Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa pembangunan destinasi wisata di Taman Nasional Komodo sudah mencapai 95%. Proses pembangunan pun terus berlanjut dan ditargetkan rampung pada awal September mendatang.
"Pembangunan sudah 95%, lanjut sambil UKL UPL diselesaikan oleh PUPR," ungkap Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem KLHK Wiratno kepada Media Indonesia, Rabu (4/8)
Pihaknya menghargai usulan UNESCO untuk Taman Nasional Komodo. Namun, dia menegaskan bahwa pembangunan tersebut bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kunjungan dengan skala internasional.
Baca juga: UNESCO Minta Indonesia Hentikan Sementara Proyek di Taman Nasional Komodo
"Ini mau selesai akhir Agustus atau awal September. Nanti, kita buat manajemen pengunjung dan kualitas kunjungan. Juga ada Information center besar, agar pengunjung dapat mengetahui sejarah alam, pulau-pulau dan komodo yang sangat purba ini," imbuh Wiratno.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pembangunan destinasi wisata hanya 1% dari total wilayah, yakni Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Pulau Padar. "Pembangunan untuk sarana dan prasarana luasnya tidak ada 1 hektare dari Taman Nasional Komodo, yang luasnya mencapai 173.300 hektare," pungkasnya.
Menyoroti kekhawatiran UNESCO terkait ekosistem Taman Nasional Komodo yang menjadi salah satu World Heritage, pihaknya memastikan terus memantau kondisi dan dampak lingkungan dari pembangunan.
Seperti, 3.022 komodo yang hidup di Taman Nasional Komodo tidak merasakan dampak pembangunan tersebut. Lebih spesifik, dia menyebut ada 1.320 ekor komodo yang hidup di sekitar Pulau Rinca, yang kini tengah dibangun.
Baca juga: BOR RS Menurun, Sandiaga: Ada Titik Terang Pembukaan Wisata
"Ada 8 ekor komodo yang paling sering aktif di sekitar pembangunan. Kita sudah memantau dampak kegiatan aktivitas manusia dan tidak terbukti ada komodo yang terbunuh atau meninggal," ungkap Wiratno.
Terkait isu pengusiran masyarakat setempat, dia memastikan hal itu juga tidak terjadi. Bahkan, mayarakat di sana turut merasakan dampak positif pembangunan Taman Nasional Komodo.
"Dibangun pagar agar Komodo tidak masuk. Sekarang, dibangun pagar di Kampung Komodo dan Kampung Rinca. Di sana juga sudah ada geliat wisata, seperti diving," terangnya.(OL-11)
KEPALA Subdit Ditjen KLHK Yuli Prasetyo Nugroho menuturkan terdapat beberapa kearifan lokal dari masyarakat adat yang dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah sisa makanan (food waste).
Kayu itu dikumpulkan untuk kemudian direbus. Sebanyak 10 kg kayu mangrove, direbus dengan 10 liter air untuk menghasilkan 7 liter cairan tinta.
Program pembagian bibit pohon gratis yang digagas KLHK menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
Dalam mengelola sampah kemasan, GCPI bekerja sama dengan Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO),
Pendanaan konservasi ini memerlukan anggaran besar sehingga memerlukan kontribusi semua pihak untuk menutup gap antara anggaran dengan kebutuhan yang tersedia.
Sebagai penggagas Revolusi Hijau, Hanif Faisol banyak meraih penghargaan. Pada 2020, ia dipromosikan menjadi Sekretaris Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan di KLHK.
KOMODO gemoy atau disingkat Komoy menghadirkan ikon ekonomi kreatif khas Indonesia Timur. Kali ini, Komoy beraksi di tengah rangkaian acara untuk anak-anak di Maluku City Mall (MCM).
Delapan wisatawan yang berlayar bersama KM Monalisa 1 berhasil diselamatkan kru KM Tsamara yang kebetulan melintas di lokasi yang sama.
Wacana sistem buka tutup kawasan taman nasional dilakukan untuk pemulihan (recovery) ekosistem kawasan akibat aktivitas wisata.
Komodo Travel Mart digelar pada 6-9 Juni 2024 di Labuan Bajo setelah sebelumnya sempat terhenti sejak 2018.
TIM SAR Gabungan mengevakuasi seorang warga Pulau Komodo yang digigit Komodo
Pada Maret 2024, total Komodo yang teridentifikasi di Pulau Rinca adalah sebanyak 1.427 ekor atau bertambah sebanyak 169 ekor dibandingkan tahun sebelumnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved