Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BAKhadiah ulang tahun kemerdekaan negara tercinta, mahasiswa Universitas Indonesia, Andry Wijaya, 22, baru-baru ini menggondol medali emas (first prize) di International Mathematics Competition (IMC) 2021, Bulgaria.
Kesukaannya terhadap matematika terpantik saat ia duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Ketika itu ia menyadari matematika menjadi mata pelajaran yang baginya lebih mudah dipahami daripada mata pelajaran lain.
Di perguruan tinggi, Andry pun mulai rajin mengikuti kompetisi hingga akhirnya ia berjaya di IMC 2021.
Dalam wawancara bersama Muda, Andry mengungkapkan pengalamannya dalam kompetisi dan gairahnya terhadap matematika yang bagi banyak orang justru dianggap sebagai momok. Berikut petikan obrolan kami via Zoom, Senin (23/8).
Kamu baru saja meraih medali emas di IMC 2021, hebat sekali. Bagaimana proses kamu mengikuti kompetisi itu?
Awalnya tidak ada rencana untuk ikut kompetisi ini karena saya sudah di semester delapan dan tengah skripsi juga. Tapi memang hampir setiap tahun Dikti mengirimkan perwakilan, kecuali tahun lalu. Tahun ini, tim Dikti menyeleksi perwakilan tersebut dengan mengambil dari pemenang KNMIPA (Kompetisi Nasional Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam) tahun lalu. Sekitar April atau Mei, Dikti menawarkan untuk ikut IMC. Lalu karena difasilitasi, akhirnya saya ikut.
IMC diadakan secara virtual, ya, seperti apa perlombaannya?
Kegiatannya sederhana, ya, karena memang hanya lomba saja. Untuk mahasiswanya ikut lomba, dan pembina dari Indonesia membantu mengoreksi. Lombanya juga dari setiap soal dinilai prosesnya, bukan hasil akhirnya saja. Jadi, bagaimana langkah awal hingga akhirnya.
Lomba diadakan dua hari dengan masing-masing hari diuji sekitar 4 jam. Jadi, setiap 4 jam itu diberikan empat soal. Totalnya 8 jam dengan delapan soal. Sebenarnya, jika diadakan offline, soalnya berjumlah 10 dalam waktu 10 jam.
Lalu, kamu berhasil mendapatkan berapa poin dari total semua soal?
Pada hari pertama saya mendapatkan full point di soal pertama dan di soal kedua sebesar 20 poin. Di hari kedua, saya mendapatkan full point di nomor lima dan nomor enam mendapatkan 2 poin. Total semuanya 32 poin.
Berapa lama persiapan kamu untuk IMC?
Kami difasilitasi Dikti dan Puspresnas (Pusat Prestasi Nasional) untuk pembinaan kurang lebih dua sampai tiga minggu setiap hari, dari jam delapan pagi sampai jam lima sore bersama dengan dosen-dosen dari ITB, UGM, UB, dan UPI. Untuk belajarnya bukan memakai sistem ngebut, ya, karena dari sejak menjadi mahasiswa pun saya sudah belajar dan ikut juga beberapa kompetisi.
Tantangan apa yang kamu hadapi dalam kompetisi ini?
Ini dari dua sisi; sisi materi dan sisi teknis. Sisi materi, materinya itu banyak dari materi kuliah biasa, tetapi yang di-upgrade. Jadi, untuk sisi materi itu tingkatan sangat sulit.
Dari sisi teknis cukup khawatir dengan koneksi internet, ya. Kebetulan saya juga di hari pertama itu pas ada perbaikan jaringan buat nomor saya atau gimana, jadi sempat putus-putus koneksi jaringannya sehingga Zoom-nya keluar-masuk. Untuk hari keduanya, koneksinya aman.
Seperti apa tingkat kesulitan soal-soal di IMC?
Bisa dibilang soal-soal di IMC ini lebih sulit jika dibandingkan dengan di olimpiade. IMC itu seperti final untuk bertanding dengan lawan tersulit.
Tapi, apakah kamu memperkirakan akan mendapat medali emas?
Awalnya saya tidak terlalu berharap menang. Dilihat dari sistemnya, jadi setelah dinilai, kita dapat melihat nilai kita dan semua peserta. Selain itu, kita juga bisa protes jika tidak puas dengan penilaiannya. Jadi, kita bisa mengira-ngira kita akan dapat apa.
Setelah mendekati ke pengumuman dengan total nilai saya 32, dengan nilai ini di antara saya bisa dapat emas atau perak terbaik. Ternyata di pengumuman, wah dapat emas. Lega sih sebenarnya. Untuk tahun ini, ternyata dengan total nilai 30 sudah mendapatkan emas.
Lalu, apa manfaat yang kamu dapatkan setelah meraih medali emas di kompetisi ini?
Ini pengalaman pertama saya mendapatkan titel first prize karena sebelumnya saya belum pernah mendapatkan emas atau juara 1, pasti mentok-mentoknya di juara 2. Wah ini pencapaian saya yang pas karena di final saya bisa dapat juara 1. Untuk penghargaannya sendiri biasanya beasiswa, tapi tidak langsung keluar.
Apa kamu sudah menyukai matematika sejak dulu?
Sebenarnya baru tertariknya di SMA, ya. Lebih merasa kalau matematika ini lebih cepat pahamnya dibandingkan pelajaran lain. Di SMA juga ikut lomba, tapi dari sini masih biasa-biasa saja.
Nah, saat saya masuk kuliah, baru muncul ketertarikan apakah saya bisa untuk ikut olimpiade, dan ternyata bisa. Jadi, saya merasa lebih bisa bidang ini pada saat awal kuliah sebenarnya.
Padahal banyak siswa itu paling takut dengan matematika, ya?
Saya tidak tahu juga kenapa, ya. Tetapi saya merasa matematika itu memang lebih mudah dibandingkan mata pelajaran lain. Kemungkinan saya orangnya bisa membaca pola, dan di matematika biasanya ada pola-pola.
Apa yang membuat kamu tiba-tiba tersadar matematika itu lebih mudah saat SMA? Apa cara pengajaran saat itu lebih menarik?
Saya rasa di SMA materi pembelajaran setiap mapelnya sangat padat, ya, jadi lebih kelihatan pelajaran apa yang disukai dan tidak disukai. Jadi, pengaruhnya berasal dari padatnya materi di kurikulum SMA.
Saya juga merasa tidak ada perbedaan besar mengenai pengajaran di SMP dan SMA. Hanya saja, di SMP memang kecenderungan menghafal masih tinggi dan cara menyelesaikan soal-soalnya masih mungkin dihafal.
Menurut kamu, apa yang bisa membuat ilmu ini dipahami banyak orang?
Biasanya orang yang mengatakan matematika itu sulit karena belum mengetahui trik yang membuat matematika ini cepat dipahami.
Trik di sini maksud saya adalah konsep utamanya dalam berpikir yang tepat, karena kebanyakan orang ketika sudah menemukan polanya, mereka cenderung menghafal pola tersebut. Padahal, seharusnya pola tersebut dipahami, bukan dihafalkan. Apabila dipahami, akan mudah untuk menjawab soal-soal lainnya yang pastinya bervariasi.
Dan juga jadi lebih menarik, ya?
Selama orang belum paham keindahan dalam matematika, mungkin menjadi tidak menarik. Jadi, cobalah untuk mencari keindahan matematika. Yang sederhana saja, seperti fakta-fakta menarik matematika di media sosial atau kegunaannya apa.
Dari segi kegunaannya, matematika itu membantu komputasi. Matematika itu juga membantu di industri, khususnya bagian riset operasi. Dalam riset operasi kita mencari sesuatu yang paling optimum dalam suatu kasus, seperti mencari penjualan maksimum. Statistik juga membantu. Kini, tren yang lagi naik itu aktuaria. Aktuaria ini ilmu yang mempelajari risiko, khususnya di asuransi.
Ada anggapan bahwa kecerdasan seseorang dalam matematika itu dikaitkan dengan IQ. Kamu sepakat?
Ada benarnya, karena kalau tes IQ itu ada bagian melihat pola juga. Jadi, jika bisa melihat pola cepat, matematikanya biasanya baik. Jadi, karena tes IQ itu kebanyakan tes melihat pola, bisa dibilang ada kaitan yang cukup erat. Tetapi orang-orang yang memiliki IQ rata-rata akan bisa juga, tentunya asalkan adanya kemauan belajar.
Bagaimana cara kamu mempelajari matematika selama ini?
Saya tidak belajar setiap hari. Saya cenderung suka belajar sendiri alias autodidak. Di kelas itu bukan tidak memperhatikan, ya, tetapi saya sering tidak melihat ke depan. Saya melihat laptop dan buku, tapi saya tetap mendengarkan dan menyimak.
Cuma belajar sendiri itu kelemahannya ialah sudut pandangnya hanya dari saya sendiri. Nah, ini biasanya dilengkapi dengan belajar bersama atau diskusi. Jadi, saya utamanya belajar sendiri dan ditambah dengan diskusi-diskusi.
Apakah kamu pernah merasa jenuh belajar matematika?
Kalau dalam mengerjakan soal matematika itu tidak pernah, ya, karena soal-soal itu bervariasi. Meskipun ide atau konsepnya sama, pasti ada yang dimodifikasi dari soal tersebut. Jadi, harus berpikir lagi untuk menemukan jawaban dari setiap soal.
Jika selama belajar matematika mungkin ada juga jenuhnya, cuma bukan di bagian murninya, ya, karena sudah terbiasa mengerjakan soal-soal olimpiade. Tapi jika mendekati ke bagian aplikasinya, mungkin sedikit sulit. Kalau di kuliah itu mendekati ke bagian komputasi, itu sedikit lama mikirnya.
Apa rencana kamu setelah lulus?
Setelah lulus, saya mencari kerja dulu, lalu lanjut studi S-2. Untuk saat ini, saya lebih tertarik kepada profesi aktuaris, yaitu analisis di bidang asuransi. Menurut saya, saat ini dibutuhkan aktuaris di perusahaan karena adanya peraturan pemerintah bahwa perusahaan harus punya aktuaris yang besertifikat. (M-2)
Tips mudah belajar matematika non-olimpiade:
1. Latihan soal
Jika lebih suka belajar sendiri, bisa latihan soal-soal dari buku-buku. Tapi kalau suka belajar bersama lewat diskusi, carilah teman diskusi untuk membahas soal-soal.
2. Lihat dan pahami pola
Dalam menjawab soal-soal matematika juga harus memperhatikan pola-polanya. Setelah menemukan pola, sebaiknya pola tersebut dipahami.
Tips mudah memahami matematika olimpiade:
1. Ubah pola pikir
Terapkanlah cara berpikir yang bukan menghafal pola, tetapi pikirkan cara membuat polanya atau mencari solusinya.
2. Harus melihat berbagai sudut pandang
Olimpiade itu penting berdiskusi karena cara berpikir setiap orang berbeda sehingga akan memperkaya sudut pandang.
BIO
Nama: Andry Wijaya
Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 24 April 1999
Riwayat Karier:
1. Staf Bidang Akademik LOGIKA 2018
2. Staf Aksioma Himpunan Mahasiswa Departemen Matematika 2018
3. Penanggung Jawab Soal Tossaka 2019
4. Wakil Penanggung Jawab Bidang Akademik LOGIKA 2019
5. Staf Kreatif Pengenalan Departemen Matematika 2019
Riwayat Pendidikan:
1. SMA Negeri 78 Jakarta (2014-2017)
2. FMIPA Universitas Indonesia (2017-sekarang)
Daftar Prestasi:
1. Honorable Mention ONMIPA 2018
2. Juara 3 MaG-D ITB 2019
3. Juara 3 LSM UNY 2020
4. Perak KNMIPA 2020
5. Juara 3 FMC UNM 2020
6. Juara 3 LSM UNY 2020
7. Juara 3 MATIC (Ikahimatika Wil.V) 2020
8. Juara 2 Kompetisi Sobat Bumi 2020
9. First Prize IMC 2021
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved