Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) menargetkan pasien omikron nantinya cukup dirawat di rumah dengan dilihat tingkat keparahannya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa memang kenaikan transmisi omikron akan jauh lebih tinggi dari varian delta tetapi yang dirawat jauh lebih sedikit.
"Dengan begitu sehingga strategi layanan dari Kemenkes akan digeser yang sebelumnya fokusnya ke rumah sakit sekarang fokusnya ke rumah. Karena akan banyak orang yang terkena dan tidak perlu ke rumah sakit," kata Budi dalam konferensi pers PPKM secara daring, Senin (10/1).
Baca juga: Badan POM: Booster untuk Meningkatkan Kadar Antibodi Covid-19
Kemenkes sudah melakukan penelitian terhadap 414 pasien omikron terkait gejala yang hanya perlu dirawat di rumah atau di RS dan kategori yang berat, sedang, dan ringan.
Kemenkes juga sudah bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memastikan agar orang yang harus dirawat di rumah tetap bisa mendapatkan akses untuk konsultasi kedokteran dan juga bisa mendapatkan akses untuk delivery obatnya.
Kemenkes juga sudah bekerja sama dengan startup di bidang logistik dan Kimia Farma untuk bisa memastikan obat-obatannya bisa sampai.
Selain itu Budi juga mengungkapkan dari jumlah kasus omikron yang ada di Indonesia yakni sebanyak 414 kasus dan sudah dilakukan penelitian yang masuk kategori sedang artinya membutuhkan perawatan dengan oksigen hanya 2 orang, yakni berusia 58 tahun dan 47 tahun dan keduanya memiliki komorbid.
Kemudian dari 414 orang yang dirawat karena omikron 114 orang atau sekitar 26% sudah sembuh termasuk yang dua orang tersebut yang masuk kategori sedang dan membutuhkan perawat oksigen sehingga mereka bisa kembali ke rumah.
"Jadi kesimpulannya memang walau pun omikron ini cepat transmisinya tapi relatif lebih ringan dari keparahannya," pungkasnya. (OL-6)
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi dua pasien covid-19 varian omikron dengan subvarian JN.1 dan XBB.2.3.10.1 meninggal dunia.
Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) diminta untuk melakukan PCR terlebih dahulu untuk mendeteksi virus korona varian teranyar, yani EG.1 dan EG.5.
Meski demikian, masyarakat diminta tidak perlu khawatir karena virulensinya rendah, kecuali pada kelompok risiko tinggi seperti lansia dan penderita komorbid.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan varian baru covid-19 XBB 1.5 dan XBB 1.16 berpotensi menurunkan kadar antibodi dari vaksinasi yang telah diberikan
Omikron jenis BA.5 pernah memuncak pada Juli 2022 di Jakarta.
Aktivitas masyarakat di Beijing mulai normal yang dapat dilihat dari situasi lalu lintas dan alat transportasi umum di ibu kota Tiongkok itu yang sudah mulai padat sejak Senin (19/12).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved