Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Waspada Jika Bayi belum Bisa Merangkak

Zubaedah Hanum
18/12/2021 21:30
Waspada Jika Bayi belum Bisa Merangkak
Ilustrasi(creepercrawler)

SIKLUS motorik bayi biasanya dimulai dengan berpindah dari titik satu ke titik lainnya, entah dengan menggeser tubuhnya atau dengan merangkak. Apa jadinya jika bayi melewatkan siklus merangkak ini?

Dokter Amanda Soebadi, Spesialis Anak dan Konsultan Neurologi Anak KSM Kesehatan Anak FKUI-RSCM, mengungkapkan bahwa hal ini bisa menjadi pertanda buruk, bisa juga tidak.

Ia menjelaskan, siklus perkembangan motorik anak bayi merupakan ranah perkembangan yang mudah diamati. Perkembangan motorik pada bayi ini berlangsung dengan pola yang dapat diprediksikan dan sudah pakem.
 
"Perkembangan pola motorik anak bayi selalu dimulai dari atas (kepala) lalu menuju ke bawah (kaki), kemudian dari yang paling dekat dengan batang tubuh dan kemudian menjauhi batang tubuh," ucapnya pada live Instagram @rscm.kencana, Jumat (17/12).

Akan tetapi, jika seorang anak bayi dalam perkembangannya tidak bisa merangkak maka perlu diwaspadai, apakah ini hanya sebatas gejala keterlambatan atau mungkin ada kelainan saraf atau otot yang membuat dirinya kesusahan untuk merangkak.

Karena jika melihat dari fase gerakan pada anak bayi, kata Amanda, gerakan merangkak adalah gerakan yang kompleks karena dibutuhkan kontrol yang kuat dari mulai kepala, leher, batang tubuh, panggul, paha, dan lutut. Jika bayi tidak dapat merangkak maka orang tua perlu memeriksakannya.

“Sebaiknya anak dibawa konsultasi ke dokter spesialis anak, atau saraf anak, untuk memastikan bahwa merangkaknya atau sekuens atipikal itu memang variasi normal,” ucapnya.

Lalu kapan waktu tepat agar orang tua harus mewaspadai adanya kecenderungan keterlambatan perkembangan motorik ini?

Dari segi milestone yang harus dicapai, jelas Amanda, di usia 4 bulan bayi harus dapat mengangkat kepala, dengan catatan dia lahir dalam kondisi normal. Lalu, di usia 6 bulan, bayi dapat tengkurap sendiri dan duduk di usia 7 bulan. Selanjutnya, pada usia mendekati 16 bulan, bayi sudah dapat berjalan.

“Jadi waktu kita melakukan intervensi untuk hasil yang optimal itu jendelanya terbatas. Oleh karena itu, saya sangat hati-hati dengan kewajaran ini karena selama waktu  6 bulan sampai 1 tahun kita menunggu, kita melewatkan waktu yang sangat berharga untuk pekembangan sinap ini,” ucapnya. (*/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya