Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
OBAT arthritis, tocilizumab dan sarilumab, menurunkan risiko kematian dan kebutuhan penggunaan ventilator bagi pasien covid-19. Hal itu terungkap dalam penelitian terhadap hampir 11 ribu pasien covid-19 yang dirilis Selasa (6/7).
Penelitian yang diterbitkan di Journal of the American Medical Association itu mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk merekomendasikan penggunakaan obat, yang dikenal sebagai IL-6 inhibitor itu, sebagai tambahan pada penggunaan kortikosteroid bagi pasien covid-19 dengan gejala parah.
Manu Shankar-Hari, dosen di King's College London yang merupakan pemimpin penelitian itu, mengatakan penelitian itu membuktikan keampuhan obat itu setelah penelitian awal penggunaan obat itu menunjukkan hasil yang beragam.
Baca juga: Tanggulangi OTG, TNI Siapkan 650 Tempat Tidur
Bagi pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit, pemberian salah satu obat itu bersama dengan kortikosteroid mengurai risiko kematian hingga 17% dibandingkan jika hanya menggunakan kortikosteroid saja.
Pada pasien yang tidak menggunakan ventilator, risiko menggunakan alat pernafasan itu atau kematian menurun hingga 21% dibandingkan jika hanya menggunakan kortikosteroid saja.
Pasien covid-19 yang parah mengalami reaksi sistem imunitas berlebihan yang dikenal sebagai badai sitokin yang bisa menyebabkan kerusakan organ parah atau bahkan kematian.
Tocilizumab dan sarilumab biasa digunakan untuk pengobatan rheumatoid arhritis, kondisi autoimun, dengan menghalangi efek interleukin (IL)-6, tipe protein yang disebut sitokin yang memberi sinyal kepada tubuh untuk memberikan tanggapan inflamasi.
Sebelumnya, penelitian mengenai apakah IL-6 inhibitor bisa bermanfaat bagi pasien covid-19 parah memiliki hasil yang beragam, tidak berguna, dan bahkan berbahaya.
Hal itu memicu WHO mengoordinasikan penelitian baru yang mengombinasikan data dari 27 uji acak yang digelar di 28 negara.
Analisa dilakukan terhadap informasi dari 19.903 pasien, yang 6.559 dari mereka diberi obat IL-6 inhibitor dan 4.481 lainnya diberi placebo.
Hasilnya, risiko kematian dalam tempo 28 hari adalah 22% dibandingkan rikos 25% mereka yang mendapatkan perawatan biasa.
Hasilnya lebih baik pada pasien yang juga menerima kortikosteroid, dengan risiko kematian menjadi 21% dari sebelumnya 25%.
Hal itu berarti dari 100 pasien ada tambahan 4 pasien yang akan selamat.
Penelitian itu juga mempelajari pengaruh obat itu pada pasien yang dipasangkan ventilator.
Di antara pasien yang dipasangi ventilator yang juga mendapatkan kortikosteroid, risiko kematian menjadi 26% pada mereka yang menerima IL-6 inhibitor ketimbang sebelunya 33%. (AFP/OL-1)
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved