Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Sandiaga: Pemuda bukan Generasi Rebahan, tapi Agen Perubahan

M. Ilham Ramadhan Avisena
13/8/2021 22:05
Sandiaga: Pemuda bukan Generasi Rebahan, tapi Agen Perubahan
Menparekraf Sandiaga Uno(Antara/Hafidz Mubarak A)

MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan, peranan generasi muda amat penting untuk mendorong kemajuan Indonesia. Generasi muda, menurutnya, tak layak disematkan sebagai generasi rebahan, melainkan generasi perubahan. 

"Milenial ini bukan generasi rebahan, tapi agen perubahan," ujarnya dalam acara Vaksin Slank Untuk Indonesia: Merdeka Bersama yang tayang di Metro TV, Jumat (13/8). 

Dari aspek pariwisata dan ekonomi kreatif, kata Sandiaga, generasi muda berperan penting. Peranan itu dapat dilakukan dari banyak hal mulai dari pendidikan hingga pelestarian lingkungan.

Dia bilang, tingkat pendidikan di suatu daerah berkorelasi erat dengan kemajuan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayah tersebut. Karenanya, pemerintah mendirikan berbagai Politeknik Kepariwisataan di sejumlah wilayah yang potensial menjadi destinasi wisata. 

"Semakin tinggi kegiatan pariwisata semakin baik juga kondisi dan situasi di daerah, semakin tingi tingkat pendidikan di daerah akan memicu kegiatan pariwisata di daerah tersebut. Ada 34 juta rakyat Indonesia yang bergantung di pariwisata dan ekonomi kreatif," imbuh Sandiaga. 

Baca juga : Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di 5 Provinsi Ini Tercatat Masih rendah

"Saya mendapat arahan khusus dari Presiden untuk mebuka politeknik pariwisata di Papua, sehingga nanti anak-anak papua tidak perlu ke Makassar, Lombok, atau Bali. Karena Papua itu luar biasa peluangnya. Peluang wisata Aceh, itu juga membutuhkan SDM yang mumpuni," sambungnya. 

Karenanya, dia mengapresiasi peranan Izzatul Ummi, Konselor Sekolah Sukma Bangsa, Aceh dan Pendiri Hanowene Papua Neas Wanimbo. Keduanya merupakan pegiat dan pendorong pendidikan di masing-masing wilayah. 

Neas misalnya, mendirikan komunitas Hanowene untuk memajukan pendidikkan di ujung Barat Indonesia. 

"Antusiasme pendidikan anak-anak di sini, mereka punya semangat tinggi sekali untuk sekolah, mengejar cita-cita, hanya kendalanya di sini kami kekurangan fasilitas. Guru-guru yang ditugaskan mengajar dan buku kami tidak lengkap," kata Neas. 

"Sebagai Putera Daerah Papua, saya mendirikan komunitas Honowene agar adik-adik di sini bisa belajar dan bisa baca," lanjutnya. 

Selain itu, Sandiaga juga mengapresiasi langkah Amalia Rezeki, Pendiri Sahabat Bekantan Indonesia di Kalimantan Selatan. Komunitas yang dibangun Amalia itu fokus pada pelestarian bekantan dan lingkungan habitatnya. 

Apalagi bekantan yang sejatinya merupakan maskot Kalimantan Selatan itu mulai terancam punah. Karenanya, selain melindungi dan melestarikan keberadaan Bekantan, Amalia turut mengembangkan tiga desa wisata berkelanjutan yang berorientasi pada penyelamatan bekantan dan habitatnya. 

"Bekantan ini juga maskot kebanggan Kalimantan Selatan sejak 1990, tapi kepedulian (masyarakat)nya minim, makanya kami berinisiatif melindungi dan melestarikan bekantan serta haibatnya. Kita juga mengembangkan porgram pariwisata berkelanjutan, eko wisata bekantan, dan kita tengah mengembangkan 3 desa wisata di Kalimantan Selatan," jelasnya. 

Senada dengan Sandiaga, Amalia juga meyakini generasi muda menjadi penting untuk membawa Indonesia merawat kemerdekaan dengan karya, dan pelestatian kearifan lokal. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik