Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Perkuat Media Komunikasi saat Dilanda Krisis

Mediaindonesia.com
18/3/2022 16:11
Perkuat Media Komunikasi saat Dilanda Krisis
Webinar yang bertemakan Crisis Communication in Network Society, Jumat (18/3).(DOK Pribadi.)

ROMEO and Juliet mengingatkan kita tentang kisah cinta yang berakhir tragis. Mengapa tidak? Juliet yang hendak mengirimkan pesan penting kepada Romeo bahwa ia akan memalsukan kematiannya untuk dapat bertemu lagi dengan Romeo tidak tersampaikan tepat pada waktunya. Malangnya akhir kisah cinta mereka, ketika pesan Juliet tidak tersampaikan tepat waktu kepada Romeo membuat Romeo percaya bahwa Juliet telah mati. 

Romeo tak kuasa dengan keadaan tersebut sehingga ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di samping makam palsu Juliet. Juliet pun bangun dan melihat jasad Romeo telah terkapar tak bernyawa di sebelahnya. Hancurnya hati Juliet membuat ia memutuskan untuk bunuh diri, menyusul kepergian sang kekasih tercinta. 

Dari kisah di atas, yang dipaparkan oleh Dr. Firsan Nova sebagai pakar komunikasi krisis dalam webinar yang bertemakan Crisis Communication in Network Society, menekankan pentingnya media sebagai alat komunikasi di tengah situasi krisis. Firsan mengaitkan krisis komunikasi dengan isu-isu terkini seperti covid-19. Di tengah pandemi atau krisis kesehatan yang terjadi di seluruh dunia, khususnya Indonesia, banyak penyebaran disinformasi atau informasi Hoax yang terjadi cenderung menggunakan platform media sosial.

Baca juga: Kemenkominfo Minta Pemda Permudah Pengembangan Infrastruktur Telekomunikasi

"Isu hoaks vaksin covid-19 di media sosial sangat banyak. Temuan Kominfo mencatat ada 2.655 konten yang tersebar di platform media sosial mulai dari Instagram, Twitter, Facebook, apalagi Tiktok hingga Youtube yang menjadi tontonan anak saya. Isu hoaks ini cenderung menargetkan kalangan milenial dan gen Z untuk dikonsumsi dan dipercaya sehingga mereka cenderung takut untuk divaksinasi dan banyak alasan lain. Namun fokus utamanya mengapa mereka menggunakan platform media terkini? Hal tersebut terjadi seiringan dengan perkembangan zaman," papar Firsan selaku CEO Nexus Risk Mitigation and Strategic Communication, Jumat (18/3).

Mengikuti perkembangan teknologi menjadi kunci dari keberhasilan komunikasi di tengah krisis yang terjadi. Perkembangan teknologi mengharuskan kita terus beradaptasi dengan kebudayaan baru untuk menciptakan menu-menu terbaru dalam berkomunikasi. Namun pada intinya dasar komunikasi pesan atau interpersonal communication tidak akan tergantikan. Konsep tentang bentuk pesan yang hendak disampaikan kepada siapa dan pada waktu kapan serta di mana melalui media apa serta cara yang hendak digunakan harus semakin diperkuat. 

Seperti kata Justin Timberlake dalam film Social Network, "Past time people life in the village, yesterday in the city and now people life in the internet." Dahulu masyarakat hidup di zaman yang serbasusah, media komunikasi sangat terhambat seperti penggunaan surat melalui kantor pos. Hal ini perlu beberapa lama agar pesan tersampaikan kepada orang yang kita tuju. "Saya sepakat dengan Justin Timberlake yang menyampaikan manusia sekarang hidup di tengah kecepatan internet. Perlu ada perkembangan teknologi yang kita implementasikan dalam upaya menyampaikan pesan di tengah krisis yang terjadi semisal menggunakan platform media sosial seperti isu covid-19," ujarnya. 

Oleh karena itu, pentingnya penguatan media komunikasi di tengah krisis untuk mengatasi, meredam, dan bahkan menyelesaikan krisis yang terjadi. "Kita perlu memperkuat media komunikasi supaya ketika berada di situasi terburuk sekali pun dalam krisis, baik itu kehidupan maupun percintaan, kita mampu memenangkan pertandingan atas situasi yang terjadi," pungkasnya.

Beberapa pertanyaan dilontarkan mahasiswa tentang dasar dari krisis komunikasi pada institusi dan langkah strategis yang baik untuk mengelola krisis tersebut. Firsan menuturkan krisis merupakan situasi yang merugikan dan atau membahayakan citra perusahaan, reputasi, atau stabilitas keuangan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk dapat memitigasi krisis ini dapat terjadi mulai dari menentukan setiap individu dalam perusahaan harus dikelola karena kapan pun dan di mana pun krisis dapat terjadi. "Krisis dapat terjadi kapan pun dan di mana pun sehingga kita perlu mengantisipasinya mulai dari stakeholders internal atau individu karyawan yang ada di perusahaan kita. Mempersiapkan mereka merupakan langkah awal terbaik untuk mereplikasi dan mengobati luka yang terjadi akibat krisis," jawabnya. 

Ia juga menambahkan dalam menghadapi krisis, langkah-langkah strategis dari berbagai pendekatan harus diimplementasikan dan dilaksanakan dengan cekatan. "Langkah-langkah strategis dalam menghadapi krisis selanjutnya adalah mengimplementasikan berbagai pendekatan. Salah satunya pendekatan preventif dan kuratif. Mengaca pada bagaimana Nexus melaksanakan pendekatan tersebut, ada beberapa hal yang dilakukan seperti menilai terlebih dahulu kedalaman permasalahan yang dihadapi oleh klien mulai dari konteks isunya sudah bagaimana, apa pendapat publik, memetakan para stakeholders terkait, dan menempatkan mereka pada posisi yang benar. Ketika seorang PR dapat menganalisis dan menilai seberapa dahsyatnya isu yang terjadi, ditentukanlah langkah pencegahan atau pengobatan. Beberapa di antaranya menggunakan publikasi, pemberitaan, event, pengembangan masyarakat, penemuan fakta di lapangan dan berbagai cara lain," lanjut Firsan. 

Namun pada intinya dalam setiap krisis yang terjadi, kita harus mampu melaksanakan dan mengimplementasikan teknik berkomunikasi melalui media dengan baik dan benar. Dalam buku Public Relations Crisis karya Dr. Firsan Nova (2020) menyebutkan keterampilan berkomunikasi seorang public relations menjadi sangat penting dalam memproduksi makna. Oleh karena itu, sebagai seorang PR dalam menghadapi krisis harus memiliki keterampilan untuk menemukan makna penting dalam berkomunikasi menggunakan berbagai platform media, baik itu media konvensional maupun media sosial. 

Di akhir pemaparannya dengan mahasiswa President University, Firsan menyarankan untuk segera memiliki buku terbarunya yang berjudul PR Crisis terbitan tahun 2020. "Teman-teman, suatu saat ketika teman-teman rindu dengan saya, ingat kalian tetap memiliki saya dalam buku PR Crisis yang saya tulis bersama dengan dua penulis hebat lain. Jadi pastikan teman-teman untuk memiliki buku saya melalui link books.nexusrmsc.id atau kalian bisa pergi ke laman Instagram @prcrisis_id," urainya. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya