Headline
Istana minta Polri jaga situasi kondusif.
STIGMA negatif yang kerap ditujukan kepada penyandang disabilitas, tidak selalui identik dengan kekurangan atau berbagai hal yang tidak menyenangkan. Faktanya, keterbatasan yang ada tidak menjadi penghalang penyandang disabilitas untuk berprestasi dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
Pada peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) tahun 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) akhir pekan lalu menggelar bincang prestasi bertema ‘Kreativitas Tanpa Batas untuk Indonesia Tangguh’ yang menghadirkan penyandang disabilitas berprestasi.
Mereka yang hadir antara lain Atikah Fina Wulandari, penampil terbaik tunanetra Ajang Kreasi dan Apresiasi-Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (AKA-PDBK) Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2020, Kezia Karuniawati, penampil terbaik tunadaksa AKA-PDBK HDI 2020, dan Fanny Evrita Rotua Ritonga, pengusaha dan pendiri Thisable Beauty Care yang juga menjadi tim Staf Khusus Presiden Bidang Inklusi Ketenagakerjaan.
"Kita menyadari bahwa mempunyai keterbatasan yang dimiliki penyandang disabilitas bukan berarti tidak bisa berkarya karena dibalik keterbatasan, tentu ada potensi yang luar biasa. Kami harap role model yang dihadirkan dapat mendorong adik-adik semua untuk ikut berpartisipasi dan berprestasi,” terang pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Prestasi Nasional, Asep Sukmayadi saat membuka acara secara daring.
Pada acara bincang tersebut, Atikah menceritakan kisah bagaiaman mereka bisa berprestasi di tengah keterbatasan yang dimiliki. Atikah menuturkan, sejak usia tiga tahun, ia sudah senang bermain piano meskipun hanya piano mainan.
Atikah mengatakan terus menggali potensi yang dimiliki dengan terus berlatih serta kursus bermain piano. Upaya siswi kelas 10 SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi, Jawa Barat ini membuahkan hasil dengan menjadi penampil terbaik pada AKA-PDBK HDI 2020.
"Yang penting kita sudah niat, kemudian niat itu di ekplorasi dan belajar untuk mencapai niat itu. Karena kalau kita sudah suka dengan sesuatu, kita gali terus hingga apa yang kita impikan tercapai,” ujar Atikah.
Senada dengan itu, Kezia, siswa kelas 10 penyandang disabilitas tunadaksa ini terus berlatih dan berlatih untuk menjadi seorang perenang. "Saya pagi belajar, siangnya sampai malam latihan renang. Selama proses itu, saya nikmati saja karena saya yakin hasilnya akan luar biasa,” tutur Kezia.
Sementara itu, Fanny Evrita Rotua Ritonga yang merupakan penyandang tunadaksa membangun This Able Beauty Care demi membantu teman-teman difabel lain. Dengan membangun bisnis sosial ini, Fanny ingin menciptakan lapangan pekerjaan khususnya bagi para penyandang disabilitas. "Cari kerja untuk diri sendiri itu sudah biasa, tapi menciptakan lapangan kerja untuk kaum difabel melalui bisnis sosial, itu prestasi," ucap Fanny.
Ia berpandangan, saat ini masih banyak penyandang disabilitas yang masih perlu didukung untuk menyadari potensinya. "Setiap orang terlahir dengan kemampuan uniknya masing-masing, tidak terkecuali teman-teman difabel. Sayangnya tidak semua orang menyadari hal tersebut," ungkap Fanny. (RO/OL-15)
Pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi penyandang disabilitas merupakan bagian dari hak asasi manusia.
Para penyandang disabilitas, masyarakat adat, aktivis, petani, nelayan, dan pegiat lingkungan melakukan aksi damai bertajuk Temu Rakyat untuk Keadilan Iklim.
YaSDI adalah lembaga atau organisasi yang berfokus pada pemberdayaan dan dukungan bagi penyandang disabilitas di Indonesia
Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan pentingnya data yang memadai untuk memahami kebutuhan kelompok rentan dalam pembangunan
17,85% penyandang disabilitas berusia lebih dari 5 tahun di Indonesia tidak pernah mengenyam pendidikan formal.
MENTERI Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa konsep disabilitas tidak hanya berlaku bagi manusia, melainkan juga pada makhluk hidup dan alam sekitar.
ANGGOTA Komisi A DPRD DKI Jakarta, Achmad Yani, mendorong Pemprov DKI memberikan ruang kerja yang layak bagi penyandang disabilitas.
Program ini merekrut kalangan disabilitas menjadi afiliator tanpa modal melalui pelatihan vokasi dan pendampingan intensif penjualan online.
Hasil kajian juga menyebutkan bahwa kekerasan dalam bentuk verbal dan psikis/emosi adalah bentuk kekerasan yang paling banyak dialami oleh anak dengan disabilitas.
Media Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam mendukung inklusifitas dan pemberdayaan penyandang disabilitas melalui penyelenggaraan Festival Setara & Berdaya 2025.
Ajang ini diikuti 335 atlet terdiri dari 128 atlet disabilitas dari 13 provinsi dan lebih dari 200 peserta umum.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved