Katgama Beri Penghargaan Herman Johannes Award 2022 kepada Prof Roosseno

Widhoroso
20/2/2022 18:35
Katgama Beri Penghargaan Herman Johannes Award 2022 kepada Prof Roosseno
Acara pemberikan penghargaan Herman Johannes 2022 kepada Prof Roosseno Soerjohadikoesoemo oleh Katgama.(DOK Katgama)

KELUARGA Alumni Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (Katgama) memberikan penghargaan Herman Johannes 2022 kepada Prof Roosseno Soerjohadikoesoemo. Penghargaan diberikan atas pengabdian, dedikasi, dan karya pembangunan yang luar biasa Prof. Roosseno kepada bangsa dan Tanah Air.

Herman Johannes Award merupakan penghargaan yang diberikan Katgama kepada para tokoh yang dianggap memiliki peran nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. "Semoga bisa menjadi motivasi dan inspirasi bagi kita semua," ujar Ketua Katgama, Agus Priyatno, Minggu (20/2).

Penghargaan diserahkan Ketua Katgama kepada Damiyanti Roosseno, puteri bungsu Prof Rooseno disaksikan Pimpinan dan Sivitas Akademika FT UGM serta perwakilan keluarga yang hadir yaitu Cyril Noerhadi beserta Istri Nia Ayu Ismaniati (Dekan FKG UI), dan Juzuar Nazief.

Dalam sambutannya, Cyril mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada Katgama atas penghargaan yang diberikan kepada Prof Roosseno. Dalam kesempatan itu, Cyril menyampaikan secara singkat pemikiran-pemikiran dari Prof Roosseno yang dikutip dari buku 'Roosseno: Jembatan & Menjembatani', tahun 2008, saat peringatan 100 tahun lahirnya Prof Roosseno dan masih sangat relevan dalam konteks masa kini.

Puteri kelima Prof Roosseno, Amalia Roosseno juga menyampaikan ucapan terima kasih. Amalia berharap semoga teladan dan pesan-pesan ayahnya yang terkandung dalam Mutiara Roosseno mampu menjadi inspirasi bagi generasi muda saat ini.

Herman Johanneas Award sendiri merupakan bentuk penghormatan terhadap Herman Johannes yang merupakan Pahlawan Nasional dan telah banyak berjasa dalam kemajuan bangsa. Ia adalah Menteri Pekerjaan Umum & Rekonstruksi Ke-7 tahun 1950-1951 dan Rektor UGM ke-2 pada periode 1961-1966.

Sementara Prof Rooseno, lahir di Madiun pada 2 Agustus 1908 dan wafat pada 15 Juni 1996 dikenal sebagai Bapak Beton Indonesia. Ia merupakan insinyur sipil, lulus dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung/ITB) pada 1932 dan merupakan pelopor konstruksi beton di Indonesia.

Nama Prof Roosseno selalu dikaitkan dengan rekayasa teknik sipil Indonesia. Dialah penerjemah ulung gambar dan desain para perancang bangunan ke dalam bentuk dan struktur pada masanya. Prof Roosseno mengawali karirnya dengan berwiraswasta, yakni mendirikan Biro Insinyur Roosseno Soekarno (Presiden pertama RI ) pada 1933.

Kemudian, pada 1 April 1944, ia diangkat menjadi Guru besar bidang ilmu beton di Bandung Kogyo Daigaku dan 26 Maret 1949 diangkat menjadi Guru Besar luar biasa ilmu beton di Universiteit Van Indonesia, Faculteit van Technische Wetenschap di Bandung.

Empat tahun kemudian, Presiden Soekarno memberikan kepercayaan kepada Prof Roosseno sebagai menteri, diantaranya Menteri Pekerjaan Umum Ke-10 tahun 1953, Menteri Perhubungan Ke-7 tahun 1953-1954, dan Menteri Perekonomian Ke-12 tahun 1954-1955.

Selain itu, Prof Roosseno juga dipercaya Presiden Soekarno untuk merealisasikan sejumlah pembangunan termasuk proyek mercusuar, seperti Gedung Pola, Jakarta by Pass, Masjid Istiqlal, Monas, Hotel Indonesia, Wisma Nusantara, Sarinah Thamrin, Hotel Ambarukmo, Hotel Samudra Indonesia, Restorasi Candi Borobudur, serta Kompleks Asian Games Senayan dan sejumlah bangunan monumental lainnya di Indonesia.

Pada bidang pendidikan peranannya juga sangat besar, yakni sebagai promotor pendirian Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada di Yogyakarta dan Inisiator pembentukan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Soekarno, berdirilah FT UI dan menjadikan Prof Roosseno sebagai dekan pertama Fakultas Teknik UI pada 17 Juli 1964. (Ant/OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya