Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Kisah Para Perempuan Tangguh dalam Gerakan Aku Berdaya

Iis Zatnika
26/9/2021 16:07
Kisah Para Perempuan Tangguh dalam Gerakan Aku Berdaya
Acara penutupan PWW 2021(Dok Nina Nugroho)

Para perempuan dengan kiprah nan panjang di berbagai bidang yang menyentuh berbagai kepentingan publik hadir dalam Professional Women’s Week (PWW) selama lima hari mulai 20 September 2021. PWW 2021 memadukan pertemuan daring dan luring dan ditutup pada Jumat (24/9) di Jakarta. Tema #akuberdaya dipaparkan para tokoh perempuan senior yang dihadirkan dalam acara temu wicara dan pelatihan. Mereka melengkapi para pembicara lainnya yang dihadirkan dalam acara yang digagas desainer Nina Nugroho itu. 

Pengusaha dan tokoh perempuan Dewi Motik yang kini berusia 80 tahun yang berbicara dalam sesi penutupan menyatakan teknologi saat ini sangat memudahkan perempuan untuk menjalankan kegiatan domestik dan 
profesional. "Bisa sambil menyusui, sambil memasak, pakai ponsel untuk mengirim barang atau menyelesaikan pekerjaan. Sekarang sudah sangat-sangat berbeda dunia kerja dan bisnis jika dibandingkan dengan yang dulu," ujar Dewi Motik.

Ada pula pemaparan dari Yayasan Kanker Payudara Indonesia, Linda Amalia Sari Gumelar. Linda menyatakan kaum perempuan dengan sifat dasar penuh kasih sayang memiliki kemampuan bangkit dari kondisi apapun, termasuk situasi drastis. Ia menekankan, perempuan jangan terlalu lama berada di sudut ruangan, istilah yang ia gunakan untuk menggambarkan seseorang yang berada pada posisi terendah dalam hidup. 

"Berusahalah untuk segera bangkit, karena pada saat merasa sendiri , saat terpuruk meratapi nasib, maka matahari akan tetap bersinar di pagi hari, bulan akan tetap keluar di malam hari. Artinya  hidup ini akan terus berjalan, sehingga berusahalah untuk bangkit. Karena masih banyak hal positif yang dapat dilakukan."
 
Linda menyatakan pernah mengalami titik terendah dalam hidupnya, tepatnya sekitar 25 tahun silam kala dirinya divonis menderita kanker payudara. Sementara saat itu dia dan sang suami, Agum Gumelar  tengah menikmati kesuksesan. “Saat itu usia saya 46 tahun karier sedang moncer, jadi anggota DPR dan memimpin organisasi Kowani, sementara itu Pak Agum juga sedang memiliki karier bagus di kesatuannya. Tiba-tiba vonis itu datang, hal itu membuat saya syok. Selama 2 minggu saya hanya berdiam diri di kamar, nggak mau bertemu orang. Alhamdulillah suami dan anak-anak menguatkan. 

Linda segera bangkit, segera memiliki keputusan untuk pergi melakukan pengobatan ke negeri Belanda. Karena pada saat itu fasilitas pengobatan kanker payudara di dalam negeri masih terbilang langka. 

“Saat itu saya memiliki nazar di dalam diri saya. Yaitu apabila Allah masih berikan saya umur panjang, saya  berjanji akan membuat orang lain, khususnya kaum perempuan untuk dapat sembuh dari kanker payudara. Alhamdulillah, saya diberi kesembuhan, sudah 25 tahun berlalu, saat ini usia saya sudah menjelang 70 Tahun,” ujar Linda, lagi. 

Saat ini melalui Yayasan Peduli Kanker Indonesia (YKPI), Linda berkiprah memberi  edukasi, pendampingan kepada pasien kanker untuk tetap bersemangat mengejar kesembuhan. 

Linda memberikan beberapa tips kepada para perempuan milenial apabila menghadapi masalah yang berat dalam kehidupannya, diantaranya selalu siap untuk hal yang tidak diharapkan, bersahabat atau memahami dan menerima kenyataan ,jangan ditolak atau tidak mau menerima keadaaan, bahkan sampai menyesali masa lalu. "Bersahabatlah dengan diri kita, tetap mengupayakan solusi terbaik, berpikir positif. Karena orang yang selalu berpikir negatif akan menjadi orang yang tidak puas." 

Selain Dewi Motik dan Linda Gumelar, terdapat 10 pembicara lainnya dalam rangkaian acara yang akan dilanjutkan dalam pelatihan peningkatan kapasitas diri yang dipandu Corporate Innovation Asia (CIAS) itu. (*/X-6)  



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iis Zatnika
Berita Lainnya