Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MASA depan suatu bangsa sangat bergantung pada generasi penerusnya. Generasi yang kuat, sehat dan unggul akan mendukung pembangunan dan mewujudkan cita-cita bangsa di masa datang. Lantas, membangun bangsa harus dimulai dengan membangun manusianya sejak usia 0 (nol) bulan.
Meski bangsa kita tengah menghadapi pandemi yang berlangsung lama, menjamin kesehatan anak sebagai generasi penerus merupakan tanggung jawab semua pihak. Mulai dari pemerintah, lingkungan masyarakat hingga keluarga sendiri harus tetap memenuhi hak-hak anak termasuk kesehatan dan tumbuh kembangnya.
Hal tersebut dilakukan seorang ibu satu anak, Yohana Sabina Naru di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Menjalani masa kehamilan hingga persalinan di tengah situasi sulit ini tak mengurangi komitmennya untuk memenuhi kewajiban sebagai orang tua.
Bersama suami, dia terus berusaha memberikan yang terbaik bagi sang buah hatinya. Namun, tentu saja dengan tetap waspada dan penuh kehati-hatian terhadap bahaya covid-19.
"Di masa pandemi ini kan sebenarnya ada pembatasan untuk pemeriksaan kehamilan, kecuali ada komplikasi atau masalah dalam kehamilan. Jadi lebih berusaha untuk memantau sendiri di rumah," ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa (3/8).
Sebagai seorang ibu, Yohana mengakui dirinya khawatir dengan adanya pandemi yang berdampak pada kesehatan. Sebisa mungkin dirinya berusaha mengurangi interaksi termasuk untuk mengunjungi fasilitas kesehatan.
Dengan berbekal buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2020 yang diperolehnya sejak awal pemeriksaan kehamilan di Puskesmas, Yohana bisa merasa lebih tenang. Sebab, buku tersebut sangat membantu untuk tetap memantau tumbuh kembang si kecil dari rumah.
"Informasi dasar tentang kesehatan, terus menjaga pola hidup sehat bagi anak itu kan sudah ada dalam buku KIA. Tinggal kalau keadaan anak menyimpang dari ini isi buku baru mencari pertolongan ke petugas kesehatan," tutur Yohana.
Lebih lanjut, perempuan berusia 28 tahun ini membeberkan bahwa buku KIA 2020 versi terbaru saat ini sudah sangat lengkap untuk dijadikan pendoman pemantuan kesehatan ibu dan anak di masa pandemi. Lewat buku tersebut, orang tua bisa memahami apa yang harus dilakukan mulai dari memperhatikan kesehatan, nutrisi hingga memberi stimulasi kepada balita.
Bahkan, dalam buku KIA sudah disediakan lembaran catatan kelahiran yang bisa digunakan untuk mengurus akta kelahiran. Selain itu juga sudah terintegrasi dengan Kartu Menuju Sehat (KMS). Sehingga buku KIA 2020 versi terbaru menjadi panduan wajib yang harus dimiliki ibu di masa pandemi ini.
Meski demikian, Yohana mengatakan bahwa penggunaan grafik yang cukup banyak dalam buku versi terbaru itu memang tidak mudah dipahami semua ibu. Secara khusus di daerah-daerah perlu lebih digencarkan lagi sosialisasi agar masyarakat khususnya para ibu benar-benar memahami cara penggunaannya. "Mungkin karena masih baru jadi belum terbiasa, dari sisi pengguna maunya kita liat dalam bentuk angka, kalau grafik agak bingung," ucapnya.
Mengingat masih dalam masa sulit akibat pandemi covid-19, Yohana pun berharap pemerintah baik pusat dan daerah bisa memberi perhatian lebih bagi ibu dan anak. Bagaimana pun juga mereka merupakan kelompok masyarakat atau usia dengan risiko tinggi terpapar virus. Kesehatan, nutrisi dan juga akses ke fasilitas kesehatan perlu diprioritaskan bagi ibu dan anak.
Adapaun, Plt. Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan drg. Kartini Rustadi, M.Kes menyampaikan pentingnya buku KIA 2020 bagi keluarga untuk memantau kesehatan anak. Khusus di masa pandemi buku tersebut sangat direkomendasikan penggunaannya.
"Pentingnya buku KIA di masa pandemi kalau kita baca dengan teliti, kita perhatikan dan terapkan itu bisa menjadi pedoman dalam memantau tumbuh kembang anak di masa pandemi," ungkapnya dalam webinar 'Pentingnya Buku KIA untuk Orang Tua Pantau Kesehatan & Tumbuh Kembang Anak di Masa Pandemi' yang merupakan kolaborasi antara Kementerian Kesehatan dan PT Tirta Investama yang tergabung dalam grup Danone di Indonesia dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional 2021, beberapa waktu lalu.
Kartini mengajak para konten kreator, bloger, pegiat media sosial hingga media massa untuk turut mensosialisasikan buku tersebut. Pasalnya, berbagai pemberitaan hingga kabar hoaks telah membuat orang tua khawatir untuk mengunjungi fasilitas kesehatan anak atau mengikuti posyandu.
Hal itu, kata dia sangat berpengaruh pada kesehatan dan tumbuh kembang anak. Mengingat pada masa balita merupakan usai emas untuk memastikan anak tumbuh sesuai dengan usia. "Jika tidak dipantau dan dipastikan anak tumbuh sesuai usianya, maka kita kehilangan masa depan bangsa kita. Masa depan bangsa tergantung pada kita dalam mendukung tumbuh kembang anak. Memastikan bahwa anak-anak kita mendapat hak-hak mereka," tuturnya.
Lewat buku KIA, orang tua bisa memantau tumbuh kembang anak secara mandiri. Sehingga, semua stakeholders harus bergerak bersama mempromosikan dan memberi edukasi pentingnya buku tersebut di masa sulit ini.
VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto mengatakan bahwa di masa pandemi semua aspek terdampak. Di sektor kesehatan anak, kegiatan posyandu dan fasilitas kesehatan terhambat. "Untungnya ada buku KIA yang sudah disusun secara lengkap dan komprehensif oleh Kemenkes. Ini bisa digunakan orang tua manapun secara konsisten dan standar yang sama," ujarnya.
Lantas, dia juga meminta semua pihak untuk ikut menyebarluaskan buku tersebut khususnya kepada orang tua. Sehingga orang tua bisa lebih paham dan memanfaatkan buku tersebut di saat fasilitas kesehatan terhambat karena pandemi.(H-1)
Masalah obesitas semakin meresahkan masyarakat Indonesia, dengan data terbaru dari WHO menunjukkan peningkatan yang signifikan, terutama pada wanita.
Skrining akan adanya faktor risiko di atas dilakukan minimal setahun sekali. Skrining dapat dilakukan di puskesmas, puskesmas pembantu, dan posyandu.
Tema hari Pencegahan Bunuh Diri 2024 adalah “Changing the Narrative on Suicide”
Sekitar 65 juta anak di dunia menderita mata minus dan diprediksi meningkat menjadi 275 juta di tahun 2050.
Cara penyimpanan makan juga memiliki potensi untuk merusak kandungan nutrisi atau gizi yang terdapat dalam makanan yang nantinya hendak dikonsumsi.
Pemerintah tengah mempersiapkan pelaksanaan vaksinasi covid-19 di seluruh Tanah Air agar pelaksanaan program tersebut berjalan baik.
Terobosan pencapaian layanan ini perlu terus ditingkatkan, salah satunya melalui upaya kerja sama dengan ekosistem Gojek.
Alpukat Betawi adalah salah satu bentuk akses langsung kepada warga DKI Jakarta untuk mengajukan pelayanan administrasi kependudukan.
Atas kecepatan layanan administrasi kependudukan ini, GS menyampaikan terima kasih kepada jajaran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Depok.
UU tersebut menekankan pentingnya fase 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak sehingga akan berperan penting menghadirkan generasi unggul di masa depan
KADER Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) menjadi garda terdepan dalam penyediaan layanan kesehatan yang menjangkau hingga pelosok Nusantara. Pemerintah pun serius
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved