Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KETUA Umum Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Prof.Dr. Siti Musdah Mulia mengatakan hijrah harus dimaknai sebagai upaya membangun peradaban kemanusiaan dan meninggalkan kebiadaban.
“Hijrah itu harus dimaknai sebagai upaya meninggalkan kebiadaban menuju keberadaban yang lebih baik,” ujar Ketua Umum Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Prof Dr Siti Musdah Mulia dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (13/8).
Hal ini disampaikan seiring dengan peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443. Tahun baru Islam tersebut merupakan penanda peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.
Ia mengatakan manusia merupakan makhluk terbaik yang diciptakan Allah SWT, sebagai khilafah di bumi. Sedangkan, prinsip hijrah adalah tentang membangun sebuah kehidupan yang berkeadaban yaitu kehidupan dengan ciri-ciri masyarakatnya menghargai sesama manusia.
"Jadi yang ingin kita petik dari makna hijrah ini adalah kemanusiaan. Bagaimana kita memperkuat rasa kemanusiaan kita di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti ini,” imbuhnya.
Menurut Musdah, rasa kemanusiaan ini bisa terbangun melalui empati, menolong antar sesama dan tidak membeda-bedakan ras, agama, maupun warna kulit. Bahkan dalam konteks Indonesia hal ini tertuang dalam Pancasila yakni sila ke-2, “Kemanusiaan yang adil dan beradab”.
“Dengan kesadaran seperti itu, maka semangat kebersamaan kita dalam menghadapi problem kebangsaan ini bisa terbangun. Di era pandemi seperti ini kita harus mengedepankan kemanusiaan kita, kita membantu siapapun. Dalam kemanusiaan kita adalah satu,” ungkapnya.
Bahkan dengan tegas aktivis perempuan kelahiran Bone 3 Maret 1958 ini mengkritisi sisi kemanusiaan yang baru-baru ini ditunjukkan oleh para aktor politik di ruang publik melalui baliho-baliho kampanye yang juga menuai kekecewaan masyarakat.
Menurutnya sangat tidak etis dilakukan saat banyak masyarakat berjuang untuk bertahan hidup di masa sulit saat ini sehingga ia menanggap hal tersebut bertentangan dengan kemanusiaan.
Terkait dengan banyaknya narasi kelompok radikal yang menentang peringatan tahun baru Islam 1 Muharram 1443H dengan dalih bid’ah, Musdah mengutarakan pendapatnya bahwasanya tidak selamanya bid’ah itu buruk sehingga sangat penting untuk dapat memahami secara positif makna lain peringatan tahun baru hijriah.
“Sejatinya peringatan 1 Muharram itu adalah upaya untuk mengangkat sejarah perjuangan Rasul Muhammad pada saat hijrah meninggalkan Mekah yang masih penuh dengan jahiliyah kepada kehidupan yang madaniyah, yang lebih baik dan berperikemanusiaan,” tuturnya. (Ant/OL-09)
Perayaan Idul Adha 1446 Hijriah menjadi ajang memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan
Mendukung Palestina bukanlah pilihan ideologis sempit, tetapi ekspresi dan pengejawantahan dari amanat konstitusi.
Ia mengatakan akar masalah konflik di Papua sangat kompleks sehingga harus diurai satu per satu mulai dari aspek kemanusiaan.
PENDIRI Universitas Malahayati dan Ketua Pembina YATBL Rusli Bintang angkat bicara di tengah kisruh internal yang terus bergulir di kampus yang didirikan lebih dari tiga dekade lalu.
PENGEBOMAN Israel di Jalur Gaza terus berlanjut pada hari pertama hari raya Idul Fitri. Beberapa serangan udara pada Minggu dini hari waktu setempat menewaskan puluhan orang.
PEMERINTAH Gaza telah memperingatkan akan bencana kelaparan di Gaza akibat penutupan perbatasan oleh Israel terhadap bantuan kemanusiaan dan medis.
BUPATI Intan Jaya, Papua Tengah, Aner Maisini mengungkapkan Hari Raya Idul Adha merupakan momen untuk memperkuat solidaritas dan toleransi umat beragama.
"Setiap ada hari besar keagamaan, warga tanpa memandang keyakinan dan namanya berkumpul, saling pengucapan selamat," jelas Kepala Dusun Thekelan Agus Supriyo.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Fondasi dari moderasi beragama yang kokoh tak hanya bertumpu pada edukasi atau pendekatan budaya semata, tetapi juga sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi masyarakat.
Dengan memahami makna semboyan bangsa tersebut maka akan muncul cinta, toleransi, dan kelembutan perlu dimiliki oleh setiap orang yang beragama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved