Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tips Ibu Menaikan Kepercayaan Diri Menyusui

Ferdian Ananda Majni
08/8/2021 21:15
Tips Ibu Menaikan Kepercayaan Diri Menyusui
Seorang perempuan mengikuti lomba mewarnai peringatan Pekan Air Susu Ibu (ASI) Sedunia di Gorontalo, Gorontalo, Minggu (5/8).(ANTARA/Adiwinata Solihin)

Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar memberikan beberapa langkah yang bisa dilakukan ibu dalam proses relaktasi. Sebab, tantangan yang paling sering dikeluhkan oleh para ibu ialah merasakan ASI kurang.

"Sebenarnya fenomena ASI kurang ini kan terbentuknya karena banyak faktor, ada yang merasa ASi kurang karena nggak punya ASI perah se kulkas, ada karena anak rewel, terus ada yang merasa ASI kurang karena orang di rumahnya melihat dia gendong anak terus, ada yang merasa kurang ASI karena dia melihat orang lain, melihat influencer, melihat faktor-faktor di luar sana memang harus menyewa kulkas untuk menyimpan ASI perah, jadi ASI kurang fenomena yang luar biasa," kata Nia dalam Webinar krisis percaya diri menghantui ibu menyusui Minggu (8/8)

Menurutnya, fenomena ASI kurang ini bisa diatasi jika mengetahui cara kerja payudara, dan cara kerja laktasi dengan baik jauh sebelum melahirkan. Oleh karena itu, upaya prepare dengan mendatangi tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan yang bisa membantu untuk mencapai tujuan menyusui.

Baca juga: FSGI : Pelatihan Digital Untuk Guru Sangat Diperlukan Di Masa PJJ

"Cari rumah sakit, cari bidan dan dokter yang mau bantu supaya dia bisa IMD, bisa menyusui anaknya tanpa batasan jadwal, bisa rawat gabung dan cari faskes yang memang bisa mendampingi dia dan ngajarin dia menyusui di hari-hari pertama," ujarnya.

Dia mengaku bahwa hari-hari pertama adalah kunci keberhasilan menyusui. Sebab, menyusui pasti ada tantangan tetapi jangan mudah menyerah untuk mendapatkan bantuan yang tepat tanpa ada unsur kepentingan.

"Karena di era media sosial saat ini banjir informasi, semua bisa kasih informasi tapi kita harus bisa milih-milih informasinya, karena suka ada yang pesan sponsor di belakangnya. Cari yang berintegritas tidak jualan produk," sebutnya.

Nia menambahkan bahwa ibu-ibu tahu dimana mereka mencari bantuan yang tepat. Apabila mereka salah tempat bertanya kemungkinan mereka tidak bisa mendapatkan bantuan menyusui yang baik, positif dan komprehensif.

Sementara itu, Influencer dan ahli gizi masyarakat, Tan Shot Yen menyampaikan bahwa dengan fasilitas internet yang mudah, tentunya ibu-ibu bisa mendapatkan konseling melalui daring sehingga bisa meningkatkan kepercayaan diri untuk bisa menyusui.

"Jika kita sudah membatasi diri dengan PPKM, maka membatasi informasi itu juga penting terutama yang berseliweran di hp yang berupa iklan, jika anda dapatkan itu jangan iseng langsung hapus. Karena ibu-ibu cari ilmu malas tapi iseng jagoan, apalagi ada iming-iming susu gratis," sebutnya

Oleh karena itu, perlu dilakukan agar ibu-ibu bisa membatasi dirinya dengan apa yang dilihat di media sosial agar tidak terpengaruh dengan iklan-iklan yang menawarkan pengganti ASI.

"Orang akan disetel apa yang dia baca sesuai dengan algoritmanya dia, generasi Z yang baru-baru memiliki anak, bagaimana cara berpikir generasi Z dan mereka yang memikirkan solusinya apa? Mereka tidak terbiasa dengan evaluasinya mana?," lanjutnya.

Menurut dr Tan, trend masyarakat yang tidak terbiasa dengan leadership. Padahal berbicara menyusui adalah tentang menjadi seorang ibu sehingga butuh responding dan mengikuti perkembangan serta kebutuhan anaknya.

"Ibu-ibu jaman sekarang tidak siap jadi ibu, mereka cuma tahunya menyusui dan MPASI, kaya isi tangki motor jadi ibunya senang kalau anaknya mangap dan suap, padahal anak juga butuh stimulasi," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya