INDONESIA memiliki banyak ragam, corak, dan juga jenis batik. Selain itu batik khas Indonesia juga telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009.
Jika membicarakan batik, Yogyakarta dan Solo menjadi destinasi pertama yang muncul di benak. Kedua kota tersebut terkenal dengan motif batiknya yang unik dan banyaknya lokasi sentra batik. Salah satu motif yang cukup menarik perhatian para pecinta batik adalah motif Batik Keraton Yogyakarta dan Batik Keraton Solo.
Batik Keraton adalah jenis batik yang dikembangkan dan digunakan di lingkungan keraton, baik Keraton Yogyakarta maupun Surakarta. Batik ini juga merupakan salah satu nenek moyang dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia.
Motifnya mengandung beragam makna filosofi hidup dan banyak terilhami dari kebudayaan Hindu-Jawa. Penggunaan batik ini pun juga diatur oleh norma-norma keraton.
Walaupun kedua batik tersebut identik dengan nama “Keraton,” namun Batik Keraton Yogya dan Solo memiliki perbedaan yang cukup kontras.
Baca juga: Kunjungan Virtual ke Museum Batik Indonesia
Melalui kunjungan virtual Museum Batik Indonesia yang diadakan pada Rabu (14/7), Edukator Museum Batik Indonesia Sasrita Kanya dan Asri Hayati Nufus menjelaskan perbedaan Batik Keraton Yogya dan Keraton Solo.
Perbedaan kedua batik tersebut berada pada warna dasar yang digunakan. Batik Keraton Yogya memiliki tampilan warna dasar putih mencolok bersih, sedangkan Batik Keraton Solo memiliki tampilan warna dasar yang gelap.
“Batik Keraton Yogya memiliki latar putih, sedangkan Batik Keraton Solo memiliki warna latar coklat,” ujar Kanya.
Selain warna, perbedaan kedua batik tersebut ada pada motifnya. Batik Keraton Yogya memiliki motif yang lebih besar dan geometris (sisi kanan kiri sama). Contoh motif yang ada pada batik ini adalah motif kawung, yang terinspirasi dari buah pohon aren atau kolang-kaling.
Sedangkan Batik Keraton Solo memiliki detail yang lebih kecil dan bentuknya lebih acak. Perbedaan ini muncul tidak lepas dari perjanjian Giyanti tahun 1755 yang memecah Kasultanan Mataram menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, dimana segala macam tata adibusana, termasuk batik diserahkan sepenuhnya oleh Keraton Surakarta kepada Keraton Yogyakarta.(OL-5)