Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Dua Obat Arthritis Turunkan Risiko Kematian Covid-19

Basuki Eka Purnama
07/7/2021 11:36
Dua Obat Arthritis Turunkan Risiko Kematian Covid-19
Dokter merawat pasien covid-19 di ruang ICU di sebuah rumah sakit di Houston, Texas, AS.(AFP/Go Nakamura / GETTY IMAGES NORTH AMERICA)

OBAT arthritis, tocilizumab dan sarilumab, menurunkan risiko kematian dan kebutuhan penggunaan ventilator bagi pasien covid-19. Hal itu terungkap dalam penelitian terhadap hampir 11 ribu pasien covid-19 yang dirilis Selasa (6/7).

Penelitian yang diterbitkan di Journal of the American Medical Association itu mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk merekomendasikan penggunakaan obat, yang dikenal sebagai IL-6 inhibitor itu, sebagai tambahan pada penggunaan kortikosteroid bagi pasien covid-19 dengan gejala parah.

Manu Shankar-Hari, dosen di King's College London yang merupakan pemimpin penelitian itu, mengatakan penelitian itu membuktikan keampuhan obat itu setelah penelitian awal penggunaan obat itu menunjukkan hasil yang beragam.

Baca juga: Tanggulangi OTG, TNI Siapkan 650 Tempat Tidur

Bagi pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit, pemberian salah satu obat itu bersama dengan kortikosteroid mengurai risiko kematian hingga 17% dibandingkan jika hanya menggunakan kortikosteroid saja.

Pada pasien yang tidak menggunakan ventilator, risiko menggunakan alat pernafasan itu atau kematian menurun hingga 21% dibandingkan jika hanya menggunakan kortikosteroid saja.

Pasien covid-19 yang parah mengalami reaksi sistem imunitas berlebihan yang dikenal sebagai badai sitokin yang bisa menyebabkan kerusakan organ parah atau bahkan kematian.

Tocilizumab dan sarilumab biasa digunakan untuk pengobatan rheumatoid arhritis, kondisi autoimun, dengan menghalangi efek interleukin (IL)-6, tipe protein yang disebut sitokin yang memberi sinyal kepada tubuh untuk memberikan tanggapan inflamasi.

Sebelumnya, penelitian mengenai apakah IL-6 inhibitor bisa bermanfaat bagi pasien covid-19 parah memiliki hasil yang beragam, tidak berguna, dan bahkan berbahaya.

Hal itu memicu WHO mengoordinasikan penelitian baru yang mengombinasikan data dari 27 uji acak yang digelar di 28 negara.

Analisa dilakukan terhadap informasi dari 19.903 pasien, yang 6.559 dari mereka diberi obat IL-6 inhibitor dan 4.481 lainnya diberi placebo.

Hasilnya, risiko kematian dalam tempo 28 hari adalah 22% dibandingkan rikos 25% mereka yang mendapatkan perawatan biasa.

Hasilnya lebih baik pada pasien yang juga menerima kortikosteroid, dengan risiko kematian menjadi 21% dari sebelumnya 25%.

Hal itu berarti dari 100 pasien ada tambahan 4 pasien yang akan selamat.

Penelitian itu juga mempelajari pengaruh obat itu pada pasien yang dipasangkan ventilator.

Di antara pasien yang dipasangi ventilator yang juga mendapatkan kortikosteroid, risiko kematian menjadi 26% pada mereka yang menerima IL-6 inhibitor ketimbang sebelunya 33%. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya