GSM Hadirkan 'Titik Balik' Tranformasi Pendidikan di Indonesia

Widhoroso
21/12/2021 18:16
GSM Hadirkan 'Titik Balik' Tranformasi Pendidikan di Indonesia
Festival Sekolah Menyenangkan yang digelar Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM).(DOK GSM)

SEBAGAI penghargaan atas terjadinya titik balik para guru serta stakeholder pendidikan dalam perjalanan transformasi pendidikan di Indonesia, khususnya di jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Vokasi Kemendikbudristek RI menggelar Festival Sekolah Menyenangkan.

Festival yang diberi judul "Titik Balik" ini berlangsung di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni & Budaya di DIY ini berlangsung, Senin (20/12).

Pendiri GSM, Muhammad Nur Rizal menyebut alasan diangkatnya judul 'Titik Balik dalam festival ini adalah karena ingin menyampaikan pesan yang berbeda di festival ini. "Kita tidak sedang merayakan siapa yang mendapat penghargaan, tetapi memfestivalisasi, memberi panggung kepada orang-orang yang telah mengalami titik balik di dalam perjalanan kehidupannya, khususnya dalam hal mengajar," kata Rizal dalam keterangan yang diterima, Selasa (21/12).

Rizal menambahjkan, titik balik ini dapat dipahami sebagai bentuk dari ajakan GSM kepada bangsa untuk kembali melihat bagaimana dunia pendidikan di Indonesia diperjuangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. Ia menyebut, dengan mendirikan Taman Siswa, Ki Hadjar memprotes model pendidikan kolonialisme Belanda yang hanya mengagungkan materialistik

"Melalui Taman Siswa, setiap warga negara pribumi memiliki kesempatan untuk menegakkan kembali hak-hak pendidikannya secara utuh. Hal ini sebagaimana wujud dari memanusiakan dan memerdekakan manusia," jelas Rizal.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto mengungkapkan harapannya agar GSM tetap bisa memberikan semangat kepada kepala-kepala SMK dan guru-guru SMK khususnya, di masa mendatang untuk menjadi kepala sekolah dan guru yang lebih memanusiakan dan memerdekakan manusia. "Membuat anak menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat daripada sekadar menjadi penghafal," jelas Wikan.

Di sisi lain, Anik Sudiartini, salah seorang Kepala Sekolah Penyimpang Positif GSM menyatakan merdeka belajar bisa didapatkan melalui GSM yang memang memanusiakan manusia melalui pendidikannya. "GSM telah menjawab kegelisahan saya. Melalui GSM saya akan terus bergerak menggelorakan GSM tanpa kenal lelah," kata Kepala Sekolah SMKN 1 Situbondo, Jawa Timur tersebut. (RO/OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya