Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
BALAI Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palu, Sulawesi Tengah, terus mengintensifkan pengawasan makanan berbuka puasa (takjil) yang dijual di sejumlah pasar ramadan kota itu. BPOM mengimbau warga lebih teliti sehingga terhindar dari makanan dan minuman berbahaya.
Kepala BPOM Palu, Agus Riyanto mengatakan, tidak menuntut kemungkinan pedagang-pedagang tidak bertanggung jawab menjual makanan dan minuman yang mengandung bahan berbahaya.
Baca juga: Presiden: Kawal Arus Mudik Sebaik-baiknya
Oleh karena itu, warga yang datang ke pasar ramadan untuk membeli takjil, harus lebih teliti. “Yah, warga harus berhati-hati dalam memilih pangan yang berisiko,” tegasnya di Palu, Rabu (6/4).
Agus menjelaskan, ada beberapa ciri makanan yang berpotensi mengandung bahan berbahaya.
Di antaranya memiliki warna yang mencolok cenderung berpendar serta banyak memberikan titik-titik.
Misalnya, untuk makanan yang digoreng, teksturnya sangat renyah dan dapat memberikan rasa getir.
“Nah, itu adalah salah satu ciri, apabila makanan tersebut sudah ditambahkan boraks,” ujarnya.
Menurut Agus, secara umum masyarakat harus memilih makanan yang sehat, dan bebas dari tiga macam cemaran, yakni cemaran fisik, cemaran kimia dan cemaran biologis.
Untuk cemaran fisik, lanjutnya, seperti makanan yang terkontaminasi kerikil atau rambut yang menempel.
Contohnya cemaran kimia, yakni makanan yang dibungkus menggunakan kertas bekas atau plastik berwarna hitam.
“Warga jangan membeli makanan yang dibungkus menggunakan kertas bekas atau plastik warna hitam. Karena ada potensi makanan tersebut akan tercemar,” papar Agus.
Sedangkan untuk cemaran biologis, tidak dapat terlihat dengan kasat mata. Namun, hal itu dapat diketahui dan dihindari, dengan menghindari penjualan jajanan yang pedagangnya tidak menerapkan sanitasi yang higienis dan baik.
“Cemaran biologis bisa diketahui dari penjualnya, apakah menerapkan sanitasi yang higienis dan baik. Kalau tidak yah hindari,” tandas Agus. (TB/M Taufan SP Bustan)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved