Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Keunikan Riko Kini Terhenti

Dony Tjiptonugroho
10/7/2021 09:25
Keunikan Riko Kini Terhenti
Almarhum Riko Alfonso, Asisten Redaktur Bahasa Media Indonesia(Dok. Pribadi)

PAGI menjadi terasa terik karena kabar duka datang lewat ponsel saya. Riko Alfonso, rekan kerja di bagian bahasa Media Indonesia, mengembuskan napas terakhirnya setelah terpapar oleh covid-19.

Di RSUD Bogor pukul 02.25, Riko menghadap Sang Khalik, meninggalkan istri dan seorang putri berusia 13 tahun. Saya yang sudah mengenalnya 27 tahun seperti terlempar ke masa kuliah, masa awal berkenalan dengannya, yang tiba-tiba terasa bagai baru kemarin.

Awal kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Indonesia, sosoknya yang tinggi besar mencolok di antara kami yang rata-rata. Ternyata Riko ialah pribadi hangat dan humoris.

Yang menonjol saat kuliah ialah kesukaannya membuat karikatur apa saja, dari wajah khas kawan asal Pemalang hingga gaya dosen mengajar, termasuk gaya Sapardi Djoko Damono di kelas pengkajian puisi. Ia juga membuat karikatur majalah jurusan kami, Gaung. Ia pernah menggambarkan pertarungan bahasa Indonesia dengan bahasa asing dengan dua petinju bergaya petarung jalanan—tangan dan kaki dipakai sekaligus.

Bersama beberapa kawan, ia membentuk sanggar cerita anak yang memproduksi beberapa kisah, direkam berbentuk kaset. Kover kaset-kaset tersebut didesain dan diisi ilustrasi oleh Riko. Ia juga membuat seluruh ilustrasi dalam buku bahan ajar uji coba untuk pendokumentasian bahasa Pagu di Halmahera Utara 2015-2016 karya kawan kuliahnya yang peneliti dan pengajar.

Karena hobinya itu, saya terkejut ketika tahu Riko selulus kuliah bekerja sebagai editor bahasa di Harian Umum ABRI.

Pada 2000, Riko mulai berkarier di Media Indonesia. Di harian ini, ia merasakan penghargaan dari Badan Bahasa, yaitu penobatan Media Indonesia menjadi surat kabar berbahasa Indonesia terbaik pada 2006, 2017, dan 2018, serta media massa berdedikasi dalam berbahasa Indonesia pada 2019 dan 2020.

Riko mulai menuangkan gagasan tentang bahasa di rubrik Bidasan Bahasa Media Indonesia pada 2007. Tulisannya pada 27 Juni 2021 tentang eufemisme yang menyesatkan ternyata karya terakhirnya.

Meski Riko menjadi editor bahasa, hobinya menggambar jalan terus. Ia bahkan ikut kursus desain grafis. Di tempat kursus itulah ia bertemu dengan perempuan yang kelak dipersuntingnya, Nur Laela.

Bagi saya, kepribadian Riko menjadi unik. Urusan gambar terkait dengan otak kanan, sedangkan mengedit menonjolkan otak kiri. Lebih dari dua dekade ia melakukan keduanya. Semua itu kini terhenti. Selamat jalan, kawan. (Don/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik