Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Jumlah Penderita Bibir Sumbing kian Naik

31/5/2016 10:07
Jumlah Penderita Bibir Sumbing kian Naik
(MI/DEDE SUSIANTI)

BIBIR sumbing masih menjadi masalah cukup serius di Indonesia, negara dengan jumlah populasi terbesar keempat di dunia, mencapai hingga 249 juta jiwa. Terdeteksi sebanyak 9.500 anak diperkirakan mengidap bibir sumbing dan celah langit dan angka tersebut terus meningkat setiap tahunnya.

Faktanya satu dari 1.000 kelahiran hidup anak mengalami kelainan celah bibir. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi anak usia 24-59 bulan mengidap satu jenis kelainan yang mencapai 0,53%, dengan 0,08% di antaranya ditempati anak-anak yang mengidap bibir sumbing.

Menurut dokter spesialis bedah plastik RS Hermina Galaxy Nungki Ratna Martina, bibir sumbing disebabkan banyak faktor seperti pengonsumsian obat-obatan yang berlebih saat hamil, kurangnya konsumsi asam folat, mero­kok, dan faktor genetik. "Sebagian besar disebabkan faktor genetik. Deteksi awal dapat dilakukan dengan menggunakan USG," terangnya dalam kegiatan #SmileForLife, program inisiasi Halodoc bersama Smile Train dalam membantu operasi 40 penderita bibir sumbing di Indonesia, di RS Hermina Galaxy, Bekasi, kemarin.

Ia pun turut mengimbau para ibu untuk mengonsumsi asam folat secukup­nya dan menghindari konsumsi obat­obatan yang berlebih saat hamil guna menurunkan faktor terjadinya bibir sumbing dan celah langit. "Paling banyak penyebabnya kurang konsumsi asam folat saat ibu hamil. Itu ditemukan di Pandeglang dan kawasan timur Indonesia," imbuhnya.

Dengan adanya masalah bibir sumbing pada anak di Indonesia, Ashish Sabharwal, Vice President Smile Train Southeast Asia, berharap tidak ada lagi anak yang terbelakangi melalui kegiatan ini.

"Anak-anak ini juga harus dapat perhatian. Berharap tidak ada lagi anak di Indonesia yang ditinggalkan."

CEO of Halodoc Jonathan Sudharta menambahkan, kegiatan operasi gratis tersebut tidak hanya bertujuan mengubah kelainan pada bibir, tetapi juga masa depan anak. Ia percaya senyuman anak-anak itu dapat menciptakan Indonesia menjadi lebih baik. (Mlt/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya