Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Manfaat Berolahraga di Masa Pandemi

Dr Nia Sri Ramania MSc, Dosen Kelompok Keilmuan Ilmu Keolahragaan Sekolah Farmasi ITB
10/8/2021 11:02
Manfaat Berolahraga di Masa Pandemi
Pengukuran VO2max pada populasi sampel yang tidak pernah terpapar oleh covid-19.(FOTO-FOTO: DOK ITB)

OLAHRAGA merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terukur dalam waktu yang lama, dengan peningkatan secara progresif (repetisi beban ataupun intensitas) sehingga memiliki tujuan untuk meningkatkan fungsi fisiologi tubuh seseorang (Bompa, 1994). Di tengah masa pandemi covid-19 tentunya banyak masyarakat, baik di Indonesia ataupun di dunia, yang sangat takut beraktivitas sosial, termasuk berolahraga. Alasan mereka mencegah penularan ataupun penyebaran virus, apalagi jika tidak mengikuti protokol kesehatan. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan dan juga Kementerian Keolahragaan Indonesia, bahkan badan organisasi dunia World Health Organization (WHO) memberikan suatu panduan berolahraga di tengah masa pandemi agar masyarakat tetap berolahraga demi kesehatan meskipun di tengah masa pandemi ini.

Dari uraian tersebut jelas bahwa olahraga kesehatan menjadi salah satu aspek penting dalam memerangi penyebaran covid-19. Beberapa penelitian telah mengungkapkan olahraga kesehatan dapat meningkatkan sekresi hormon endorphine sehingga dapat meningkatkan imunitas tubuh (Nia Sri Ramania, dkk, 2020). Tidak mengherankan olahraga kesehatan masuk empat kegiatan penting yang dianjurkan pemerintah dalam melawan covid-19. Keempat kegiatan penting tersebut ialah nutrisi yang baik, istirahat yang cukup, penanganan stres, dan olahraga.

Olahraga identik dengan kebugaran. Semakin tinggi tingkat kebugaran, semakin tinggi pula kualitas derajat sehat yang dimiliki seseorang. Hasil dari kegiatan olahraga kesehatan ialah tingkat kebugaran yang tinggi. Untuk itu, olahraga harus dilakukan sesuai dengan kriteria olahraga kesehatan, yaitu durasi pelaksanaannya minimal 20 menit, melibatkan minimal otot-otot besar dalam tubuh bergerak secara serempak dan berkesinambungan, serta intensitas submaksimal. Maksudnya apabila intensitas latihan seseorang maksimal, yaitu lari cepat, submaksimalnya ialah joging atau kombinasi antara joging dan lari cepat. Selain itu, denyut nadi latihan olahraga kesehatan harus dilakukan pada keadaan 220 – usia x 60% hingga 85%. Sebagai gambaran bagi seseorang yang berusia 20 tahun, denyut nadi setelah berada pada denyut nadi 140-170 denyut nadi per menit olahraga.

Hal itulah yang menjadi sorotan di masa pandemi covid-19 ini. Melalui kegiatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB, tim peneliti Kelompok Keilmuan Ilmu Keolahragaan Sekolah Farmasi ITB melakukan suatu penelitian yang bertujuan mengetahui perbedaan tingkat kebugaran antara populasi sampel yang terpapar oleh covid-19 dengan populasi sampel yang tidak pernah terpapar oleh covid-19.

Tim yang diketuai Dr Nia Sria Ramania MSc beranggotakan beberapa ahli dari KK Ilmu Keolahragaan dan KK Farmakologi Klinik, di bawah Sekolah Farmasi dibantu tim dokter RS Hasan Sadikin Bandung Bagian Rehabilitasi Medik dan peneliti muda Bagus Winata (asisten akademik KK Ilmu Keolahragaan). Tim terjun langsung ke lapangan untuk melakukan pengukuran kebugaran pada sampel yang tidak terpapar oleh covid 19 di Saraga ITB dan pada sampel terpapar oleh covid 19 di BPSDM Provinsi Jawa Barat.

Penelitian dilakukan dengan mengukur performa yang meliputi antropometri dan VO2max atau cardiorespiratory fitness setiap kategori populasi sampel tersebut. Segenap tim peneliti percaya, temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu hasil kuantitatif yang dapat dijadikan cerminan bagi masyarakat Indonesia ataupun dunia terkait dengan peran olahraga kesehatan dalam memerangi covid-19. Tim peneliti KK Ilmu Keolahragaan Sekolah Farmasi ITB, selain melakukan penelitian, mengampanyekan protokol/cara melakukan olahraga kesehatan yang benar di tengah masa pandemi ini.

Hasil penelitian
Pengukuran VO2max diambil karena menurut beberapa literasi VO2max adalah kemampuan maksimal seseorang dalam mengonsumsi oksigen saat tubuh sedang beraktivitas yang intens. Karena hal tersebut, VO2max ialah parameter emas dalam mengetahui tingkat kebugaran seseorang. Fakta menarik yang ada dalam penelitian ini ialah VO2max populasi sampel yang tidak pernah terpapar oleh covid-19 memiliki VO2max lebih baik (39 ml/min-1/kg-1) dari populasi sampel yang mengalami covid-19 (28 ml/min-1/kg-1).

Temuan dalam penelitian ini membuktikan bahwa semakin baik VO2max seseorang semakin rendah pula risiko terpapar oleh covid-19. Makna mendalam dalam temuan ini ialah tim peneliti KK Ilmu Keolahragaan mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia agar tetap aktif melakukan aktivitas olahraga, terutama olahraga kesehatan, di tengah masa pandemi ini, tentunya dengan mematuhi aturan/protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Olahraga intensitas sedang dapat meningkatkan sistem fisiologi seseorang dan meningkatkan imunitas untuk melawan virus covid-19.

Prinsip ATM
Selain melakukan pengambilan data atas penelitian ini, tim juga melakukan edukasi sekaligus sosialisasi tentang kriteria olahraga kesehatan, seperti penghitungan denyut nadi, pengenalan intensitas, dan durasi latihan olahraga kesehatan yang benar guna mendapatkan hasil yang maksimal pada tubuh kita.

Ada kesimpulan menarik dalam kegiatan penelitian ini. Selain tim berhasil mengungkapkan secara kuantitatif perbedaan VO2max antara populasi sampel yang tidak pernah terpapar oleh covid-19 dan populasi sampel yang terpapar oleh covid-19, kami menemukan satu rumusan prinsip dalam melakukan kegiatan olahraga, yaitu prinsip ATM, kepanjangan dari aman, terukur, menyenangkan. Prinsip ATM sendiri berfokus kepada beberapa hal utama dalam melakukan setiap kegiatan olahraga. Jika tidak aman, olahraga akan keluar daripada esensinya, yaitu sebagai aktivitas yang dapat meningkatkan fungsi fisiologi tubuh.

Selain itu, harus terukur. Kita dapat mengetahui kemampuan jantung kita dengan menghitung denyut nadi per menit. Hal ini dapat menggambarkan kegiatan olahraga kesehatan yang kita lakukan ada manfaatnya pada tubuh selain dapat mengetahui kemampuan tubuh kita. Jika tidak terukur, tujuan kegiatan olahraga kesehatan tidak tercapai.

Menyenangkan ialah prinsip psikologi yang harus ditanamkan bahwa olahraga kesehatan harus dilakukan dengan senang hati sehingga akan membantu fungsi fisiologi dan psikologi secara maksimal. Dengan begitu, hal ini akan berdampak baik bagi setiap pelaku olahraga. Jadi, tunggu apalagi, ayo berolahraga, dengan mematuhi aturan/protokol kesehatan di tengah masa pandemi ini. (M-4)

Tentang Penulis
Dr Sri Ramania M Sc ialah dosen Kelompok Keilmuan Ilmu Keolahragaan Sekolah Farmasi ITB. Ia menyelesaikan studi S-1 di Jurusan Pendidikan Olahraga IKIP Bandung (1991). Ia melanjutkan pendidikan S-2 di National Institute of Fitness and Sport hingga meraih master di Kanoya, Jepang (1998). Dia kemudian meraih gelar doktor di Universitas Pendidikan Bandung (2012).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya