Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Pandemi Ubah Pola Pikir Wisatawan

Basuki Eka Purnama
26/11/2021 06:15
Pandemi Ubah Pola Pikir Wisatawan
Pengunjung berswafoto di objek wisata Rumah Hobiit di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.(ANTARA/Arnas Padda)

PANDEMI covid-19, yang membuat masyarakat menjalani kenormalan baru, juga berdampak terhadap pola pikir wisatawan dalam mempersiapkan perjalanan. Hal itu dikatakan Wakil Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) Anton Sumarli.

"Ketika konsumen sudah berniat membeli tiket, mereka sudah berpikir persiapan yang lain," kata Anton saat dihubungi, Selasa (23/11).

Persiapan lainnya meliputi biaya tes antigen atau PCR yang masuk ke dalam syarat perjalanan transportasi yang dipilih konsumen hingga biaya untuk karantina mandiri bila bepergian dari luar negeri. 

Baca juga: Libur Akhir Tahun Pengunjung Wisata di Cilacap Maksimal 25%

Kini, konsumen telah terbiasa dengan gaya wisata baru yang mau tidak mau memakan biaya lebih besar dibandingkan sebelum pandemi.

"Mindset wisatawan sekarang juga berubah, orang-orang sudah tahu kalau mau traveling pasti ada cost lebih," kata dia.

Hal itu berbeda dari masa sebelum pandemi covid-19 saat wisatawan bisa memutuskan untuk bepergian secara mendadak menjelang akhir pekan asalkan mendapatkan tiket ke destinasi yang diinginkan. 

Saat ini, pelancong telah terbiasa punya persiapan lebih matang untuk memenuhi syarat-syarat perjalanan selama pandemi.

Setelah melewati level-level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berbeda sepanjang pandemi, dia menilai penerapan PPKM level 3 pada libur panjang Natal dan tahun baru tidak akan berdampak terlalu besar karena masyarakat sudah terbiasa. Namun akan beda halnya jika yang diterapkan ternyata pembatasan yang lebih ketat.
  
Adaptasi wisatawan di era kenormalan baru juga terbantu oleh peran vaksinasi covid-19 yang masih terus digalakkan serta biaya tes usap PCR yang sudah lebih murah dibandingkan awal pandemi.

"Itu juga saya rasa boleh dikatakan cukup membantu, sesuai harapan dan tidak menghalangi untuk bepergian karena mereka sudah tahu ada cost untuk bepergian, yang harus dikeluarkan seperti kewajiban PCR dan antigen," pungkasnya. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya