Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ERA revolusi industri 4.0 dan persaingan global menuntut sumber daya manusia yang mumpuni.
Bukan hanya memiliki keunggulan kompetitif, kreatif, dan inovatif; tapi individu yang mahir dengan teknologi menjadi sebuah keniscayaan. Kompetensi seperti ini tentu saja membutuhkan studi komprehensif dari kampus di dalam dan luar negeri.
Program double degree atau joint degree menjadi solusi untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Saat ini, kesempatan untuk meraih gelar ganda atau gelar bersama dari universitas-universitas di dunia yang bekerja sama dengan kampus dalam negeri semakin terbuka lebar. Salah satunya adalah program Transnational Education (TNE), yang menjembatani mahasiswa Indonesia untuk bisa berkuliah di kampus-kampus bergengsi di Inggris dengan gelar ganda atau gelar bersama.
Program Transnational Education (TNE) merupakan bagian dari kampanye ‘Education is Great’ yang digagas pemerintah Inggris untuk mendukung agenda edukasi global.
Menurut Her Majesty’s Deputy Trade Commissioner for Asia Pacific (SouthEast Asia), Sam Meiyers, Indonesia adalah salah satu negara prioritas yang mendapat dukungan dari Pemerintah Inggris untuk mengembangkan kerja sama pendidikan.
“Melalui Transnational Education, pemerintah Inggris membuka kerja sama antara universitas-universitas terbaik kami dengan Indonesia, menyediakan sarana pendikan tinggi berkualitas yang telah diakui dunia.”
Dibandingkan negara tetangga, skala program Transnational Education (TNE) di Indonesia terbilang masih kecil. Posisinya berada di peringkat ke enam. Karena situasi pandemi Covid-19 belum berakhir, program ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di rumah secara daring. Tapi, kualitas pembelajarannya tidak menurun.
Saat ini, TNE di Indonesia menyelenggarakan program gelar ganda dan gelar bersama (joint dan double degree), blended learning dan program twinning yang sudah diakui Kementerian Pendidikan.
Pemerintah Indonesia juga sudah memberi lampu hijau kehadiran kampus cabang program ini. Adapun program yang ditawarkan terbagi dua yakni program Gelar Bersama (Joint Degree) dimana kemitraan antara universitas di Inggris dengan universitas di Indonesia guna menyediakan sebuah program kolaboratif dengan masa pendidikan ditempuh di kedua kampus. Setelah lulus, mahasiswa akan mendapat gelar dari universitas di Inggris.
Kemudian ada program Gelar Ganda (Double/Dual Degree) yakni kemitraan antara universitas di Inggris dengan universitas di Indonesia guna menyediakan sebuah program kolaboratif dengan masa pendidikan ditempuh di kedua kampus. Setelah lulus, mahasiswa akan mendapat dua gelar, satu gelar yang diberikan oleh masing-masing universitas.
Perguruan tinggi di Indonesia yang memanfaatkan program Transnational Education antara lain Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung.
Dalam visinya mendidik mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang inovatif dan berjiwa wirausaha, SBM ITB terus meningkatkan statusnya sebagai sekolah bisnis terbaik di Indonesia dan juga terus berupaya membangun reputasi berstandar internasional.
“SBM ITB terus berkomitmen memberikan pengalaman belajar terbaik kepada mahasiswa, dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya melalui student exchange maupun double degree programs untuk menyiapkan mahasiswa memiliki global mindset dan siap bersaing di kancah internasional,” jelas Director of International Relations SBM ITB Nila Windasari.
Kampus ini bermitra dengan University of Glasgow (UofG) untuk program gelar ganda MBA-MSc.
Tahun pertama ditempuh di SBM ITB untuk mata kuliah wajib (mandatory courses) dan tahun kedua ditempuh di UofG untuk mata kuliah khusus (specific courses). Kerja sama lainnya adalah dengan University of Hull (UofH) diperuntukkan bagi siswa yang ingin mendapat gelar ganda dari SBM ITB dan UofH, baik untuk program S1 maupun S2.
Program Transnational Education juga menggandeng kampus swasta Indonesia. Universitas Bina Nusantara (BINUS) telah menjalin kemitraan dengan University of Northumbria (BINUS Northumbria School of Design) untuk program pendidikan Graphic Design dan New Media, dan Fashion.
BINUS Northumbria School of Design menyelenggarakan program sarjana yang didesain layaknya bersekolah langsung di Northumbria, Inggris. Program pendidikan dirancang untuk menyiapkan siswa menjadi profesional dan pengusaha.
Salah satu siswa yang menempuh program ini, Tamado Efraim Edgar, mengakui manfaat besar pendidikan hasil kemitraan kampus Indonesia dan perguruan tinggi ternama di duna. Tamado saat ini tengah mengejar gelar MBA dari Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB dan Master of Science bidang Finance and Management dari University of Glasgow.
"Kami dibekali dengan case study, kunjungan ke market, kuis, dan jurnal-jurnal ilmiah yang harus kami pelajari agar dapat menyampaikan pemikiran yang kristis dalam menganalisa dan mencari jalan keluar sebuah situasi,” ujar Tamado.
“Selain itu, lingkungan kampus yang berbahasa Inggris secara langsung mengasah artikulasi kami mengemukakan pendapat dalam Bahasa Inggris yang baik,” tandasnya. (RO/E-1)
Di tengah-tengah padatnya aktivitas kuliah, nongkrong dekat kampus jadi kegiatan tambahan para mahasiswa.
Pancasila dan khilafah tidak bisa hidup berdampingan di Indonesia. Salah satunya harus dikorbankan.
SOSOK Prof Yudian Wahyudi menjadi salah satu lulusan pesantren yang berhasil di dunia akademik. Dari Pesantren Termas di Pacitan, Jawa Timur.
Adapun pada pilkada 2007 dan 2012, partisipasi pemilih mencapai sekitar 65 persen. Sedangkan pilkada 2017 jumlahnya meningkat lebih dari 70%.
KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan radikalisme tidak boleh dibiarkan tumbuh di lingkungan kampus.
"Saya kira tahun ini dimungkinkan perguruan tinggi dibuka. Saya kira dengan cara terbatas, kapasitasnya terbatas, kemudian jamnya terbatas, kemudian mata kuliahnya terbatas," kata Ariza
Sejak 2019, Shell LiveWIRE di Indonesia fokus dengan tema Energy Solutions, sebuah program pengembangan kewirausahaan di bidang energi baru dan terbarukan (EBT)
Pemerintah memiliki ekspektasi tinggi terhadap industri pertahanan. Di antaranya dalam soal kemandirian.
Sebanyak 12 tim startup hasil kurasi melakukan presentasi bisnis di hadapan para juri ahli inovasi di Kampus ITB Bandung, Kamis (23/11).
Konsorsium SNAPFI, merupakan tim proyek penelitian kolaboratif antara Pusat Perubahan Iklim Institut Teknologi Bandung (PPI-ITB) dengan Deutsches Institut für Wirtschaftsforschun
Para mahasiswa harus berhati-hati dalam berinvestasi, terutama terhadap investasi ilegal.
Sebagian poster hasil riset, inovasi, dan pengabdian kepada masyarat ITB ditampilkan secara daring melalui galeri virtual.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved