Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Kunjungan ke Pameran Virtual Yidaki: Didgeridu and the Sound of Australia

Henry Hokianto
16/7/2021 06:00
Kunjungan ke Pameran Virtual Yidaki: Didgeridu and the Sound of Australia
Pameran Yidaki: Didgeridu and the Sound of Australia di Museum Nasional Australia(MI/Henry Hokianto)

KUNJUNGAN ke pameran Yidaki: Didjeridu and the Sound of Australia di Museum Nasional Australia digelar oleh Konsulat Jenderal Australia di Makassar bersama dengan Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

Pameran tersebut dilakukan sebagai bagian dari perayaan pekan NAIDOC 2021. Pekan NAIDOC digelar setiap tahun untuk menghormati budaya, sejarah, dan prestasi penduduk asli Australia.

Pameran tersebut bercerita bagaimana penduduk asli Australia bisa memiliki ikatan dengan penduduk di Sulawesi Utara yang menjadi cikal bakal hubungan antara Indonesia dan Australia.

Di pintu masuk, para peserta bisa melihat poster yang menunjukkan nama pameran tersebut dengan foto dari Djalu yang sering kali dianggap sebagai Dalai Lama versi Australia.

MI/Henry Hokianto

Saat masuk, para peserta bisa melihat replika dari stringy bark forest dengan pencahayaan yang redup. Stringy bark forest adalah sebuah tempat berlindung dan juga tempat tinggal orang-orang Yolngu.

MI/Henry Hokianto

Di dalam pameran tersebut terdapat sebuah didgeridoo yang unik karena terbuat dari bambu. Biasanya, didgeridoo terbuat dari pohon stringy bark. Didgeridoo itu juga merupakan didgeridoo tertua yang ditampilkan dalam pameran tersebut karena berasal dari 1817.

MI/Henry Hokianto

Selain didgeridoo tua, mereka juga menampilkan didgeridoo yang lebih modern.

MI/Heny Hokianto

Uniknya, di dalam gedung pameran itu terdapat lampu-lampu yang jika dilihat memberikan efek seperti petir yang menyambar. Alasannya adalah karena Didgeridoo melambangkan interaksi antara manusia dan alam sehingga diberikan efek hiasan seperti petir yang menunjukkan interaksi kuat antara manusia dan alam yang dilambangkan oleh Didgeridoo.

Didgeridoo juga dikatakan mengeluarkan suara yang menyerupai suara petir.

Pameran tersebut juga memperkenalkan sosok Djalu yang menjadi semacam Duta Besar bagi orang aborigin karena telah meneruskan pengetahuan, budaya, dan menjadi guru spiritualitas dan meneruskan ilmu-ilmunya kepada generasi yang lebih muda.

Tidak hanya untuk didengarkan, pameran itu menjelaskan bahwa Didgeridoo juga bisa dirasakan.

Di dalam pameran tersebut terdapat Thunderbolt yang berbentuk seperti alas yang jika para pengunjung naik ke atas alas tersebut, pengunjung bisa merasakan getaran yang mengalir ke seluruh tubuh.

MI/Henry Hokianto

Para pengunjung bisa melihat didgeridoo milk Djalu yang dihiasi gambar ular pelangi yang dipercayai masyarakat aborigin sebagai pencipta tanah dan kehidupan mereka. Itu juga dianggap sebagai simbol dari kehidupan

MI/Henry Hokianto

Para pengunjung juga bisa melihat proses pembuatan didgeridoo dan juga beberapa koleksi didgeridoo lainnya yang dimiliki pameran tersebut.

MI/Henry Hokianto

MI/Henry Hokianto

Di penghujung acara, para peserta diberikan beberapa kuis, dan yang bisa menjawabnya dengan tepat akan mendapatkan hadiah. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik