Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Meraup Cuan dari Geliat Cacing Tanah

Insan Sujadi, Mahasiswa IISIP Jakarta
24/12/2021 17:50
Meraup Cuan dari Geliat Cacing Tanah
Cacing tanah yang akan diproduksi jadi bahan baku obat.(Dok Insan)

TANGAN-tangan terampil itu lincah mengaduk-aduk tanah yang berisi ribuan cacing. Mereka tak merasa jengah atau bahkan mual melihat makhluk hidup yang bagi sebagian orang begitu menjijikan. Bahkan cacing-cacing itu kemudian diolah untuk menjadi bahan baku obat.

Bagi Muhamad Zidni Ilman, cacing tanah (umbricus rubellus) ini merupakan rejeki yang dikirim Tuhan untuk dia dan sejumlah karyawannya. Mereka pun begitu antusias mengolah dan berusaha memenuhi pesanan dari pelanggan.

"Mungkin bagi sebagian orang, jangankan melihat ribuan cacing seperti ini, satu cacing saja bisa membuat mereka pingsan," ujar Ilman dalam perbincangan di Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat, pekan lalu. Sambil tertawa ia menuturkan pada awalnya juga tak menyangka kalau akhirnya bisa terlibat dalam urusan dengan cacing-cacing.

Mendengar kata cacing, kita pasti tahu hewan kecil yang menjijikan ini. Terlebih tubuhnya yang kenyal, bergerak ke sana ke mari mencari tanah dan kemudian menyelusup masuk. Di balik itu semua cacing memiliki banyak manfaat, selain sebagai penyubur tanaman juga bisa untuk bahan baku obat atau suplemen. Sehingga ada sebagian orang merawat dan membesarkannya dengan sabar. Bahkan disediakan tempat khusus untuk budi daya cacing tanah tersebut.

Penting diketahui bahwa secara signifikan fungsi cacing tanah dapat mengubah sifat fisik, kimia dan biologi dari profil tanah. Cacing merupakan kontributor utama untuk memperkaya dan memperbaiki tanah bagi tumbuhan, hewan maupun manusia.   

Selain itu, hewan kecil ini ternyata memiliki nilai komoditas yang tinggi di pasaran. Nutrisi yang sangat melimpah pada cacing juga merupakan faktor utama yang membuat mereka beternak cacing. Apalagi soal omset yang dihasilkan, ternyata tak main-main. Ilman menyebut bisa meraup puluhan juta rupiah dari aktivitas yang mereka lakukan. 

Cacing tanah berwarna merah inilah yang mempunyai beragam manfaat. Satu cacing tanah setidaknya mengandung protein 64-76, lemak 7-10 %, asam glutamat 8,98% kemudian treonin 3,28% berikutnya lisin 5,16%. Selain itu juga glycine 3,54, Energi 900-4.100 kal, mineral, air, dan asam amino paling lengkap.

Ilman sebelum menjadi pembudidaya cacing tanah di Desa Karehkel, awalnya karyawan salah satu perusahaan besar. Dengan jam kerja yang ketat membuat ia seperti terkungkung. "Saya akhirnya memutuskan untuk resign dan mencoba sebagai pembudidaya cacing tanah. Awalnya memang coba-coba tapi sekarang malah ketagihan. Apalagi budi daya cacing ini tak sulit-sulit amat," ungkapnya.

Sebagai asupan makanan cacing adalah ampas tahu yang kaya nutrisi. Bahkan Ilman pun sudah mendapat gambaran standardisasi bagi produsen yang menggunakan produksi cacing tanah miliknya. Pasalnya, cacing tanah itu untuk bahan baku obat, suplemen dan kosmetik, sehingga ada standar yang dibutuhkan.

Ilman juga memproduksi tepung lumbricus yang dibandrol Rp250 ribu-Rp900 ribu per kilogram, dan kascing (pupuk organik yang menggunakan cacing tanah dalam dekomposisinya) Rp10 ribu/kg. Bahkan Ilman menyediakan juga paket bermitra budi daya standar PT dan non PT.

"Budi daya cacing itu jangan mikirin berhasil apa enggak. Kalo ngomongin berhasil pasti berhasil tinggal kita harus berusaha. Jangan pernah putus asa di tengah jalan, gagal ya lanjut terus. Jadi coba terus," tutur Ilman. (O-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya