Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
DEWAN Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo yang menginstruksikan agar harga swab Polymerase Chain Reaction (PCR) sebesar Rp 450.000 - Rp 550.000. Selain itu Jokowi juga meminta untuk hasil PCR bisa diketahui dalam kurun waktu 1x24 Jam.
“Saya mengapresiasi respons cepat Presiden Jokowi terhadap masukan KNPI untuk meminta menurunkan harga PCR bahkan tadinya kita minta PCR gratis untuk masyarakat,” ujar Wakil Ketua Umum KNPI, Muhammad Ryano Pandjaitan, Selasa (17/8).
Namun di sisi lain, Ryano menyoroti adanya disparitas harga perbedaan tes PCR cepat dan PCR lambat. Pasalnya hal ini bisa menjadi permainan oknum di laboratorium. Karena yang digunakan mesinnya sama, namun kenapa ada perbedaan harga dua kali lipat walaupun ada fix cost yang berbeda.
“Perbedaan harga ini bisa menjadi kesenjangan sosial antara si miskin dan si kaya, yang mampu membayar jauh lebih besar agar dia bisa mendapatkan hasil lebih cepat. Ini tidak bagus di tengah pandemi seperti sekarang ini,” ujar Ketua Vaksinasi DPP KNPI tersebut.
Baca juga : Lonjakan Kasus Covid-19 di RI Alami Percepatan dalam Waktu 2 Bulan
Masih kata Ryano, jika masih ada perbedaan harga PCR tersebut, maka semakin tidak tercapainya pencegahaan dini. Karena jika seseorang bertemu dengan penderita Covid, maka dia ingin mengetahui apakah dirinya terpapar atau tidak dengan cara melakukan PCR.
“Semakin lama dia mengetahui hasil PCR-nya, maka semakin besar pula dia bertemu dengan orang lain dan kemungkinan menularkan Covid tersebut. Apalagi varian delta ini sangat mudah menularkan covid-19,” ujar pengusaha muda tersebut.
Oleh karena itu, Ryano meminta agar pemerintah kembali menurunkan harga PCR meskipun Presiden Jokowi telah menurunkan harga PCR.
“ Paling tidak harga PCR BEP (break even point) atau tidak mengambil keuntungan dari setiap masyarakat saat melakukan tes PCR. Karena masyarakat sudah susah dengan pandemi ini. Selama ini kita tidak mengetahui harga PCR yang dilakukan para pengusaha di bidang kesehatan,” pungkasnya. (RO/OL-2)
Menkes Budi Gunadi Sadikin tes antigen mandiri (self testing) dinilai lebih banyak false negatif atau tidak akurat. Seseorang bisa dapat hasil negatif padahal sedang positif covid-19.
KEMENTERIAN Kesehatan melaporkan per 14 Desember 2023 kasus baru covid-19 bertambah 359 kasus meningkat 13% dibandingkan kemarin sehingga saat ini ada 1.499 kasus aktif covid-19.
Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) diminta untuk melakukan PCR terlebih dahulu untuk mendeteksi virus korona varian teranyar, yani EG.1 dan EG.5.
DINAS Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mempersiapkan sarana dan prasarana Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk melakukan pemeriksaan PCR kasus cacar monyet (Mpox).
Pemerintah Kota Semarang juga akan melakukan tes polymerase chain reaction (PCR).
PENYAKIT yang ditetapkan menjadi pandemi memiliki sedikitnya 3 syarat dan cacar monyet tidak memilikinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved