Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Kementan Minta Pendidikan Vokasi Ciptakan Petani Profesional

Mediaindonesia.com
21/1/2022 09:10
Kementan Minta Pendidikan Vokasi Ciptakan Petani Profesional
Dosen Polbangtan Bogor Momon Rusmono saat peluncuran buku di Bogor, Jawa Barat, Kamis (20/1).(Ist)

KEMENTERIAN Pertanian akan mendorong lembaga pendidikan vokasi agar lebih maksimal dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) pertanian. Untuk itu, Kementan berharap pendidikan vokasi dapat mencetak petani milenial yang profesional, mandiri, dan berjiwa wirausaha (entrepreneurship).

Hal itu terungkap saat peluncuran buku 'Transformasi Sistem Penyuluhan Pertanian Era TIK untuk Penguasaan dan Pemantapan Iptek' milik dosen Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor Momon Rusmono.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengutarakan, pertanian harus terus bersinergi dengan kemajuan teknologi. "Di era 4.0, semua sektor telah menerapkan teknologi, termasuk juga pertanian. Kita tidak mungkin menghindar, justru harus beradaptasi," kata Mentan.

Sementara saat memberikan arahan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menegaskan, pendidikan vokasi merupakan salah satu alat untuk melahirkan petani milenial yang profesional, mandiri, dan berjiwa entrepreneurship.

"Bahkan pendidikan vokasi adalah sarana yang paling utama jika dibandingkan dengan metode yang lain. Karena, pendidikan vokasi adalah pendidikan yang relatif panjang, ada yang 3 sampai 4 tahun. oleh karena itu output yang paling diharapkan yaitu menjadi petani milenial yang tangguh," katanya.


Baca juga: Sertijab Pengurus Forum MWA-PTNBH, Syafruddin: Tugas Kita Menghasilkan SDM Unggul


Dedi menambahkan, petani bisa berjalan dengan output dari pendidikan vokasi itu. "Oleh karena itu, kami menyampaikan kepada rekan pengelola pendidikan vokasi bahwa pendidikan vokasi harus menghasilkan qualified jobseeker dan qualified jobcreator. Artinya, alumni yang siap ditempatkan dari hulu sampai hilir dan alumni yang siap terjun bebas dalam pembangunan pertanian nasional dalam hal kewirausahaan pertanian," katanya.

Menurutnya output yang didapat adalah petani milenial yang bukan hanya faham seluk beluk on farm, tapi petani milenial juga harus mengerti bagaimana caranya mengakses modal, dan mengakses pasar. Hal ini juga berlaku untuk alumni Polbangtan harus jadi penyuluh yang andal, penyuluh yang tangguh.

Sedangkan Momon Rusmono menyampaikan lima poin dalam pemaparannya. "Pertama, penyuluhan merupakan hal yang sangat penting dalam menyejahterakan petani, akses modal dan koperasi belum optimal bisa diselesaikan oleh para penyuluh. Kedua, penyuluhan bisa menyasar segala macam aspek," katanya.

Poin selanjutnya ialah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang di dalamnya belum menyebutkan penyuluhan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), penyuluh harus adaptif, dan kemajuan iptek luar biasa, penyuluh harus dekat dengan iptek.

"Itu semua yang memotivasi saya untuk menulis transformasi, bagaimana upaya-upaya perubahan mendudukkan, memerankan, dan memfungsikan kembali peran penyuluhan sehingga terwujud satu kesatuan arah dan kebijakan," kata Momon. (RO/S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya