HKAN 2021 Jadi Momentum Kebangkitan Pariwisata Alam

Mediaindonesia.com
25/11/2021 07:15
HKAN 2021 Jadi Momentum Kebangkitan Pariwisata Alam
(DOK KLHK)

PANDEMI covid-19 yang terus melandai jadi momentum untuk membangkitkan ekonomi melalui sektor pariwisata alam yang sempat terpukul lantaran penutupan wisata alam di kawasan konservasi di seluruh Indonesia untuk mencegah penyebaran virus covid-19. 

Program reaktivasi wisata alam di area konservasi pada 106 unit Taman Nasional (TN)/Taman Wisata Alam (TWA) yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) beberapa waktu lalu menjadi salah satu pendorong kebangkitan pariwisata dan ekonomi. 

Momentum kebangkitan ini harus disertai perubahan strategi pengelolaan wisata alam yang mengutamakan kenyamanan dan kesehatan para pengunjung sebagai strategi di era adaptasi covid-19.

Baca Juga: BKSDA Jambi Berhasil Merelokasi Harimau Sumatra dari Desa Air Hitam

“Tema Bhavana Satya Alam Budaya Nusantara: Memupuk Kecintaan pada Alam dan Budaya Nusantara pada acara peringatan HKAN (Hari Konservasi Alam Nasional) 2021 yang diterjemahkan lewat living with nature and culture sejalan dengan pembelajaran yang diberikan pandemi covid-19 hampir dua tahun ini,” ungkap Wakil Menteri LHK Alue Dohong dalam sambut­annya di Acara HKAN 2021, di Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang, Pantai Lasiana, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), kemarin.

Alue menyampaikan pandemi Covid-19 tidak hanya mengakibatkan krisis di bidang kesehatan, tetapi juga berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia, terutama di bidang ekonomi, khususnya sektor pariwisata alam. 

Menurut data Direktorat Pengelolaan Jasa Lingkung­an Hutan Konservasi hingga Oktober 2021, nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pariwisata alam di suaka margasatwa (SM), TN dan TWA turun 68,5% dari 2019. Ini salah satunya akibat penutupan kawasan karena pandemi covid-19.

Meski demikian, Wamen Alue merasa optimistis dengan melandainya angka covid-19, ke depan sektor pariwisata alam bakal menjadi tujuan utama masyarakat karena terjadi perubahan preferensi masyarakat untuk hidup lebih sehat. Salah satunya lebih memilih menghabiskan waktu liburannya di alam atau kembali ke alam/back to nature. 

Peluang ini harus ditangkap pengelola wisata alam untuk lebih kreatif menciptakan produk-produk wisata yang mengutamakan quality tourism dan mendorong terciptanya wellness tourism. “Diversifikasi produk wisata, antara alam dan budaya masyarakat adalah kombinasi paling menarik sebagai strategi pengembangan wisata alam di era adaptasi covid-19. Dari strategi ini diharapkan pemulihan ekonomi melalui reaktivasi wisata alam akan terus meningkat,” jelas Wamen.

Wamen Alue pun menjelaskan penyelenggaraan Peringatan Puncak HKAN 2021 di Kupang NTT ini memberikan multiplier effect yang nyata. Setidaknya, hingga kemarin, penyelenggaraan menghasilkan turn over sampai Rp11,850 miliar.

Ia pun berharap HKAN dapat memotivasi gerakan kolektif yang menjadikan konservasi sebagai gaya hidup anak muda di era digital, new life style for young generation.

Kementerian LHK juga mengapresiasi Pemprov NTT, Pemkot Kupang, Pemkab Kupang, serta masyarakat dari berbagai profesi yang terlibat sehingga acara ini bisa diikuti lebih dari 2.000 orang secara luring dan daring. 

Gerakkan roda ekonomi
Sementara itu Gubernur NTT Victor B Laiskodat berterima kasih terhadap pemilihan NTT sebagai lokasi event HKAN. Dengan gelaran ini, membantu menggerakkan roda perekonomian di provinsi NTT.

Ia pun menegaskan sangat mendukung upaya konservasi alam yang digagas Kementerian LHK yang melibatkan masyarakat sehingga perekonomian dapat meningkat. “Konservasi tidak dapat berjalan sendirian tanpa pemahaman masyarakat. Jika pemerintah dan masyarakat tak paham pada konservasi, akan sia-sia adanya,” ucapnya.

Ia mencontohkan satwa komodo sebagai hewan eksotis yang hanya terdapat di NTT bisa tidak berharga jika masyarakat tidak diberikan pengetahuan tentang konservasi. ''Jika tidak tahu konservasi, komodo banyak dikasih makan, komodo akan menjadi jinak, bahkan jika dibiarkan terus dapat dibudidayakan hingga menjadi komoditas konsumsi. Kami tidak ingin itu, kami ingin komodo tetap menjadi hewan liar. Komodo liar itulah yang mahal,” kata Victor.

Peringatan HKAN 2021 ini berlangsung selama 22-24 November 2021. Pada hari ketiga puncak peringatan ini diluncurkan aplikasi digital Wisata Alam Indonesia yang dapat diunduh di Play Store (Android) dan AppStore (Apple). Melalui aplikasi tersebut, masyarakat dapat mengetahui daftar wisata alam di kawas­an konservasi alam serta informasi bagaimana cara mencapai dan kemampuan booking tiket serta reservasi secara online

Pada peringatan puncak ini, juga dilakukan penandatanganan kerjasama antara Dirjen KSDAE bersama Gubernur NTT untuk pengu­atan pengelolaan berkelanjutan pariwisata di TN Komodo. 

Pada kesempatan ini juga dilakukan pemberian apresiasi bagi para mitra yang melakukan berbagai upaya konservasi alam di bidang masing-masing serta pelepasliaran enam ekor Elang paria (Milvus migrans) oleh Wakil Menteri LHK dan Gubernur NTT. (RO/S3-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya