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di mana para mahasiswa kita, ribuan mahasiswa, mempelajari pengetahuan dan teknologi baru untuk menjadi bagian dari technology creator," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek Prof. Nizam, Jumat (8/4).
Menurut Nizam, Indonesia perlu mengakselerasi inovasi digital secara
nasional. Dengan demikian, Indonesia kita bukan hanya jadi pengguna tetapi juga bagian dari kreator teknologi digital.
"Keamanan siber, kecerdasan buatan (AI), machine learning, blockchain, metaverse akan mengubah ekonomi dan masyarakat Indonesia menjadi ekonomi yang cerdas, masyarakat cerdas yang menguasai teknologi untuk kemajuan umat manusia. Dengan itu, saya berharap kita memiliki masa depan yang cerah dan sejahtera bagi seluruh masyarakat," katanya.
Program MSIB bersama Huawei ini direncanakan melibatkan 64 perguruan tinggi di Tanah Air, diikuti dengan perguruan-perguruan tinggi lainnya. Selama MSIB, pelajar dapat mengonversikan pembelajaran yang didapatkan selama magang sebesar maksimal 20 Satuan Kredit Semester (SKS).
Artinya, kegiatan magang tersebut memang ditargetkan menjadi bagian dari proses pembelajaran. Setelah periode MSIB berakhir, mahasiswa magang juga akan mendapatkan sertifikat pengakuan sebagai bukti penyelesaian magang.
Selain itu, Huawei dan Ditjen Diktiristek juga menggelar sesi webinar untuk menambah wawasan mahasiswa-mahasiswi mengenai tren dan perkembangan dunia teknologi terkini sebagai salah satu rangkaian dari program MSIB.
"Saya berharap kerja sama ini dapat memperkuat ekonomi digital di Indonesia serta pembangunan masyarakat Indonesia untuk menjadi bagian dari masyarakat global, ekonomi global, dan kemakmuran masa depan untuk semua," ungkap Nizam.
Huawei mengajak para mitranya serta perguruan-perguruan tinggi lainnya untuk menjadi bagian dari program MSIB. Dengan demikian para talenta digital di Indonesia bisa semakin berdaya dan mendapatkan ilmu langsung dari perusahaan yang telah memiliki segudang pengalaman mengembangkan teknologi terkini.
"Saya sangat senang melihat antusiasme yang tinggi dari lebih dari 2000 siswa yang mendaftar untuk program Huawei MSIB tahun lalu. Sekitar 200 mahasiswa dari 9 universitas telah mengikuti pelatihan berbasis proyek kami di bidang AI, Komunikasi Data, dan Penyimpanan Cloud, hingga Januari tahun ini," kata Vice President, Director the Board Huawei Indonesia, Ken Qi.
Ia berharap lebih banyak mahasiswa bergabung dalam program ini sehingga bersama-sama dapat mewujudkan visi Indonesia untuk menyiapkan 9 juta talenta digital pada 2030. "Di Huawei, kami berkomitmen untuk membina 100 ribu talenta digital Indonesia pada 2025," jelas Ken Qi. (Ant/OL-15)
WAKIL Rektor Bidang Mutu dan Kerja Sama Universitas Paramadina, Iin Mayasari, mengatakan bahwa perguruan tinggi sedang mengalami tekanan yang cukup tinggi karena tuntutan untuk publikasi.
Peningkatan kualitas pendidikan tinggi bisa dicapai antara lain dengan memperkuat kolaborasi riset.
Binus University meluncurkan program Beasiswa Binus untuk Nusantara untuk Tahun Akademik 2026/2027.
Penerapan TKA membutuhkan pengawasan juga pendampingan. Hal ini sebagai upaya menjamin objektivitas serta validitas hasil sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan.
Unjaya menyelenggarakan kegiatan Penguatan Kelembagaan Melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal Perguruan Tinggi.
EKOSISTEM pendidikan tinggi perlu didorong agar lebih inklusif dalam berbagai aspek. Hal itu harus diwujudkan demi menciptakan perguruan tinggi yang inovatif dan berdaya saing.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved