Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Pendidikan Punya Peran Penting dalam Akselerasi Kepemimpinan

Ghani Nurcahyadi
16/8/2021 07:16
Pendidikan Punya Peran Penting dalam Akselerasi Kepemimpinan
Diskusi daring Lead The Feast yang membahas peran pendidikan dalam akselerasi kepemimpinan(Dok. Pribadi)

PENDIDIKAN penting perannya dalam akselerasi kepemimpinan. Kondisi Indonesia di tengah pandemi saat ini dinilai sangat berdampak terhadap pendidikan, karena guru dan murid tidak dapat berinteraksi secara langsung dalam proses belajar.

Akselerasi kepemimpinan membutuhkan peran pendidikan dalam menciptakan pemimpin di masa depan. Peran guru menjadi salah satu faktor penting dalam hal ini. 

“Saat ini dunia sedang mengalami three destruction. Pertama disebabkan oleh teknologi dan bisnis, dimana teknologi dan bisnis yang berubah dengan radikal itu terjadi di segala bidang termasuk pendidikan,” tutur Widya Priyahita,Staf Khusus Kementerian Sekretariat Negara dalam ajang Lead The Feast bertema Accelerating Futurist Leadership through Education yang digelar Pemimpin.id secara daring

“Kedua disebabkan oleh pandemi, yang menyebabkan segala sesuatu harus berjalan secara virtual dan harus menyesuaikan diri dengan cepat,. Ketiga disebabkan oleh dominasi milenial, karakter khas yang dibawa oleh milenial mulai dari cara berpikir itu sangat berpengaruh terhadap pekerjaan yang lainnya,” imbuhnya

Ketiga destruction tersebut, lanjutnya berpengaruh juga pada bidang pendidikan. Dalam pendidikan yang dipengaruhi oleh destruction tersebut mengubah tujuan, metode yang digunakan, materi dan segala sesuatunya harus berubah. Jika tidak diubah segala sesuatunya tidak akan berjalan dengan relevan.

Kampus merupakan tempatnya pemuda atau calon pemimpin untuk belajar. Adanya program kampus merdeka adalah program pemerintah untuk menjadi akses kebebasan mahasiswa untuk belajar. 

“Skill belajar itu ada tiga aspek. Pertama how to learn, how to adapt, dan how to unlearn. Sekolah itu tempat belajar untuk berlatih cara belajar, contohnya belajar untuk menghadapi kesulitan. Skill kedua adalah adaptasi, penyesuaian diri terhadap keadaan menjadi hal yang bekal yang penting untuk masa depan. Selain itu kita juga perlu belajar how to unlearn dimana kita harus bisa merefleksikan diri dengan hal yang lebih relevan” tutur Widya. 

Ketua Jejaring Semua Murid Semua Guru Ivan Ahda menambahkan, kondisi saat ini masih terlalu bergantung pada sekolah, saat sekolah tidak berfungsi maka semuanya gagal. 

Baca juga : Strategi Kemdikbudristek dalam Melakukan Revitalisasi dan Transformasi Pendidikan Vokasi

"Pandemi sudah mengubah landscape pendidikan, karena dengan situasi yang terjadi saat ini tidak akan membuat semua berjalan normal. Apapun keadaannya konteks pendidikan adalah memerdekakan," katanya. 

Pembelajaran saat ini tidak hanya dapat diakses melalui sekolah. Komunitas merupakan salah satu tempat belajar yang nyaman bagi siswa maupun mahasiswa.  

“Proses pendidikan adalah salah satu investasi dalam belajar kepemimpinan. Guru-guru yang memiliki kepemimpinan baik berkorelasi positif dengan kepemimpinan di masa depan. Komunitas memiliki peran sebagai penguat pendidikan,” kata Ivan. 

Ivan menjelaskan, tiga peran utama komunitas dalam akselerasi kepemimpinan adalah komunitas bisa menjadi wadah untuk pemuda mengakselerasi kepemimpinan. Kedua komunitas menjadi ruang diskusi nyaman untuk pemuda lebih mudah mengakses pemelajaran terkait kepemimpinan. 

"Ketiga komunitas memiliki peran advokasi terkait kebijakan dan fasilitas untuk mereka yang tidak dapat mengakses melalui teknologi,” tuturnya. 

Chief of Teachers Initiative Zenius Amanda Witdarmono menegaskan, akselerasi kepemimpinan bukan menjadi prioritas utama saat ini. Hal penting yang harus dipikirkan adalah proses belajar harus berjalan dengan baik. 

“Namun saya menarik akselerasi kepemimpinan ini dalam kemandirian belajar. Pembelajaran melalui sistem daring ini menjadi tantangan tersendiri bagi bagi siswa untuk memahami materi yang telah diperoleh. Dalam hal ini guru harus lebih kreatif untuk menciptakan suasana kemandirian belajar bagi siswanya. Kemandirian belajar akan membentuk mereka untuk memiliki kepribadian sebagai seorang pemimpin,” katanya. 

Ajang Lead The Feast yang mengambil tema utama Leading in The New Era merupakan ajang dialog dan belajar para ahli serta tokoh masyarakat lintas generasi yang diharapkan bisa menularkan semangat juang perubahan, kepemimpinan dan semangat gotong royong. (RO/OL-7) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya