Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
PERUBAHAN iklim memunculkan bencana yang lebih besar dibandingkan Covid-19. Pasalnya, perubahan iklim bisa memengaruhi semua aspek kehidupan dan tidak ada vaksin untuk melawannya.
Bicara mengenai perubahan iklim di Indonesia, Climate Reality Project Indonesia Manager Amanda Katili Niode menyebut bahwa suhu rata-rata di Indonesia akan meningkat 2,2 derajat celcius pada 2060, dan akan mencapai suhu 3,7 derajat celcius pada 2100 mendatang.
"Berdasarkan studi yang dilakukan, bila suhu bumi makin panas naik 3 derajat dibanding tahun 1850, maka dunia akan kehabisan makanan. Lalu jika dunia naik 6 derajat celcius maka bumi dan segala isinya bisa mengalami kepunahan," kata Amanda dalam diskusi yang diselenggarakan secara virtual, Sabtu (9/10).
Gejala-gejala perubahan iklim tersebut, kata Amanda, telah dirasakan sepenuhnya di dunia bahkan Indonesia. Di Indonesia sendiri, adanya siklon tropis seroja dan sejumlah bencana alam seperti kekeringan dan kebakaran hutan menjadi dampak yang sangat terlihat.
Lebih lanjut, perubahan iklim juga bisa memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Ancaman yang akan mengintai adalah 16 juta orang teracam kenaikan air laut jika bumi memanas 2 derajat Celcius. Selanjutnya, 44 juta orang bisa terdampak jika bumi memanas hingga 4 derajat celcius.
"Ada lagi ancaman kesehatan, seperti penyakit menular, gangguan kesehatan mental, polusi udara, dan lansia dan anak-anak akan paling rentan mempunyai gangguan kesehatan," beber dia.
Untuk itu, diperlukan berbagai upaya untuk mengatasi perubahan iklim. Upaya-upaya tersebut antara lain dengan melakukan aksi mitigasi dan adaptasi.
"Mitigasi memperlambat kegiatan manusia. Kita kurang-kurangi gasnya agar jangan terlalu banyak keluar. Lalu adaptasi, bagaimana kita melindungi manusia dan ruang supaya tidak terkena dampak yang terlalu buruk," ungkap dia.
Karena perubahan iklim merupakan masalah global, maka perlu kerja sama semua negara untuk melakukan upaya-upaya tersebut untuk menahan perburukan kondisi bumi demi generasi mendatang. (Ata/OL-09)
Meski area kebakaran hutan menurun 26% sejak 2002, jumlah manusia terdampak justru melonjak hingga 440 juta orang.
Penelitian terbaru mencatat lebih dari 5.000 mamalia laut terdampar di pesisir Skotlandia sejak 1992.
Studi terbaru di jurnal One Earth mengungkap 60% wilayah daratan Bumi kini berisiko, dengan 38% menghadapi risiko tinggi.
Banjir monsun telah menyapu bersih seluruh desa, memicu tanah longsor, dan menyebabkan banyak orang hilang.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved