Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mendorong para orangtua untuk memenuhi gizi anak sebagai langkah percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.Itu penting karena stunting merupakan salah satu problematika serius dalam tumbuh kembang anak yang juga berpengaruh terhadap kecerdasan (IQ) anak.
Ia menjelaskan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang disebabkan kekurangan gizi kronis maupun infeksi berulang terutama pada seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu 270 hari selama kehamilan dan 2 tahun pertama kehidupan anak.
“Anak yang mengalami stunting memiliki risiko yang jauh lebih tinggi dalam berbagai sektor kehidupannya. Anak lebih rentan terkena penyakit kronis, seperti diabetes dan kanker sehingga meningkatkan mortalitas. Secara kognitif, stunting juga berpengaruh terhadap berkurangnya Intellegence Qoutient (IQ) secara signifikan,” tutur Menteri Bintang dalam keterangannya, Selasa (15/6).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, angka stunting nasional mengalami penurunan dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 30,8 persen pada 2018. Kemudian, menurut hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada 2019, stunting berada pada angka 27,7 persen. “Meski demikian, angka ini masih cukup jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yaitu sebesar 14 persen,” imbuhnya.
Kemen PPPA juga telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi stunting di Indonesia, diantaranya pendampingan melalui Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) untuk memberikan edukasi mengenai pengasuhan berbasis hak anak, termasuk terkait gizi anak; program pemenuhan hak anak atas gizi seimbang; mendorong pembangunan pelayanan kesehatan publik yang ramah anak; hingga mendorong penyediaan kebutuhan spesifik bagi perempuan dan anak dengan bekerja bersama Kementerian/Lembaga maupun dunia usaha agar gizi anak tetap terpenuhi.
Menurut Menteri Bintang, permasalahan stunting juga memiliki keterkaitan dengan isu-isu ketidaksetaraan gender serta isu perempuan dan anak lainnya. “Perempuan merupakan kelompok masyarakat yang lebih miskin dibandingkan dengan laki-laki (OCED, 2019). Hal ini menyebabkan mereka hidup dalam lingkungan yang kurang sehat dan gizinya tidak terpenuhi. Padahal, perempuan yang sehat akan melahirkan anak-anak yang sehat pula,” ungkapnya.
Selain itu, Menteri Bintang juga menyebutkan akses terhadap layanan kesehatan yang kurang serta permasalahan gizi sejak dini dapat menyebabkan perempuan menderita anemia. “Perempuan yang mengalami anemia akan rentan melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah dan stunting. Sungguh memprihatinkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2018, 48,9 persen ibu hamil mengalami anemia, baik di desa maupun di kota,” pungkasnya.(H-1)
Salah satu ciri kulit terlalu sering dieksfoliasi adalah kulit terasa seperti tertarik setelah mencuci muka.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 29% remaja usia 10–19 tahun di Indonesia mengalami gejala gangguan kesehatan mental.
Justin Timberlake mengungkap diagnosis penyakit Lyme yang dideritanya. Sang istri, Jessica Biel, disebut menjadi pendukung utama dalam proses pemulihannya.
Penelitian Universitas Negeri Ohio ungkap warga yang tinggal dekat laut punya harapan hidup lebih panjang. Faktor lingkungan dan sosial jadi kunci utama.
Pemkab Manggarai Barat, NTT, mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan tes VCT (Voluntary Counselling and Testing) guna mendeteksi HIV secara dini.
Latihan beban atau latihan kekuatan, tidak hanya memberi manfaat pada kesehatan otot dan tulang, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan otak.
Kuatkan Ekosistem Perlindungan Perempuan dan Anak di Jawa Timur Lewat Kerja Sama Multisektor
ANAK-anak yang bahagia dan canda tawa mereka mewarnai dunia. Momen Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada 23 Juli 2025 memberikan ruang untuk merayakan dengan kegiatan yang seru.
Berdasarkan hasil survei nasional pengalaman hidup anak dan remaja 2024, kekerasan kepada anak baik fisik, digital, hingga seksual masih menjadi masalah yang harus ditangani.
Kementerian PPPA juga dikatakan sudah berkolaborasi dan bersinergi dengan seluruh kementerian dan lembaga untuk bersama-sama mendukung pelaksanaan Hari Anak Nasional.
MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi, memaparkan beberapa dampak buruk penggunaan gawai bagi anak-anak.
Sejak Januari hingga 14 Juni 2025, pelaporan yang masuk di Kementerian PPPA lebih dari 11.800. Kemudian laporan meningkat tajam menjadi sekitar 13 ribu per 7 Juli 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved